STRES
KERJA
Marsum
183104101187
Stres
kerja merupakan sesuatu kondisi ketegangan yang menciptakan adanya
ketidakseimbangan fisik dan psikis yang mempengaruhi emosi, proses
berpikir, dan kondisi seorang karyawan. Orang-orang yang mengalami
stres menjadi nervous dan merasakan kekuatiran kronis.
Charles
D, Spielberger (dalam Handoyo, 2001) menyebutkan bahwa stres adalah
tuntutan-tuntutan eksternal yang mengenai seseorang, misalnya
obyek-obyek dalam lingkungan atau suatu stimulus yang secara obyektif
adalah berbahaya. Stres juga biasa diartikan sebagai tekanan,
ketegangan atau gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari
luar diri seseorang.
Gibson
Dkk (1996:39) mengemukakan bahwa stress kerja dikonseptualisasi dari
beberapa titik pandang, yaitu stres sebagai stimulus, stres sebagai
respon dan stres sebagai stimulus-respon. Stres sebagai stimulus
merupakan pendekatan yang menitikberatkan pada lingkungan. Definisi
stimulus memandang stres sebagai suatu kekuatan yang menekan individu
untuk memberikan tanggapan terhadap stresor. Pendekatan ini memandang
stres sebagai konsekuensi dari interaksi antara stimulus lingkungan
dengan respon individu. Pendekatan stimulus-respon mendefinisikan
stres sebagai konsekuensi dari interaksi antara stimulus lingkungan
dengan respon individu. Stres dipandang tidak sekedar sebuah stimulus
atau respon, melainkan stres merupakan hasil interaksi unik antara
kondisi stimulus lingkungan dan kecenderungan individu untuk
memberikan tanggapan.
Sondang
Siagian (2008) menyatakan bahwa stres merupakan kondisi ketegangan
yang berpengaruh terhadap emosi, jalan pikiran, dan kondisi fisik
seseorang. Stres yang tidak bisa di atasi dengan baik biasanya
berakibat pada ketidakmampuan orang positif dengan lingkungannya,
baik dalam lingkungan pekerjaan maupun lingkungan luarnya. Artinya,
karyawan yang bersangkutan akan menghadapi berbagai gejala negatif
yang pada gilirannya berpengaruh pada prestasi kerja.
Menurut
Luthans (2002), penyebab terjadinya stres yang bersifat organisasi,
salah satunya adalah struktur dalam organisasi yang terbentuk melalui
desain organisasi yang ada, misalnya melalui formalisasi, konflik
dalam hubungan antar karyawan, spesialisasi, serta lingkungan yang
kurang mendukung. Hal lain dalam desain organisasi yang juga dapat
menyebabkan stres antara lain adalah, level diferensiasi dalam
perusahaan serta adanya sentralisasi yang menyebabkan karyawan tidak
mempunyai hak untuk berpatisipasi dalam pengambilan keputusan
(Robbins, 2003).
Sedangkan
faktor yang bersifat non-organisasi, yaitu faktor individual, antara
lain adalah tipe kepribadian karyawan. (Robbins, 2003). Tipe
kepribadian yang cenderung mengalami stres kerja yang lebih tinggi
adalah tipe kepribadian A. Individu tipe A lebih cepat untuk
mengalami kemarahan yang apabila ia tidak dapat menangani hal
tersebut, individu tersebut akan mengalami stres yang dapat menuju
terjadinya masalah pada kesehatan individu tersebut (Luthans, 2002).
Karyawan
dapat menanggapi kondisi-kondisi tekanan tersebut secara positif
maupun negatif. Stres dikatakan positif dan merupakan suatu peluang
bila stres tersebut merangsang mereka untuk meningkatkan usahanya
untuk memperoleh hasil yang maksimal. Stres dikatakan negatif bila
stres memberikan hasil yang menurun pada produktifitas karyawan.
Akibatnya, ada konsekuensi yang konstruktif maupun destruktif bagi
badan usaha maupun karyawan. Pengaruh dari konsekuensi tersebut
adalah penurunan ataupun peningkatan usaha dalam jangka waktu pendek
maupun berlangsung dalam jangka waktu lama.
Kemajuan
karir yang terlalu lambat, terlalu cepat, atau pada arah yang tidak
diinginkan akan menyebabkan para pegawai mengalami tingkat stres yang
tinggi. Apalagi jika mereka harus bertanggung jawab terhadap karir
seseorang yang lain akan menyebabkan level stres menjadi lebih
tinggi. sehingga
mereka sering menjadi marah-marah, agresif, tidak dapat relaks, atau
memperlihatkan sikap yang tidak koperatif.
Referensi
Anggit,
Astianto.2014. Pengaruh
Stres Kerja dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PDAM Surabaya.
DeLameter,
J. & Ward, A. (1960). Handbook of Social Psychology.
Handoyo,
Seger. (2001). Stres Pada Masyarakat Surabaya. Jurnal Insan Medika
Psikologi 3:61-74. Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas
Airlangga.
Luthans,
Free. 2002 .
Organizational Behavior: 7th Edition. New
York: McGraw-Hill Inc.
Robbins,
Stephen P.2003.Perilaku
Organisasi.
Index. Jakarta.
Siagian,
Sondang P.(2008). Manajemen
Sumber Daya Manusia.
Jakarta: Bumi Aksara.
0 komentar:
Posting Komentar