Nama : pipit rahmania Khajati
NIM : 16.310.410.1134
Psikologi Lingkungan
BEBERAPA hari lalu, secara tidak
sengaja saya menemukan sebuah artikel yang cukup menarik. Sebuah peternakan
ayam Kipster di Castenray, Provinsi Limburg, Belanda, berhasil memproduksi
telur ayam bebas CO2. Hal ini tentu sebuah prestasi besar, mengingat mereka
mampu memproduksi telur ayam tanpa harus mencemari lingkungan. Seperti
diketahui, kegiatan peternakan dan pertanian pada umumnya akan mengeluarkan
emisi karbon dalam proses produksinya. Produksi telur bebas CO2 oleh peternakan
tersebut diklaim sebagai produksi telur bebas CO2 pertama di dunia. Sebagai
seorang mahasiswa ilmu lingkungan, saya melihat hal ini sebagai sesuatu yang
tidak mudah dilakukan. Jangankan menjamin produksi bebas karbon, untuk
menghitung karbon yang sudah dihasilkan saja tidak mudah. Biasanya, perusahaan
ramah lingkungan hanya bisa mengurangi emisi karbon namun tidak sampai nol.
Lebih jauh lagi, Kipster mengakui bahwa peternakan mereka adalah peternakan
ayam paling ramah lingkungan di dunia. Ada beberapa faktor yang menjadi
perhatian mereka, terutama penggunaan energi dan pemilihan jenis ayam dan
makanan. Peternakan yang berbasis di Limburg tersebut menggunakan panel surya
untuk mencukupi kebutuhan energi dalam proses produksi hariannya. Tak tanggung-tanggung,
peternakan tersebut memasang sekitar 1100 buah panel surya. Selain sumber
energi yang ramah lingkungan, jenis ayam yang dibudidayakan juga benar-benar
diperhatikan. Peternakan tersebut hanya menggunakan ayam putih, di mana ayam
jenis ini dipercaya memiliki bobot lebih ringan daripada ayam coklat dan
mengonsumsi lebih sedikit makanan. Hebatnya lagi, ayam-ayam yang dibudidayakan
di peternakan tersebut tidak diberi makanan segar seperti jagung atau
biji-bijian lain maupun makanan instan. Peternakan tersebut menggunakan limbah
(residual flows) seperti sisa roti dan produk pertanian sebagai bahan makanan
untuk ayam. Selain lebih hemat energi dan biaya, hal ini juga sangat bermanfaat
dalam mengurangi limbah. Hal lain yang ingin saya soroti adalah kesejahteraan
hewan (animal welfare). Di peternakan Kipster tersebut, kesejahteraan hewan
sangat diperhatikan. Dengan masukan dan dukungan dari Dierenbescherming, sebuah
organisasi perlindungan hewan di Belanda, ayam tersebut tinggal di sebuah kebun
yang tertutup kaca dengan beberapa pohon dan ranting pohon untuk burung-burung.
Ayam tersebut tidak diternakkan di kandang ayam konvensional yang terkesan
sempit, seperti yang kita kenal selama ini. Ayam yang diletakkan di kandang
konvensional tentu membatasi pergerakan mereka sehingga rentan menimbulkan
stres bagi si ayam. Dengan sistem kandang kaca tersebut, ayam yang
dibudidayakan tersebut lebih leluasa bergerak dan ini diharapkan dapat
mengurangi tingkat stres mereka. Dengan demikian, produktivitas mereka diharapkan
akan meningkat. Di Belanda, sebenarnya isu kesejahteraan hewan seperti ini
bukanlah hal baru. Beberapa peternakan ayam dan sapi sudah mengaplikasikan isu
ini dengan baik dalam produksi sehari-hari mereka. Pada awal 2017, saya
berkesempatan mengikuti ekskursi ke De Hooilanden, sebuah peternakan sapi di
Belanda yang berbasis kesejahteraan hewan. Di tempat itu, saya berkesempatan
mempelajari sistem budidaya sapi secara langsung dari pemilik peternakan
tersebut. Di sana, sapi benar-benar dirawat sesuai dengan "kemauan"
mereka. Ada beberapa jenis habitat yang berbeda di peternakan ini. Ada habitat
di dalam kandang indoor yang tertutup rapat. Ada pula habitat di kandang
tertutup, tetapi tanpa dinding (semi-outdoor). Ada juga yang ditempatkan di alam
terbuka. Penempatan sapi di masing-masing kandang ini disesuaikan dengan
"keinginan" sapi tersebut. Hewan-hewan tersebut bisa memilih tempat
yang mereka anggap paling nyaman untuk tinggal. Di jenis habitat pertama dan
kedua, peternak akan menaruh makanan di kandang. Adapun pada habitat ketiga,
sapi bisa langsung makan rumput segar dari alam terbuka. Jenis dan kondisi
makanan yang diberikan untuk tiap individu sapi bisa juga berbeda-beda. Ada
sapi yang lebih suka makan rumput dalam kondisi segar, semi-segar, layu, atau
dedak. Peternak di tempat tersebut bahkan memiliki data tentang makanan
kesukaan sapi per individu berdasarkan nomor mereka karena semua sapi di
Belanda diberi nomor label. Untuk mengidentifikasi "kemauan" sapi
tersebut, mereka harus melakukan survei beberapa periode. Jujur, awalnya susah
memercayai semua itu. Namun setelah diajak berkeliling, saya pun benar-benar
percaya. Belanda sendiri memang terkanal dengan hamparan padang rumput hijau
dan sekumpulan sapi berwarna hitam putih, di samping kincir angin. Meskipun
demikian, ada juga beberapa peternakan yang masih menerapkan sistem
tradisional, yaitu dengan memperlakukan semua sapi sama. Di lain kesempatan,
saya juga mengikuti sebuah ekskursi ke peternakan lain yang menerapkan sistem
ini. Di peternakan tersebut, semua sapi diletakkan dalam kandang yang sama.
Dalam satu kandang, terdapat banyak sapi yang hidup bersama-sama dengan ruang
yang cukup terbatas. Jenis makanan yang diberikan pun sama untuk semua sapi.
Ada cukup banyak peternak yang menerapkan sistem ini di negara tersebut.
Meskipun namanya tradisional, tetapi teknologi yang digunakan oleh peternak
tersebut sudah canggih. Selain memiliki alat pemerah susu otomatis, mereka juga
memiliki alat untuk pemrosesan dan penyimpanan susu sapi. Terlepas dari perbedaan
semua sistem ternak tersebut, peternakan Belanda tetap salah satu yang terbaik
di dunia dengan inovasi dan teknologi yang patut dicontoh. Hingga saat ini,
Negeri Bunga Tulip ini masih memimpin pasar dunia khususnya di bidang
peternakan pada produk unggas, pengolahan daging merah, susu, dan keju.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Peternakan Inovatif Berbasis Lingkungan dan Kesejahteraan Hewan di Belanda", https://internasional.kompas.com/read/2017/11/17/22493641/peternakan-inovatif-berbasis-lingkungan-dan-kesejahteraan-hewan-di.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Peternakan Inovatif Berbasis Lingkungan dan Kesejahteraan Hewan di Belanda", https://internasional.kompas.com/read/2017/11/17/22493641/peternakan-inovatif-berbasis-lingkungan-dan-kesejahteraan-hewan-di.
0 komentar:
Posting Komentar