COVID-19 : MENGATASI RASA BOSAN ANAK
Tri Wahyu Ningsih / 19310410026
Fakultas Psikologi, Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen Pembimbing : Eni Rohyati S.Psi., M.Psi.
Covid-19 merupakan salah satu jenis penyakit dari SARS-CoV-2 (SARS Coronavirus tipe 2) yang memiliki karakter single stranded RNA yang mudah bermutasi. Pertama kali virus ini terdeteksi di Wuhan, China, pada Desember 2019, wabah ini telah berkembang sangat cepat. WHO lalu melabeli wabah virus corona Covid-19 ini sebagai pandemi global. Virus ini dapat melalui droplet. Droplet ini keluar saat orang yang sakit batuk dan bersin sehingga mengeluarkan percikan cairan yang mengandung virus. Jika droplet atau percakapan cairan yang berisi virus tersebut memasuki wilayah mata hidung atau mulut dan bagian wajah orang yang masih sehat. Otomatis bisa tertular penyakit dan virus corona ini. Penularan virus Corona melalui droplet biasanya hanya berjarak 1 atau 2 meter dari penderita.
Maka dari itu, pemerintah melakukan kebijakan social distancing. Social distancing merupakan strategi yang direkomendasikan untuk mencegah penularan dan penyebarasn virus ini dengan cara mengurangi jumlah aktivitas di luar rumah dan interaksi dengan orang lain, mengurangi tatap muka langsung. Termasuk tidak menghadiri pertemuan dengan jumlah orang yang banyak, seperti sekolah, belanja di supermarket atau yang lainnya. Maka dari itu, sebagian sekolah di Indonesia khususnya di Pulau Jawa, melakukan pembelajaran sekolah dilakukan melalui media online dengan pelaksanaannya di rumah siswa masing-masing untuk mencegah penyebaran covid-19.
Selama pembelajaran di rumah, banyak siswa yang mengeluhkan sekolah online ini, ada yang merasa tugas menjadi tambah berat, ada yang merasa bosan karea tidak bertemu dengan teman-temannya ada juga yang mengeluh karea tidak dapat uang saku. Lalu, bagaimana kita mengatasi rasa bosan untuk anak selama pandemi covid-19? Ada beberapa yang dapat dilakukan ketika anak merasa bosan, yaitu ;
1. Olahra bersama
Orang tua bisa mengajak anak berolahraga bersama untuk melepas rasa bosan. Kegiatan itu untuk melepas kebosana di luar ruangan namun harus tetap jaga jarak dengan orang lain dan tidak melakukan kontak dengan sembarang orang.
2. Bertemu menggunakan media sosial
Social distancing ini juga tetap harus menjaga komunikasi dan solidaritas, namun tidak bertemu secara langsung tetapi melalui media sosial seperti video call.
3. Memberi waktu anak melihat hiburan di media sosial
Hiburan media sosial juga bisa menjadi solusi melepas kebosanan anak, namun tetap dengan pengawasan orang tua dan hiburan yang semestinya untuk anak.
Hiburan media sosial juga bisa menjadi solusi melepas kebosanan anak, namun tetap dengan pengawasan orang tua dan hiburan yang semestinya untuk anak.
4. Melakukan hal baru
Orang tua bisa mengajak anak untuk melakukan eksperimen melakukan hal baru. Kegiatan ini bisa menambah kreativitas anak.
5. Memasak bersama
Membuatkan makanan, melakukan proses memasak bersama, hingga menyantap makanan hasil memasak bersama bisa mengusir kebosanan anak-anak.
Referensi :
https://www.cekaja.com/info/cara-penularan-virus-corona-jangan-sepelekan-hal-ini/?utm_source=facebook&utm_medium=social&utm_term=blog%3D20200321&fbclid=IwAR1XXpyiia_2ysHQcBOKhN00ddhTjWOuTL-DmDiDKZXopL4g3vRWPg_GteQ
(diakses tanggal 16 maret 2020. penulis : Gesti Weningtyas)
(diakses tanggal 16 maret 2020. penulis : Gesti Weningtyas)
https://www.cnbcindonesia.com/tech/20200318110541-37-145741/apa-itu-social-distancing-senjata-ri-lawan-corona
(diakses pada tanggal 18 maret 2020/CNBC Indonesia)
(diakses pada tanggal 18 maret 2020/CNBC Indonesia)
https://www.suara.com/news/2020/03/18/105643/arti-lockdown-social-distancing-dan-istilah-corona-lainnya
(diakses pada tanggal 18 maret 2020. Penulis : Dany Garjito | Chyntia Sami Bhayangkara)
(diakses pada tanggal 18 maret 2020. Penulis : Dany Garjito | Chyntia Sami Bhayangkara)
https://tirto.id/aktivitas-yang-bisa-dilakukan-selama-social-distancing-bersama-anak-eHkQ
(diakses pada tanggal 24 maret 2020. Penulis : Cornelia Agata Wiji Setianingrum)
(diakses pada tanggal 24 maret 2020. Penulis : Cornelia Agata Wiji Setianingrum)
0 komentar:
Posting Komentar