Herlinda Desi Anggraini/19310410008
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Ujian Tengah Semester Psikologi Industri dan Organisasi
Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta,
MA.
Suatu organisasi perusahaan berdiri
pasti akan membutuhkan SDM (sumber daya manusia) melalui lowongan perkerjaan
untuk mencari SDM yang dirasa perusahaan pantas menjadi karyawan. Dalam proses
rekrutmen, pihak dari perusahaan akan menerima karyawan yang sesuai dengan
kriteria dan karyawan yang berkualitas. Melalui berbagai tahapan perusahaan
menyekleksi calon karyawan yang akan dinyatakan diterima dan bisa langsung
bekerja. Sebelum melaksanakan pekerjaan, karyawan harus menjalani suatu sesi
dimana karyawan akan diberi pembekalan ketrampilan terlebih dahulu agar dapat
menjalankan pekerjaannya sesuai standart atau
ketentuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Sesi yang dimaksud adalah
pelatihan. Pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang mempergunakan
prosedur sistematis dan teroganisir di mana pegawai non manajerial mempelajari
pengetahuan dan ketrampilan dalam tujuan terbatas. (Mangkunegara, 2001, p. 44).
(sumber gambar :
talenta.co)
Sehebat apapun perusahaan, secanggih
apapun sistem yang dimiliki, tak akan ada artinya jika tanpa karyawan yang
berkualitas. Sering terjadi di suatu perusahaan, banyak karyawan yang sudah
senior tetapi tidak memiliki keterampilan yang mumpuni bahkan cenderung jadi
duri dalam daging ataupun sebaliknya turnover
karyawan relative tinggi. (BERNAS.id, 2017). Turnover adalah fenomena keluar masuknya karyawan dalam bekerja.
(Gunawan, dkk. 2018). Organisasi akan kehilangan karyawan dengan karakteristik
yang sesuai dengan organisasi (karena sudah lolos dari seleksi karyawan) dan
karyawan harus berburu pekerjaan lagi. (Shinta, A, 2012). Untuk menghindari turnover yang tinggi, alangkah baiknya
suatu perusahaan melakukan pencegahan. Salah satu pencegahan tersebut dengan
cara menjalankan training atau
pelatihan untuk karyawan baru maupun karyawan lama.
Pada
umumnya, pelatihan karyawan hanya diperuntukan kepada karyawan baru saja.
Padahal pelatihan untuk karyawan lama juga sangat disarankan. Akan sangat baik manfaatnya
untuk suatu perusahaan apabila memprogramkan pelatihan untuk karyawan baru
maupun karyawan lama. Tetapi saat ini
karyawan lama cenderung menolak apabila diberikan pelatihan lagi. Ada beberapa
hal yang membuat karyawan lama cenderung menolak mengikuti pelatihan, yaitu : karyawan
lama merasa “gengsi” apabila mengikuti pelatihan, banyak karyawan lama yang
merasa “senior” sehingga tidak merasa membutuhkan pelatihan lagi. Bahkan, ada
yang berfikir buang-buang waktu apabila mengikuti pelatihan lagi bersama
karyawan baru. Lalu bagaimana cara agar karyawan lama menerima ajakan untuk
mengikuti pelatihan lagi? Bisa dengan cara pendekatan antara atasan dengan
karyawan, bisa menjadikan program latihan tersebut menjadi program yang “wajib”
diikuti oleh seluruh karyawan di perusahaan, memberikan edukasi tentang
pentingnya mengikuti pelatihan lagi.
Jadi, tidak ada salahnya apabila
karyawan lama mengikuti pelatihan lagi. Karena manfaatnya tidak hanya untuk
kemajuan organisasi perusahaan dimana tempat kita bekerja saja. Karyawan juga
bisa melatih lagi ilmu yang sudah dimiliki, menambah wawasan yang belum
diketahui sebelumnya, dan tentunya juga akan menambah pengalaman karyawan.
Dengan adanya pelatihan lagi, karyawan lama juga jadi memiliki kesempatan untuk
naik jabatan.
Referensi :
BERNAS.id. (2017, 13
Oktober). 3 Cara Jitu Membentuk Karyawan
“Super Employee”. Diakses pada 15 April 2020, dari https://m.bernas.id/48536-3-cara-jitu-membentuk-karyawan-super-employee.html
Gunawan, dkk. (2018).
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi
turnover intention (studi kasus pada divisi news gathering mnc media). Jurnal
Management Teori dan Terapan. 11(3) : 264.
Mangkunegara, Anwar
Prabu. (2001). Manajemen Sumber Daya
Manusia Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Shinta, A. (2012). Kesenjangan antara harapan dan kenyataan :
fenomena kekecewaan karyawan terhadap organisasi. Jurnal MAKSIPRENEUR, 2(1)
: 86.
Tulisan yang sangat menarik. Terkadang training dianggap remeh pada sebagian karyawan, terutama karyawan senior. Menurut pendapat Anda, bagaimana training yang baik agar menunjang perkembangan keterampilan pada karyawan senior, bagaimana cara HR mengedukasikan pengadaan pelatihan untuk karyawan senior agar tidak merasa gengsi? Lanjutkan menulis. Salam. Andi P.
BalasHapusTerima kasih mas andi sudah menanggapi. Seperti yang sudah saya sebutkan, atasan bisa mengedukasi karyawannya bahwa pelatihan tidak hanya untuk keuntungan organisasi perusahaan saja. Melainkan bisa melatih lagi ilmu yang sudah dimiliki, menambah wawasan karyawan, menambah pengalaman karyawan, bahkan karyawan bisa mendapat peluang untuk naik jabatan.
HapusJadi, dengan alasan-alasan tersebut karyawan tidak ada alasan lagi untuk gengsi mas Andi. Salam. Herlinda
Judulnya sangat menarik kak,yang ingin saya tanyakan. Jika pelatihannya digabungkan antara karyawan senior dan karyawan junior, apakah karyawan senior bisa diajak bekerja sama dengan karyawan junior dalam melaksanakan pelatihan itu?
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusTerima kasih mba Putri Sartika sudah menanggapi. Menurut saya pelatihan karyawan senior dan karyawan junior apabila digabung tidak akan menjadi masalah, justru karyawan senior dan karyawan junior bisa saling membantu dan saling membimbing. Akan tetapi, biasanya pelatihan untuk karyawan senior dan karyawan junior berbeda. Jadi, kemungkinan pelatihan untuk karyawan senior dan karyawan junior tidak digabung mba Putri Sartika. Salam. Herlinda
HapusSetuju dengan artikel ini, kadang banyak senior yang tidak mau ikut pelatihan padahal belum tentu yang senior itu lebih mahir dibandingkan dengan karyawan yang baru.
BalasHapusTerima kasih pak atas tanggapannya. Semoga dengan adanya pelatihan bagi karyawan senior dengan karyawan junior tingkat kemahiran jadi seimbang
HapusCocok nih buat orang-orang yang malu-malu buat ikut pelatihan lagi karna gengsi dan sebagainya.
BalasHapusTerimakasih kak sangat membantu
Terima kasih mas yoga atas tanggapannya. Sukses selalu untuk kita semua
HapusSenior berbagi pengalaman kepada yunior
BalasHapusYunior membagikan pengalaman/hal yang baru/tehnologi kepada senior.
Intinya saling berbagi...dan perlu di adakan pelatihan guna meningkatkan kemampuan...jos mbak...lanjutkan
Terima kasih pak Teguh atas tanggapannya. Sukses slalu pak
HapusWah sangat membuka kembali pikiran kita ya, terimakasih kak, sangat membantu ����
BalasHapusTerima kasih kak atas tanggapannya, sukses selalu untuk kita semua
HapusSetuju, walaupun sudah pernah mengikuti pelatihan, bukan berati pelatihan yg baru sama dengan pelatihan yg sebelumnya. Karna pelatihan memiliki banyak manfaat, salah satunya untuk menambah pengetahuan
BalasHapusTerima kasih mas yudit atas tanggapannya, betul sekali kak. Semoga dengan mengikuti pelatihan memang benar benar bisa membuat karyawan menambah pengetahuan
Hapus😊😊👏👏👏
BalasHapusTerima kasih😊
HapusNice, tulisan sudah bagus. Tidak salahnya karyawan senior mengikuti pelatihan lagi buat upgrade skill. Lanjutkan mba Desi��
BalasHapusTerima kasih mb Asma😊🙏
HapusJaman memang terus berkembang tidak ada salahnya untuk mengikuti pelatihan bagi kayawan senior untuk mengetahui ilmu ilmu baru didalam kemajuan jaman ini. Kalau tidak mau mengikuti pelatihan namanya tidak ingin berkembang. Pengetahuan memang harus selalu diupgrade. Semangat Mbak Herlinda!
BalasHapusTerima kasih mas Bayu atas tanggapannya. Sukses slalu mas Bayu
HapusKeterampilan bisa di dapat dari pelatihan pelatihan dan yang pasti akan semakin membuat perusahaan lebih berkembang dan maju.. artikel yang bermanfaat. Semoga tambah maju
BalasHapusTerima kasih mas Bagus atas tanggapannya. Sukses slalu mas Bagus
HapusDengan pelatihan,ilmu yang didapatkan bisa kita terapkan di dunia kerja dan kita bagikan sesama rekan kerja ������
BalasHapusTerima kasih mas Rizal atas tanggapannya. Sukses slalu mas Rizal
Hapus