RIVIEW
JOURNAL
PENGARUH
SIKAP PENGETAHUAN KESELAMATAN KERJA DAN
IKLIM KESELAMATAN KERJA TERHADAP
PERILAKU KESELAMATAN
PADA KARYAWAN PRODUKSI PT. SEMEN
INDONESIA (PERSERO) Tbk
I
R W A N T O
NIM. 16.310.410.1125)
Fakultas
Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Dwi Kusuma Wardani
(dwi.wardani@yahoo.com)
Fakultas Pendidikan Psikologi
Universitas Negeri Malang
Abstrak
Perilaku
keselamatan dalam keselamatan kerja berhubungan langsung dengan perilaku
karyawan dalam bekerja demi keselamatan individu sangat berhubungan erat dengan
iklim keselamatan kerja dan sikap pengetahuan keselamatan kerja, karena dengan
keadaan iklim keselamatan kerja ada dalam perusahaan mempengaruhi tingkat
kesehatan karyawan dan dengan adanya pengetahuan keselamatan kerja, maka karyawan
mampu mengerti dan memahami arti keselamatan kerja.
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sikap pengetahuan keselamatan dengan
iklim keselamatan kerja terhadap perilaku keselamatan pada karyawan produksi
PT. Semen Indonesia (Persero)Tbk. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kuantitatif deskripsi korelasional. Subjek penelitian ini sebanyak 44 karyawan
pada bagian produksi. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala sikap pengetahuan
keselamatan kerja yang terdiri 22 aitem dengan reliabilitas menggunakan formula
Alpha Cronbach sebesar 0,843, skala iklim keselamatan kerja yang terdiri dari
24 aitem dengan reliabilitas menggunakan formula Alpha Cronbachsebesar 0,732,
dan skala perilaku keselamatan yang terdiri dari 22 aitem dengan reliabilitas
menggunakan formula Alpha Cronbach sebesar 0,861. Data hasil penelitian ini
dianalis menggunakan metode regresi linier berganda.
Kata Kunci: Sikap Pengetahuan Keselamatan Kerja,
Iklim Keselamatan Kerja, perilaku keselamatan
PENDAHULUAN
Data kecelakaan kerja
yang di himpun dari mulai tahun 2003 sampai 2007 selalu meningkat, membuat
kegelasan tersendiri bagi pasa psikolog industri yang berkecimpung dan
memanagemen di dalamnya. Di dalam suatu lingkungan kerja, pekerja akan
menghadapi tekanan dalam lingkungan. yang berasal dari aspek kimiawi, fisik,
biologis dan psikis. Tekanan fisik yang kerap terjadi dalam suatu lingkungan
kerja, misalnya adanya kebisingan dan keadaan iklim yang tinggi di Indonesia
sedikitnya satu juta pekerja terancam bising dan akandiperkirakan terus
meningkat (Budiono, 2003).
Pengetahuan keselamatan
sangat penting dalam memahami perilaku keselamatan kerja, karena pengetahuan
yang di peroleh dalam pengetahuan keselamatan dapat di terapkan di dalam
lingkungan kerja. Pengetahuan keselamatan dipengaruhi oleh pengetahuan karyawan
terhadap prosedur keselamatan kerja yang diberikan atau diterapkan di dalam
perusahaan. Dengan adanya pengetahuan keselamatan karyawan lebih waspada
terhadap kecelakaan kerja.Keselamatan kerja bertujuan melindungi tenaga kerja
atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produksi serta produktivitas nasional, menjamin keselamatan setiap
orang lain yang berada ditempat kerja, sumber produksi dipelihara dan
dipergunakan secara aman dan efisien. Perlindungan keselamatan karyawan
mewujudkan produktifitas yang optimal (Suma’mur, 1989 : 4).
Dengan demikian
keselamatan kerja adalah upaya manusia untuk menciptakan keselamatan dalam
suatu proses kerja yang bertujuan melindungi tenaga kerja atas hak
keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produktivitas nasional, menjamin keselamatan setiap orang lain
yang berada di tempat kerja, dan sumber produksi dipelihara dan dipergunakan
secara aman dan efisien.
Dipilihnya PT. Semen
Indonesia (Persero)Tbk sebagai tempat penelitian, karena karyawannya dalam
menyelesaikan pekerjaan berhubungan dengan alat-alat produksi yang membutuhkan
ketelitian untuk menjamin keselamatan kerja karyawannya yang berupa penyediaan
fasilitas keamanan kerja yang memadai seperti sepatu, sarung tangan, masker
maupun dokter khusus di perusahaan bagi karyawannya. Selain itu dengan membuat
peraturan ataupun himbauan mengenai pentingnya keselamatan dalam perusahaan
sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan bagi karyawan dalam lingkungan
kerja yang aman dan nyaman, hal ini mendukung tercapainya tujuan bersama
DASAR
TEORI
1.
Pengertian Perilaku
Keselamatan
Borman
dan Motowidlo (1993) membedakan perilaku keselamatan di tingkat individu ke
dalam dua kategori, yaitu kepatuhan keselamatan (safety compliance) dan
partisipasi keselamatan (safety participation).Kepatuhan keselamatan didefinisikan
sebagai aktivitas utama yang harus dilakukan individu untuk mempertahankan
keselamatan di tempat kerja, termasuk didalamnya kepatuhan akan prosedur kerja
dan menggunakan peralatan pelindung diri (personal protective equipment-PPE).
Di sisi lain partisipasi keselamatan didefinisikan sebagai perilaku yang tidak
secara langsung terhadap aktivitas keselamatan, tetapi akan membantu lingkungan
kerja untuk tetap selamat.
2. Sikap
Pengetahuan Keselamatan Kerja
Sikap
menekankan pada evaluasi individu terhadap obyek sikap, seperti ditunjukkan
oleh definisi yang dikemukakan Eagly dan Chaiken (1993) bahwa sikap merupakan
tendensi psikologi yang ditunjukkan dengan penilaian senang/tidak senang
terhadap suatu obyek. Sedangkan pengetahuan keselamatan kerja merupakan ilmu
pengetahuan dan penerapannya guna mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan
atau penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja. Dengan
demikian, definisi sikap terhadap pengetahuan keselamatan kerja lebih
menekankan adanya evaluasi untuk
setuju/tidak setuju terhadap pengetahuan.
3. Pengertian
Iklim keselamatan Kerja
Hofmann
dan Stetzer (1996) bahwa konstruk iklim adalah “individumelampirkan makna dan
menafsirkan lingkungan diman amereka bekerja. Makna ini untuk dan persepsi
kemudian mempengaruhi cara di mana individu berperilaku dalam organisasi
melalui sikap, norma, dan persepsi perilaku”
Faktor-faktor
iklim keselamatan kerja
Griffin
and Neal mengukur keselamatan yang terdiri dari lima sistem meliputi:
1) Management
Value (Nilai Manajemen)
Nilai manajemen
menunjukkan seberapa besar manajer dipersepsikan menghargai keselamatan di
tempat kerja, bagaimana sikap manajemen terhadap keselamatan, dan persepsi
bahwa keselamatan penting.
2) Safety
Communication (Komunikasi Keselamatan)
Komunikasi keselamatan
diukur dengan menanyakan dimana isu-isu keselamatan dikomunikasikan.
3) Safety
Practices (Praktek Keselamatan)
Yaitu sejauh mana pihak
manajemen menyediakan peralatan keselamatan dan merespon dengan cepat terhadap
bahaya-bahaya yang timbul.
4) Safety
Training (Pelatihan Keselamatan)
Pelatihan adalah aspek
yang sangat krusial dalam sistem personalia dan mungkin metode yang sering
digunakan untuk menjamin level keselamatan yang memadai di organisasi karena
pelatihan sangat penting bagi pekerja produksi.
5) Safety
Equipment (Peralatan Keselamatan)
Peralatan keselamatan
mengukur tentang kecukupan peralatan keselamatan, seperti alat-alat
perlengkapan yang tepat disediakan dengan mudah.
Pengaruh
Sikap Pengetahuan Keselamatan Kerja terhadap PerilakuKeselamatan
Bila orang punya
pengetahuan tentang manfaat sesuatu hal, maka ia akan mempunyai sikap positif
terhadap hal tersebut. Selanjutnya sikap yang positif akanberubah menjadi
tindakan apabila mendapat dukungan sosial dan tersedianya fasilitas.Faktor yang
mempengaruhi pengetahuan adalah pengalaman orang terhadap sesuatu obyek dan
informasi yang diterima olehnya (Ida Bagus, 1992).
Pengaruh
Iklim keselamatan kerja terhadap Perilaku Keselamatan
Dari hasil penelitian
yang dilakukan Griffin dan Neal (2000) yang mengacu pada beberapa teori
mengenai perilaku, suatu model yang menggambarkan antara iklim keselamatan
kerjadengan perilaku keselamatan (safety performance). Walaupun terdapat banyak
faktor, baik dari individu maupun lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi
perilaku kerja seperti keahlian dan kepribadian individu, serta iklim
organisasi (Neal & Griffin, 1999), tetapi pada model ini iklim keselamatan
kerja menjadi antiseden utama yang data berpengaruh secara positif terhadap
perilakukeselamatan.
METODE
Partisipan
dan Desain Pelatihan
Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional dalam menguji hipotesis yang
telah disusun. Bersifat kuantitatif ini, proses penelitian banyak menggunakan
angka mulai dari pengumpulan, penafsiran dan penyajian hasil (Arikunto, 2002).
Dengan rancangan variabel Sikap Pengetahuan Keselamatan Kerja (X1), Iklim
Keselamatan Kerja (X2), Perilaku Keselamatan (Y). Pada penelitian ini populasi
yang digunakan peneliti adalah seluruh karyawan bagian produksi di PT. SEMEN
INDONESIA (Persero) Tbk yang berjumlah 218 karyawan. Dan 46 karyawan bagian
produksi dibagian F/Mill dan Packer.
Alat
Ukur dan Prosedur Penelitian
Data yang diperlukan dikumpulkan
dengan menggunakan 3 skala sebagai berikut :
1)
Skala sikap pengetahuan keselamatan
2)
Skala iklim keselamatan kerja
3)
Skala Perilaku Keselamatan
Pengumpulan
Data
Pengumpulan data pada penelitian
ini terdiri dari data yang didapatkan dari hasil
penyebaran kuesioner pengumpulan
data diperoleh dari hasil penyebaran angket
kuisioner yang disebarkan
berdasarkan banyaknya sampel yang telah ditentukan
untuk diisi.
Analisis
Data
Dalam penelitian ini untuk mendapat
gambaran mengenai pengaruh sikap pengetahuan keselamatan kerja dan iklim
keselamatan kerja terhadap perilaku keselamatan pada karyawan produksi PT.
Semen Indonesia, peneliti menggunakan dua teknik yaitu analisis deskriptif dan
analisis regresi linier berganda yang dihitung menggunakan bantuan SPSS 17 for
Windows.
Hasil
1. Karyawan
produksi pada PT. Semen Indonesia (Persero)Tbk, pada variabel sikap pengetahuan
keselamatan kerja sebanyak 30 responden 68,18% dari 44 responden.
2. Karyawan
produksi pada PT. Semen Indonesia (Persero)Tbk, pada variabel iklim keselamatan
kerja dari jawaban responden secara mayoritas masuk pada kategori sedang
4. Karyawan
produksipada PT. Semen Indonesia (Persero)Tbk, pada variabel perilaku
keselamatan sebanyak 30 responden 68,18% dari 44 responden.
5. Terdapat
pengaruh yang signifikan pada variabel sikap pengetahuan keselamatan terhadap
perilaku keselamatan.
6. Tidak
terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel iklim keselamatan kerja
terhadap perilaku keselamatan.
7.
Perilaku keselamatan
dipengaruhi oleh sikap pengetahuan keselamatan dan iklim keselamatan kerja.
Diskusi
dan Saran
PT.
Semen Indonesia memiliki perilaku keselamatan yang cukup diperusahaan. Dengan
modelmodel perilaku dapat diaplikasikan terhadap perilaku keselamatan di tempat
kerja.Hal ini diperkuat dengan
adanya penetapan standar kerja tertentu di PT. Semen Indonesia (Persero)Tbk
sehingga karyawan cukup memahami perilaku keselamatan yang diberikan oleh
perusahaan.
Berdasarkan analisis
yang kedua menunjukkan sampel karyawan pada bagian produksi memiliki sikap
pengetahuan keselamatan yang sedang. Dan sikap pengetahuan keselamatan kerja
berpengaruh terhadap perilaku keselamatan. Karyawan yang mempunyai sikap
pengetahuan keselamatan kerja yang diberikan oleh prosedur perusahaan. Maka ia
akan mempunyai sikap positif terhadap hal tersebut. Dan faktor yang ada di dalam
perusahaan akan mempengaruhi karyawan terhadap objek dan informasi yang
diterima.
Dalam analisis ketiga,
menunjukkan iklim karyawan sedang. Hal ini bertolak belakang dari penelitian
yang sudah ada, bahwa menunjukkan bahwaiklim keselamatan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kegiatan yang terkaitdengan keselamatan kerja. Zohar
(1980:101) dalam Griffin dan Neal (003:20) menyelidiki bahwa iklim keselamatan
kerja mempengaruhi kesuksesan program keselamatan di dalam perusahaan. Sejak
penelitian zohar peneliti lain juga menyelidiki pengaruh iklim walaupun
sesungguhnya tidak ada peneliti yang menyelidiki pengaruh iklim keselamatan
kerja pada perilaku tidak selamat.
0 komentar:
Posting Komentar