Banyak sekali permasalah sosial
sekarang yang timbul karena didorong oleh faktor ekonomi, tak ayal berbagai masalah
itu pun sering memakan korban jiwa. Kurangnya lapangan pekerjaan dan makin
tingginya tingkat penggangguran menyebabkan kriminalitas pun makin tinggi. Permasalahan
sosial lainnya yang seringkali muncul dalam masyarakat adalah berkaitan dengan
kenakalan remaja maupun tindak kekerasan yang dilakukan oleh orang dewasa.
Banyak perbuatan yang dilakukan dalam
bentuk penyelewengan atau penyimpangan tingkah laku berupa pelanggaran hukum
menurut undang-undang hukum pidana, normal agama maupun norma sosial di dalam masyarakat. Kejahatan yang banyak dilakukan seperti mencuri,
mencopet, minum minuman keras, perjudian, kekerasan fisik, eksploitasi
seksual, pecandu narkotika, penjarah toko atau menjadi pelacur (chama,2008). Jika masalah ini tidak segera diatasi, maka akan menimbulkan ancaman bagi
kelangsungan masa depan individu itu sendiri bahkan akan sangat membahayakan masa
depan bangsa kita karena rendahnya kualitas pemuda Indonesia, karena penduduk
Indonesia yang harus berurusan dengan hukum akibat perbuatan yang dilakukan. Tak
ayal masalah-masalah sosial tersebut menjadi momok menakutkan masyarakat.
Salah satu contoh nyata yang
terjadi di Badran RT 38 RW 09 Bumijo Jetis Bantul Yogyakarta, Seorang pengamen yang
terkena 10 tusukan benda tajam oleh temannya sendiri sesama pengamen karena
utang piutang sebesar 200 ribu. kronologi kejadiannya, minggu (26/2) sekitar
pukul 23.00, tersangka datang untuk meminta hutang uang kepada korban sebesar
Rp. 200 ribu. Saat itu korban menolak membayar hutangnya. Dengan alasan uang
tersebut akan dipakai untuk pulang ke Blitar menjemput istri dan anaknya. Di
hari yang berbeda tersangka datang kembali untuk menagih hutang tersebut. Saat
itu korban tengah bersama teman perempuannya bernama Menik, 38, asal Jogja di dalam
kamar kos yang ada dilantai dua. Saat itu mulai timbul cekcok mulut hingga
keduanya terlibat perkelahian. Tersangka yang melihat ada pisau belati di kamar
kos korban, lalu mengambilnya dan menghujamkan pisau tersebut ketubuh korban.
Akibat kejadian yang tidak diduga sebelumnya itu, korban menderita 10 tusukan. Dua
tusukan pada bagian wajah, enam tusukan mengenai dada, dan dua tusukan mengenai
bawah pusar. Menik yang saat itu berusaha membantu melerai perkelahian juga
terkena 2 tusukan di bagian depan tubuhnya. Perkelahian itu juga menimbulkan
kegaduhan dan membuat para penghuni kos lain keluar. Melihat korban jatuh
bersimbah darah, tersangka lantas kabur. Tetapi baru melangkah sekitar 500
meter, tersangka ditangkap warga sekitar yang langsung menghakiminya, yang
kemudian diserahkan kepada pihak yang berwajib.
Itulah contoh nyata yang
benar-benar terjadi disekitar kita, dari kasus tersebut tidak hanya ditinjau
dari masalah sosial saja namun juga ditinjuau dari masalah psikologi utamanya psikologi
klinis. Pada teori agresivitas dijelaskan bahwa kemarahan yang meluap-luap maka
akan mengadakan penyerangan kasar karena seseorang mengalami kegagalan.
Biasanya terjadi tindakan sadistik dan membunuh orang. Agresi ini sangat
mengganggu fungsi intelegensi sehingga harga dirinya merosot. Di kasus tersebut
karena kemarahan tersangka yang meluap-luap pada korban yang tidak kunjung
melunasi hutang sebesar 200 ribu maka timbullah adu mulut yang kemudian terjadi
penyerangan kasar yang berujung pembunuhan. Itulah bentuk reaksi-reaksi
frustasi yang sifatnya negative yang mana reaksi negative ini sangat merugikan
pribadi diri kita. Maka penting bagi kita untuk bisa mengendalikan diri kita
sendiri.
Referensi :
Utami, U. (2018). Group
Positive Psychotherapy Untuk Meningkatkan Kepuasan Hidup. Jurnal Bimbingan dan Konseling
Terapan, 02(01) : 2549 - 9092.
San/abd. 2012 Feb 28. Pengamen
Tewas Ditusuk Temannya. Radar Jogja. Kriminalitas:
1&11 (kol 3&6).
Ardani,T.A. Rahayu,I. Sholichatun,Y. (2007). Psikologi Klinis. Yogyakarta. Graha Ilmu.
0 komentar:
Posting Komentar