Dosen
Pengampuh: Arundati Shinta
YANSES
KALA’ IRI’
19310410046
Psikologi sosial
salah satu upaya pemerintah dalam mengurangi
penyebaran virus ini yaitu dengan melakukan social
distancing dan saat ini juga di berlakukan PSBB yang sudah di keluarkan
surat edarannya dari pemerintah. Social
distancing adalah tindakan pembatasan untuk mengendalikan infeksi
nonfarmasi atau memperlambat penyebaran suatu penyakit menular (kompas.com, 3
Mei 2020). Semenjak di berlakukannya social
distancing tersebut aktivitas yang dilkukan hampir seluruhnya di lakukan di
dalam rumah, tetapi dalam keadaan mendesak bisa dilakukan di luar denagn
catatan selalu safe.
Tidak dapat dipungkiri, pandemi virus Corona
COVID-19 membawa perubahan pada berbagai aspek kehidupan. Tak hanya orang
dewasa, kondisi psikologis anak pun rentan terganggu oleh situasi yang serba
tak menentu saat ini. Anak-anak diharuskan belajar dari rumah, tidak dapat
bermain dan bertemu dengan teman-teman, serta berbagai hal lain harus dilakukan
demi menekan penularan infeksi COVID-19 tersebut. Di sisi lain, anak-anak yang
tidak begitu mengerti tentang penyakit ini juga bisa tertekan dan terganggu
mentalnya akibat rasa ketakutan yang dimilikinya. “Ketakutan dan kecemasan
tentang suatu penyakit dapat luar biasa dan menyebabkan emosi yang kuat pada
orang dewasa dan anak-anak,”
Berikut ini beberapa tanda anak tertekan dan
terganggu mentalnya saat pandemi COVID-19 seperti (cnnindonesia.com, diakses 3
Mei 2020):
1. Perilaku Regresif "Secara umum, kita
semua akan mengalami sedikit kemunduran dalam fungsi kita selama masa transisi
besar ini, anak-anak akan mengalami kemunduran dalam bersikap dan berperilaku
seperti kembali mengisap ibu jari, membutuhkan mainan kesayangannya lagi,
mengompol, dan sebagainya.
2. Perubahan Nafsu Makan, Nafsu makan dan
tidur anak sering kali merupakan tanda pertama bahwa segalanya tidak beres, Seringkali
seorang anak akan menunjukkan peningkatan tajam atau penurunan nafsu makan.
3. Masalah Tidur Selama tertekan, pola tidur juga dapat
berubah. Perhatikan apakah anak Anda tidur sepanjang hari atau sebaliknya
mengalami kesulitan tidur atau tertidur.
Gangguan tidur sering terjadi pada masa-masa sulit sehingga anak-anak
mungkin mengalami masalah tidur, terbangun di malam hari atau berbagai kelainan
lainnya.
4. Perubahan suasana hati Perilaku yang harus diketahui
terdiri dari ledakan kemarahan, putaran tangisan tak terduga, kesedihan,
ketidaksabaran, kehilangan gairah dalam tugas-tugas yang disukai serta berpisah
dari yang lain. Anak-anak yang gelisah kemungkinan besar benar-benar merasa
lebih gugup, sementara mereka yang bermasalah mungkin memiliki lebih banyak ledakan
biasa.
5. Bertindak berlebihan Selama masa pandemi ini, para orang
tua dapat mengamati dan menilai perilaku anak-anak mereka. Apakah mereka
bertindak lebih dari biasanya? Anak-anak mungkin mulai mendesak adanya batasan,
menunjukkan tingkat permusuhan yang lebih besar, hingga tidak mematuhi arahan
atau terlibat dalam lebih banyak perdebatan dengan anggota keluarga.
Jadi, Selama masa pandemi ini, para orang tua
dapat mengamati dan menilai perilaku anak-anak mereka. Apakah mereka bertindak
lebih dari biasanya? Serta orang tua juga harus selalu inovatif dalam mengajak
anak-anak untuk menghindari hal-hal yang membuat anak-anak mengalami perubahan
psikologi yang terlalu berat. Dan terusa mengajak anak-anak untuk melakukan
hal-hal yang positif bersama angota keluarga lainnya agar anak maupun anggota
keluarga lainnya tidak mengalami hal yang sama.
Sumber:
https://www.kompasiana.com/dosom/5e75d6aa097f367c3d44f2d3/who-memahami-antara-social-distancing-dan-physical-distancing (diakses pada 3 Mei 2020)
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200407143623-255-491224/6-tanda-mental-pada-anak-yang-terganggu-karena-corona ( diakses pada 3 Mei 2020)
0 komentar:
Posting Komentar