Remaja
dan Perubahan Mode
I
R W A N T O
NIM. 16.310.410.1125)
Fakultas
Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
1.
Kasus
Remaja dan Perubahan Mode
Mayoritas
remaja dari zaman ke zaman selalu mengikuti perkembangan mode. Setelah era globalisasi,
para remaja digiurkan dengan perkembangan mode yang sangat menonjol, dari mulai
barang elektronik, kendaraan dan fashion. Di kalangan remaja dari ekonomi kelas
menengah ke atas sangatlah mudah untuk mengikuti perubahan mode dengan mudah
mendapatkan uang dari orangtuanya untuk membeli barang-barang yang menunjang
mode di kalangan pergaulannya dengan
teman sebaya. Tergiur barang-barang yang
selalu baru (mode terbaru) inilah yang membuat remaja ingin selalu tampil
mengikuti perubahan mode agar tidak
dibilang ketinggalan zaman dengan teman-teman dalam perrgaulannya. Namun, untuk
remaja yang berada pada kondisi ekonomi kelas menengah ke bawah justru
perubahan mode akan sangat mempengaruhi perkembangannya tersebut, dari yang
tidak bisa mengikuti perubahan mode, merengek kepada orangtua menuntut
dibelikan barang-barang baru, sampai merasa tidak percaya diri jika bersama
teman dalam pergaulannya yang bisa mengikuti perubahan mode karena berada pada
kondisi ekonomi orangtua yang menengah ke atas. Hal tersebut bisa menjadi
masalah-masalah dalam perkembangan remaja.
2.
Teori
Perkembangan Remaja
Remaja
merupakan periode antara masa anak-anak dan masa dewasa, pengertian remaja
tergantung pada sejarah, karena pada periode waktu masa remaja mengalami
perkembangan sesuai perkembangan zaman dan pengaruh belajar dari lingkungan
sosial.
Beberapa
pandangan tentang remaja, menurut Stanley Hall salah satu dari kelompok
biological maturational, menyatakan teori storm and stress bahwa remaja berada
pada masa transisi dan ditandai dengan perubahan fisik secara gradual serta
mengalami perkembangan kognitif. Dalam tahapan perkembangan manusia menurut
Hall, remaja berada pada usia 12-22 tahun yang berada dalam kondisi masa badai
tekanan/ storm and stress, ada gairah dalam diri, mengalami kematangan fisik
dan hormonal, serta sosialiasi lebih luas. Kemudian dalam teori biocultural
menurut Lewin remaja dari segi sosial berada pada posisi
marginal-transisi/peralihan.
3.
Kaitan
Kasus dengan Teori/Ulasan
a.
Faktor
yang mempengaruhi perubahan mode pada remaja/penyebabnya
1) Masa
transisi, bahwa remaja berada pada masa transisi dimana remaja belum memperoleh
status dewasa namun tidak lagi mempunyai status anak-anak, remaja berada pada
masa peralihan yang menyebabkan adanya pencarian jati diri untuk menemukan
identitas bagi ndividu yaitu salah satunya dengan mengikuti perubahan mode,
meskipun terkadang remaja hanya modelling/mencontoh mentah-mentah apa yang
dilihatnya/disukainya dan menerapkan ke dirinya tanpa memikirkan alasan dan
pandangan nilai-nilai terhadap dirinya karena mengikuti perubahan mode
tersebut.
2) Social
age, patokan seseorang dianggap pada periode remaja yang universal salah
satunya adalah social age, dimana pada masa ini remaja senang berkelompok,
memiliki teman-teman dalam kelompok kecil dan pergaulan sosial yang luas dalam
kalangan remaja, remaja lebih memilih untuk menghabiskan waktu dengan
teman-temannya daripada bersama keluarga, maka pengaruh teman sebaya sangat
dominan terhadap perubahan mode remaja, dimana remaja memiiliki pergaulan
sosial yang luas di kalangan teman sebayanya yang juga mengalami perubahan mode
kemudian remaja akan mendapatkan informasi-informasi mengenai perubahan mode
dari teman sebayanya dan mengikuti tren yang diangkat dalam pergaulannya,
remaja cenderung ingin mengikuti perubahan mode karena pengaruh
teman-temannya/ikut-ikutan ganti-ganti mode tanpa mempertimbangkan manfaat dari
mode apa yang dipakainya/digunakannya.
3) Masa
badai tekanan/storm and stress, remaja berada pada masa badai tekanan yaitu
adanya dorongan /gairah dalam diri remaja itu sendiri yang menyebabkan emosi
remaja tidak stabil, dalam hal ini kaitannya adalah remaja memiliki keinginan-keinginan
namun tidak dapat mengontrol/mengelola dengan baik sehingga remaja menjadi
korban mode ganti mode ini itu hanya karena ketidakmampuan remaja mengontrol
keinginannya, tahunya hanya ingin mengikuti perubahan mode yang terbaru.
4) Sosialisasi
lebih luas, remaja mengalami perubahan mode juga karena pada masa ini
sosialisasinya lebih luas, remaja terpengaruh dengan adanya media elektronik
dan media sosial yang memberikan contoh-contoh globalisasi dan modernisasi
tanpa memperhatikan dampak-dampak perubahan mode.
5) Faktor
lingkungan, remaja dapat dipengaruhi oleh lingkungannya dalam perubahan mode.
6) Pola
asuh/perhatian dari orangtua, remaja akan mengalami masalah dalam perubahan
mode menjadi korban mode jika tidak ada komunikasi, perhatian dan pendampingan
oleh orangtua pada perkembangan masa remaja.
b.
Dampak
perubahan mode bagi remaja
Dampak positif
perubahan mode pada remaja
· Remaja
dapat memiliki wawasan pengetahuan yang luas mengenai kemajuan teknologi dari
berbagai sumber karena adanya gadget/alat elektronik lainnya.
· Remaja
dapat menemukan identitas diri/jati diri dengan adanya perubahan mode.
· Remaja
dapat mengembangkan pergaulan sosialnya untuk hal-hal positif
Dampak negatif
perubahan mode pada remaja
·
Menyimpang dari
nilai-nilai/norma sosial
·
Perilaku hidup gengsi,
boros dan tidak menghormati orangtua
·
Tidak memntingkan apa
yang seharusnya namun lebih mementingkan mode/trend
4.
Kesimpulan
Remaja
merupakan masa transisi, peralihan dari status anak-anak ke masa dewasa, pada
masa remaja banyak permasalahan yang dihadapi individu diantaranya adalah
masalah remaja dengan perubahan mode.
Remaja
dan perubahan mode sebagai permasalahannya adalah korban mode. Dalam hal ini
mode diartikan dengan cakupan yang luas diantaranya nilai, gaya hidup,
pakaian/fashion, bahasa/cara komunikasi, masuknya budaya asing, karena
globalisasi, modernisasi dan perkembangan zaman ke zaman. Apa yang tampak pada
remaja masa kini adalah dampak dari peruahan nilai dan gaya hidup lingkungan
luas yang tidak mengajarkan kepada remaja cara-caranya. Faktornya pola asuh
orangtua, pandangan lingkungan masyarakat terhadap remaja, individu, lingkungan
lebih luas (budaya, media, teman, sekolah dll). Menindaklanjuti permasalahan
remaja pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari kerjasama pihak-pihak yang
lain yang terkait (orangtua, masyarakat, lingkungan, guru, lembaga). Semakin
luas jaringan kerjasama semakin baik sinergi yang dihasilkan, maka semakin
optimal pula perubahan positif yang tampak pada remaja.
Daftar Pustaka
Desmita.
Psikologi Perkembangan. Bandung. PT
Remaja Rosdakarya. 2012.
http://indonesian.irib.ir/en/sosialita//asset_publisher/QqB7/content/id/4895419/pop_up?_101_INSTANCE_QqB7_viewMode=print
Catatan
materi Psikologi Perkembangan II.
0 komentar:
Posting Komentar