Fadilaturochman Tririzki Permana
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
18.310.410.1189
Menulis bukan suatu kegiatan
yang susah dan menjadi tidak mudah jika kita tidak mau mempelajari hal tersebut.
Banyak dari kita takut untuk melakukan kegiatan menulis bahkan untuk memulainya.
Ketakutan tersebut yang membuat kita untuk berhenti menulis meski baru memulai.Banyak
dari penulis yang tidak lagi menulis karena perasaan takut ini seperti takut mendapat
respon negative atas tulisannya ataupun alasan – alasan lainnya. Padahal jika kita
mau untuk mengubahnya menjadi hal positif kita bisa menjadikan hal tersebut untuk
membuat tulisan kita lebih baik lagi.
Abdul madjid (2005) dalam bukunya
yang berjudul “Daya Sukses Dari Dalam Diri”, mengatakan sabar dan ikhlas mengkondisikan
diri kita untuk bisa berpikir, berstrategi dan kemudian berusaha keras untuk mencapai
apa yang diinginkan. Menulis juga membutuhkan kesabaran serta keikhlasan untuk mendorong
kita menjadi lebih baik lagi dalam ketakutan atas respon yang kita terima nantinya,
dengan begitu tulisan kita akan jauh berkembang dari pada sebelumnya dan akhirnya
di terima oleh masyarakat. Adanya perasaan
sabar dan ikhlas kita mampu menyadari dan memanfaatkan perasaan itu untuk menulis
hal - hal yang indah.
Kita tela’ah sebenarnya
banyak sekali manfaat yang kita dapat kan dalam kegiatan menulis dan manfaat tersebut
sangatlah positif bagi diri kita. Selain memperluas pengetahuan penulis, menulis
dapat memberi kita keberanian, membantu mengingat dan memproleh informasi, menjernihkan fikiran, bahkan menulis dapat menyehatkan
kulit wajah dan mengatasi trauma (Lasa,
2005).
Menulis bisa menjernihkan
fikiran karena menulis sendiri merupakan salah satu bentuk atau cara melepaskan
pemikiran kita dan melepas kan beban yang dituangkan dalam tulisan – tulisan.
Melalui tulisan – tulisan kita mampu mengeluarkan semua beban yang ada di
fikiran kita dan kita tuangkan dalam kata – kata sehingga berbagai kesumpekan, rasa
ketidakadilan dan kejengkelan akan berkurang melalui tulisan yang kita buat.
Banyak tokoh – tokoh sastrawan yang tulisannya terinspiasi dari rasa jengkel akan
kehidupan politik, isu sosial, etika dan moral serta tindakan masyarakat dan hal
itu membuat pemikiran mereka berkembang dan menjadikan mereka ahli dalam bidangnya
di tengah kekacauan batin yang mereka rasakan.
Berbagai kata yang
dituangkan dalam tulisan maka perasaan kita juga ikut tertuang didalamnya,
membuat kita bisa melepaskan perasaan tertekan sedikit demi sedikit. Hal ini bisa
kita lihat dari tulisan – tulisan penulis yang ada terkadang membuat kita terhanyut
didalam ceritanya sehingga kita kadang bisa mengerti seperti apa perasan penulis
tersebuat ketika menulisnya. Seperti halnya diri kita sendiri ketika kita menuangkan
emosi kita dalam tulisan kita, kita sedikit demi sedikit mengeluarkan tekanan dalam
batin kita hingga perasaan kita yang tadinya sangat kecewa akan sesuatu terlampiaskan
dalam tulisan tersebut.
Referensi :
Lasa, Hs,.(2005). Gairah Menulis ; Panduan Menerbitkan buku untuk Penulis Pemula. Yogyakarta :Alenia
Lasa, Hs,.(2005). Gairah Menulis ; Panduan Menerbitkan buku untuk Penulis Pemula. Yogyakarta :Alenia
Madjid, Abdul. (2005).
Daya Sukses dari Dalam Diri. Yogayakarta :Tinta
0 komentar:
Posting Komentar