24.3.20


COVID-19: JAGA KESEHATAN MENTAL DI MASA SOCIAL DISTANCING, APABISA?

Hosianna Ronauli Simbolon/19310410032
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 
Yogyakarta
Dosen pembimbing : FX. Wahyu Widiantoro, S.Psi., M.A


             Selama masa pandemi COVID-19 Pemerintah memberi himbauan kepada seluruh masyarakat untuk melakukan social distance atau social distancing (pembatasan sosial) demi meminimalisir potensi penularan virus. Social distance atau social distancing berarti menjaga jarak antar manusia dengan menghindari pertemuan besar atau kerumunan. Dengan adanya social distancing, kita seharusnya tidak bepergian kepusat perbelanjaan, bioskop, atau stadion olahraga. Kita juga bisa menerapkan social distancing ini dengan membatalkan acara yang bisa menarik perhatian banyak orang. Penerapan hal ini dimaksudkan untuk menghindari penyebaran penyakit.
  Namun melakukan social distancing atau membatasi jarak fisik bukan berarti tidak melakukan kontak sosial. Dengan bantuan teknologi yang sudah ada saat ini, kita masih dapat terhubung dengan orang lain, rekan kerja, hingga belajar dengan teman teman kelas melalui pembelajaran daring. Meskipun melakukan social distancing ini akan terasa sangat berat namun ini sangat perlu dilakukan sehingga dapat membantu menghentikan dan memperlambat penyebaran penyakit sehingga memperkecil kemungkinan bertambahnya pasien yang akan dirawat.
Kesehatan mental harus tetap dijaga karena apabila kesehatan mental terganggu itu sangat berpengaruh terhadap lemahnya imunitas tubuh sehingga penyakit akan sangat mudah menyerang. Perilaku seperti cemas berlebihan dan stres berlebihan dapat menurunkan sistem imun dan menyebabkan seseorang mudah terkena penyakit. Saat seseorang mengalami stress yang tidak terkelola, akan  terjadi perubahan  fisiologis  tubuh kaitannya dengan perubahan kadar hormon. Seperti misalnya penurunan hormon serotonin dan dopamin, peningkatan hormon adrenalin dan kortisol, serta hormon lain yang berkaitan dengan sistem imun tubuh. Hal inilah yang menyebabkan kondisi stres terus menerus dapat  mengganggu keseimbangan  tubuh dan sistem imun sehingga rentan terhadap penyakit
Ada lima hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mental dimasa membatasi aktivitas dan interaksi social atau social distance ini. Pertama kita harus tetap menyusun aktivitas yang dapat dilakukan selama social distancing atau sesuai dengan capaian kerja bagi yang bekerja dirumah. Kedua membangun literasi yang baik dengan menghindari berita atau rumor yang tidak jelas dengan memilih sumber informasi yang terpercaya. Ketiga aktif secara fisik dengan tetap berolahraga ringan didalam rumah maupun diluar rumah atau melakukan pekerjaan rumah agar tubuh tetap bergerak dan tetap menjaga kesehatan fisik dengan makan makanan bergizi minum vitamin dan istirahat yang cukup. Keempat tetap terhubung dengan orang lain melalui media teknologi yang bisa digunakan dengan tetap mempertahankan pikiran dan harapan positif dan tidak lupa untuk beribadah dan berdoa. Kelima yaitu memfokuskan pikiran pada hal yang masih dapat kita kontrol.

Referensi :


0 komentar:

Posting Komentar