2.5.20


PERMASALAHAN PENDIDIKAN BANGSA SEBAGAI REFLEKSI DI HARDIKNAS

Andi Purnawan/19310410002
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Dosen Pembimbing: Dr. Arundati Shinta, MA
.
(Sumber Gambar: IDN Times)


Telah diketahui bersama bahwa cita-cita semua bangsa di dunia ini yaitu menjadi negara yang maju. Salah satu yang memengaruhi maju tidaknya suatu negara adalah faktor pendidikan. Pendidikan adalah tonggak kemajuan suatu bangsa. Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dari sebuah pendidikan.  Proses mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas menjadi poin penting dalam keberadaan suatu pendidikan. Mengingat akan sumber daya manusia dalam memajukan bangsa terus tergantikan. Akan tetapi, Indonesia merupakan negara dengan tingkat pendidikan yang masih tergolong belum maju jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Banyak faktor yang mendasari tertinggalnya pendidikan di Indonesia ini. Maka dari itu, pemerintah terus mengevaluasi sistem pendidikan Indonesia di setiap tahunnya, terutama saat memasuki tahun ajaran baru.
Mahalnya biaya pendidikan merupakan penyebab yang dirasa dari dulu menjadi alasan akan tertinggalnya pendidikan di negeri ini. Sering kali anak-anak yang berada di bawah garis kemiskinan sekolahnya akan terbengkalaikan. Hal tersebut dikarenakan dari pihak orang tua sudah tidak bisa menyanggupi biaya sekolah dan lebih mementingkan kebutuhan ekonomi sehari-harinya. Untuk itu pemerintah saat ini terus berupaya agar faktor kemiskinan tidak menjadi alasan seseorang untuk tidak sekolah atau melanjutkan studinya. Salah satunya dengan cara memberikan fasilitas beasiswa kurang mampu untuk menunjang pendidikan. Akan tetapi, terkadang beasiswa tersebut saat ini dirasa belum bisa dikatakan merata melihat masih ada anak-anak yang mengalami putus sekolah. Untuk itu, adanya evaluasi dan pemantauan beasiswa dirasa sangat penting agar tidak ada lagi kasus berhenti sekolah karena tekanan biaya dan juga penerimaan biaya yang tidak tepat sasaran.
Faktor berikutnya yaitu anggapan kurang pentingnya suatu pendidikan, terutama pendidikan tinggi. Ekonom Universitas Indonesia (UI) Lana Soelistianingsih mengatakan, salah satu penyebab tingginya kemiskinan ialah faktor struktural atau masyarakat yang tidak ingin berkembang mengubah nasib melalui pendidikan. Sebagian masyarakat masih menilai bahwa pendidikan itu bukan bagian terpenting untuk mengurangi kemiskinan (Ningrum, 2018).  Sekolah maupun universitas adalah tempat bagi seseorang untuk belajar sebelum terjun ke dunia kerja maupun  usaha . Apabila proses pembelajaran dilaksanakan dengan benar tanpa adanya kecurangan agar hanya dapat lulus, maka seseorang akan merasakan manfaat dari sekolah tersebut. Seorang teknisi mesin lulusan sekolah teknik mesin (STM) ataupun sarjana teknik tidak akan merusak mesin yang harganya puluhan milyar karena mengetahui prosedur penanganannya atau perbaikannya. Bandingkan apabila seorang teknisi mesin yang berasal dari pengalaman saja tanpa sekolah, maka teknisi tersebut mungkin saja dapat merusak mesin karena belum tahu prosedurnya serta sistem coba – coba. Itulah pentingnya suatu pendidikan.
Faktor selanjutnya, beban administrasi dan minimnya pendidik yang berkualitas di negeri ini. Guru merupakan salah satu faktor utama yang bisa membuat seorang anak memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik. Hal tersebut dikarenakan guru fokus dengan beban administrasi. Melansir dari CCN Indonesia, Presiden RI Joko Widodo menilai kebanyakan guru saat ini tidak fokus kegiatan mengajar karena terlalu sibuk mengurus persoalan administrasi di sekolah. Alhasil beban administrasi para guru itu pun menjadi persoalan dalam pendidikan di Indonesia. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan kualitas pendidikan profesi guru juga akan ditingkatkan. Kemendikbud bakal mendorong program pendidikan profesi guru di berbagai institusi lokal dan internasional. Untuk menciptakan pendidikan yang unggul di Indonesia, perlu adanya para cerdik cendikiawan. Hal tersebut tentu dibutuhkan pengajar yang profesional dan bukan yang hanya asal bisa mentransfer materi  ke anak didiknya.
Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada hari Sabtu, 02 Mei 2020 ini merupakan refleksi bagi bangsa untuk kemajuan pendidikan di masa mendatang. Semangat juang Bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantara harus selalu digaungkan. Persoalan pendidikan di negeri ini menjadi PR penting bagaimana bangsa memajukan pendidikan agar tidak ketinggalan dengan negara-negara lain ke depannya. Kesadaran akan pentingnya suatu pendidikan harus diedukasikan bersama. Bangsa Indonesia membutuhkan generasi yang kritis pikirnya. Untuk itu perlunya perubahan sistem pendidikan ke arah yang lebih baik harus segera terealisasi. Selamat Hari Pendidikan Nasional.

Referensi:
Ningrum, Desi Aditia. (2018). Anggapan Pendidikan Tidak Penting Penyebab Kemiskinan Masih Tinggi di Indonesia. Merdeka.Com.
https://www.merdeka.com/uang/anggapan-pendidikan-tidak-penting-penyebab-kemiskinan-masih-tinggi-di-indonesia.html (diakses pada 02 Mei 2020).
Redaktur. (2020). Jokowi Nilai Beban Administrasi Guru Jadi Masalah Pendidikan. CNN Indonesia.
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200403130737-20-490007/jokowi-nilai-beban-administrasi-guru-jadi-masalah-pendidikan (diakses pada 02 Mei 2020).
Sumber Gambar:
Putera, Dewa. P.A.D. (2019). Fakta Potret Pendidikan Indonesia, Akses Internet hingga Kurikulumnya. IDN Times.
https://www.idntimes.com/life/education/dewa-putu-ardita/fakta-potret-pendidikan-indonesia (diakses pada 02 Mei 2020).


1 komentar: