Sri Sunu Widyaningsih
183104201178
Mata Kuliah : Psikologi Umum II
Dosen Pengampu : Fx. Wahyu Widiantoro
S.Psi., M.A
Pada
era globalisasi, body shaming kerap kali dialami oleh manusia saat ini,
khususnya perempuan. Seiring berkembangnya teknologi yang ada menyebabkan
setiap individu semakin mudah dipengaruhi oleh iklan baik yang berada di media
sosial maupun elektronik tertentu yang dapat mempengaruhi psikis dari individu
tersebut. Perilaku tersebut juga tidak jauh dari aktivitas yang sifatnya
menghina secara verbal. Salah satu
tindakan itu bisa disebut bullying verbal yang kerap kali
tidak disadari pada kalangan masyarakat, perilaku tersebut ialah body
shaming. Istilah itu menggambarkan perilaku seseorang yang kerap menghina atau
mengomentari seseorang, mengejek seseorang dengan memanggil mereka gemuk,
kurus, tinggi, pendek dan yang berkaitan dengan fisik, hal itu bisa disebut
dengan body shaming. Sikap tersebut juga termasuk dengan membandingkan tubuh
orang lain, seperti contohnya si-A lebih ideal dari pada tubuh si-B, hal itu
dapat dengan mudah membuat tubuh si-B menjadi sasaran body shaming karena tidak memiliki tubuh ideal seperti si-A, dan
itu juga mengakibatkan seorang menjadi depresi, dan merasa tidak percaya diri dengan
dirinya sendiri, itu membuat orang yang terkena body shaming menjauhi kegiatan sosial di masyarakat, dan juga
membuat seorang tersebut melakukan tindakan ekstrim seperti diet ketat, dan
olahraga yang timbul di luar batas manusia normal. Hal tersebut sangat
mempengaruhi kesehatan fisik dan juga mental, walaupun terbiasa melakukan diet
dan olahraga yang berlebihan, jika dalam waktu yang lama maka akan merugikan
diri sendiri dan juga merugikan individu tersebut dalam bermasyarakat. Oleh
karena itu perlu adanya perlakuan yang baik dan kesadaran pada diri untuk
menilai orang tidak hanya dari fisiknya namun dari faktor lain seperti prestasi,
dan pencapaian seseorang, karena bagaimanapun tidak ada individu yang sempurna,
dan itu juga sangat perlu disebarluaskan pada masyarakat luas, agar tindakan
seperti body shaming tidak terjadi di
banyak struktur kehidupan dunia ini.
Body shaming adalah rasa malu pada kondisi
tubuh sendiri. Body shaming merupakan suatu bentuk dari tindakan mengomentari
penampilan fisik atau citra diri seseorang baik dilontarkan terhadap orang lain
maupun diri kita sendiri.
Menurut
Vargas (2015) ciri-ciri perilaku body shaming diantaranya :
- Mengkritik penampilan sendiri, melalui penilaian atau perbandingan dengan orang lain, seperti saya sangat jelek dibandingkan dia. Lihatlah betapa luas bahuku.
- Mengkritik penampilan orang lain di depan mereka, seperti dengan paha itu, Anda tidak akan pernah mendapatkan teman kencan.
- Mengkritik
penampilan orang lain tanpa sepengetahuan mereka, seperti apakah Anda melihat
apa yang dia kenakan, dia pakai, dia lakukan ? dan tidak menyanjung, namun
sebaliknya mencela.
Oleh
karena itu, body shaming dapat didefinisikan sebagai rasa malu yang timbul
akibat dari beberapa aspek atau ciri tubuh. Definisi tentang istilah body
shaming agak luas, mencakup rasa malu yang secara langsung berkaitan dengan
aspek tubuh fisik, seperti penampilan seseorang, dan juga rasa malu dari
penampilan tubuh, seperti perilaku atau perubahan. Konsep dari body shaming ini
sebagian berasal dari karya psikolog empiris, seperti Paul Gilbert dan Jeremy
Miles yang bukunya, Body Shame: Conceptualisation, Research and Treatment,
mengeksplorasi pentingnya rasa malu tentang tubuh bagi kesejahteraan psikologis
dan dalam hal hubungan sosial.
Singkatnya,
body shaming dapat dipahami sebagai rasa malu yang muncul akibat dari tubuh
yang kurang ideal. Muncul dari beberapa aspek tubuh atau manajemen tubuh,
mungkin dari penampilan, fungsi tubuh, atau bentuk tubuh lainnya. Ini adalah rasa malu yang berpusat pada tubuh.
Subjek percaya tubuh mereka tidak diinginkan atau tidak menarik, tidak memiliki
gambaran sosial tentang 'normal' tubuh ideal atau yang dapat diterima secara
sosial. Meskipun body shaming secara langsung mengenai beberapa aspek tubuh fisik,
seperti penampilan seseorang, itu juga mencakup rasa malu tentang aspek fisik
yang kurang jelas dari presentasi tubuh, seperti perilaku atau tingkah laku.
Jadi,
dapat disimpulkan bahwa body shaming merupakan suatu bentuk menyakiti atau
mencela seseorang serta memberikan komentar negatif terhadap bentuk tubuhnya.
Juga merupakan perasaan malu dari salah satu bentuk bagian tubuh yang kurang
ideal. Perlu ditindaklanjuti supaya
tidak terjadi body shaming dengan cara melakukan aktivitas di luar yang lebih bermanfaat
dan menghindari pergaulan yang kurang sehat serta menghiraukan perkataan orang
lain tentang celaan tersebut. Maka dari itu, body shaming perlu dihilangkan
karena jika dibiarkan saja hal tersebut dapat membuat ketimpangan sosial dalam
bermasyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA :
Chairani,
Lisya. 2018. Jurnal. Body Shame dan
Gangguan Makan Kajian Meta-Analisis. Volume 26 Nomor 1, 12-27
Dolezal,
Luna. 2015. The Body and Shame (Phenomenology, Feminism, and the Socially
Shaped Body). London : Lexington Books.
https://glitzmedia.co/post/leisure/journal/body-shaming-tindakan-bullying-verbal-yang-mengganggu-psikologis-anda (diakses 17 Maret 2019)
https://www.hipwee.com/list/ayo-kita-berhenti-untuk-melakukan-body-shaming-mulai-sekarang/ (diakses 16 Maret 2019)
https://student.cnnindonesia.com/keluarga/20180111135130-436-268141/berhentilah-melakukan-body-shaming/ (diakses 15 Maret 2019)
0 komentar:
Posting Komentar