PERMASALAHAN
PENDIDIKAN BANGSA SEBAGAI REFLEKSI DI HARDIKNAS
Andi Purnawan/19310410002
Fakultas Psikologi Universitas
Proklamasi 45
Yogyakarta
Dosen Pembimbing: Dr. Arundati Shinta,
MA
.
(Sumber Gambar: IDN Times)
Telah diketahui bersama bahwa cita-cita semua
bangsa di dunia ini yaitu menjadi negara yang maju. Salah satu yang memengaruhi
maju tidaknya suatu negara adalah faktor pendidikan. Pendidikan adalah tonggak kemajuan suatu
bangsa. Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dari sebuah
pendidikan. Proses mencetak generasi
penerus bangsa yang berkualitas menjadi poin penting dalam keberadaan suatu
pendidikan. Mengingat akan sumber daya manusia dalam memajukan bangsa terus
tergantikan. Akan tetapi, Indonesia merupakan negara dengan tingkat pendidikan
yang masih tergolong belum maju jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya.
Banyak faktor yang mendasari tertinggalnya pendidikan di Indonesia ini. Maka
dari itu, pemerintah terus mengevaluasi sistem pendidikan Indonesia di setiap
tahunnya, terutama saat memasuki tahun ajaran baru.
Mahalnya biaya pendidikan merupakan penyebab
yang dirasa dari dulu menjadi alasan akan tertinggalnya pendidikan di negeri
ini. Sering kali anak-anak yang berada di bawah garis kemiskinan sekolahnya
akan terbengkalaikan. Hal tersebut dikarenakan dari pihak orang tua sudah tidak
bisa menyanggupi biaya sekolah dan lebih mementingkan kebutuhan ekonomi sehari-harinya.
Untuk itu pemerintah saat ini terus berupaya agar faktor kemiskinan tidak
menjadi alasan seseorang untuk tidak sekolah atau melanjutkan studinya. Salah
satunya dengan cara memberikan fasilitas beasiswa kurang mampu untuk menunjang pendidikan.
Akan tetapi, terkadang beasiswa tersebut saat ini dirasa belum bisa dikatakan
merata melihat masih ada anak-anak yang mengalami putus sekolah. Untuk itu,
adanya evaluasi dan pemantauan beasiswa dirasa sangat penting agar tidak ada
lagi kasus berhenti sekolah karena tekanan biaya dan juga penerimaan biaya yang
tidak tepat sasaran.
Faktor berikutnya yaitu anggapan kurang
pentingnya suatu pendidikan, terutama pendidikan tinggi. Ekonom Universitas
Indonesia (UI) Lana Soelistianingsih mengatakan, salah satu penyebab tingginya
kemiskinan ialah faktor struktural atau masyarakat yang tidak ingin berkembang
mengubah nasib melalui pendidikan. Sebagian masyarakat masih menilai bahwa
pendidikan itu bukan bagian terpenting untuk mengurangi kemiskinan (Ningrum,
2018). Sekolah maupun universitas adalah
tempat bagi seseorang untuk belajar sebelum terjun ke dunia kerja maupun usaha . Apabila proses pembelajaran
dilaksanakan dengan benar tanpa adanya kecurangan agar hanya dapat lulus, maka
seseorang akan merasakan manfaat dari sekolah tersebut. Seorang teknisi mesin
lulusan sekolah teknik mesin (STM) ataupun sarjana teknik tidak akan merusak
mesin yang harganya puluhan milyar karena mengetahui prosedur penanganannya
atau perbaikannya. Bandingkan apabila seorang teknisi mesin yang berasal dari
pengalaman saja tanpa sekolah, maka teknisi tersebut mungkin saja dapat merusak
mesin karena belum tahu prosedurnya serta sistem coba – coba. Itulah pentingnya
suatu pendidikan.
Faktor selanjutnya, beban administrasi
dan minimnya pendidik yang berkualitas di negeri ini. Guru merupakan salah satu
faktor utama yang bisa membuat seorang anak memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang lebih baik. Hal tersebut dikarenakan guru fokus dengan beban
administrasi. Melansir dari CCN Indonesia, Presiden RI Joko Widodo menilai
kebanyakan guru saat ini tidak fokus kegiatan mengajar karena terlalu sibuk
mengurus persoalan administrasi di sekolah. Alhasil beban administrasi para
guru itu pun menjadi persoalan dalam pendidikan di Indonesia. Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan kualitas pendidikan profesi
guru juga akan ditingkatkan. Kemendikbud bakal mendorong program pendidikan
profesi guru di berbagai institusi lokal dan internasional. Untuk menciptakan
pendidikan yang unggul di Indonesia, perlu adanya para cerdik cendikiawan. Hal
tersebut tentu dibutuhkan pengajar yang profesional dan bukan yang hanya asal
bisa mentransfer materi ke anak
didiknya.
Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada
hari Sabtu, 02 Mei 2020 ini merupakan refleksi bagi bangsa untuk kemajuan
pendidikan di masa mendatang. Semangat juang Bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantara
harus selalu digaungkan. Persoalan pendidikan di negeri ini menjadi PR penting bagaimana bangsa memajukan
pendidikan agar tidak ketinggalan dengan negara-negara lain ke depannya. Kesadaran
akan pentingnya suatu pendidikan harus diedukasikan bersama. Bangsa Indonesia
membutuhkan generasi yang kritis pikirnya. Untuk itu perlunya perubahan sistem
pendidikan ke arah yang lebih baik harus segera terealisasi. Selamat Hari
Pendidikan Nasional.
Referensi:
Ningrum, Desi Aditia.
(2018). Anggapan Pendidikan Tidak Penting
Penyebab Kemiskinan Masih Tinggi di Indonesia. Merdeka.Com.
https://www.merdeka.com/uang/anggapan-pendidikan-tidak-penting-penyebab-kemiskinan-masih-tinggi-di-indonesia.html
(diakses pada 02 Mei 2020).
Redaktur. (2020). Jokowi Nilai Beban Administrasi Guru Jadi
Masalah Pendidikan. CNN Indonesia.
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200403130737-20-490007/jokowi-nilai-beban-administrasi-guru-jadi-masalah-pendidikan
(diakses pada 02 Mei 2020).
Sumber Gambar:
Putera, Dewa. P.A.D.
(2019). Fakta Potret Pendidikan
Indonesia, Akses Internet hingga Kurikulumnya. IDN Times.
https://www.idntimes.com/life/education/dewa-putu-ardita/fakta-potret-pendidikan-indonesia
(diakses pada 02 Mei 2020).
Good job Mas Andi
BalasHapus