25.3.18

MATERI KULIAH PENULISAN KARYA ILMIAH



MATERI KULIAH PENULISAN KARYA ILMIAH
 

I R W A N T O
 NIM. 16.310.410.1125)

Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta


Metodologi berasal dari kata method = cara/prosedur dan logi dari kata logos = ilmu.
Riset dari kata research, re = kembali; search = mencari. Arti sederhana metodologi riset adalah ilmu yang mempelajari tentang prosedur pencarian kembali sesuatu hal.

Beberapa persyaratan untuk keberhasilan suatu penelitian adalah :
1.      Kesadaran pemerintah dan masyarakat tentang pentingnya penelitian. Tidak ada negara di dunia yang tergolong maju, termasuk Perguruan Tingginya yang penelitiannya terbelakang. Indikator kemajuan suatu negara menurut Menristek (2004) ada 4 yaitu rasio dana penelitian, sumber daya manusia, publikasi ilmiah dan perolehan paten,
2.      Tersedia dana, sarana dan prasarana yang cukup,
3.      Hasil penelitiannya dapat segera diterapkan,
4.      Kebebasan dalam melakukan penelitian,
5.      Kualifikasi peneliti memenuhi persyaratan :
    1. Daya nalar tinggi,
    2. Ide originalitas,
    3. Daya ingat kuat,
    4. Sifat waspada,
    5. Tingkat pengamatan yang akurat,
    6. Daya konsentrasi tinggi,
    7. Dapat bekerja sama,
    8. Sehat jasmani dan rohani,
    9. Semangat tinggi,
    10. Bersifat jujur.

Tahapan proses penelitian untuk memperoleh kebenaran ilmiah yang dirangkum dari tulisan beberapa ahli secara umum adalah sebagai berikut :

I. Identifikasi masalah, pemilihan dan perumusan masalah
            Masalah adalah kesenjangan antara apa yang seharusnya (das sollen) dengan kenyataan yang ada (das sein). Banyak sekali kesenjangan yang kita dapati dalam kehidupan kita misalnya informasi yang tersedia tidak cukup, sumber daya manusia tidak memenuhi syarat, dll, sehingga permasalahan di sekeliling kita sangat banyak dan peneliti tinggal mengidentifikasi, memilih dan merumuskannya.
            Sumber masalah bisa diperoleh dari :
  1. bacaan dari jurnal, laporan hasil penelitian, skripsi, tesis, disertasi, buku teks dan internet,
  2. pertemuan ilmiah melalui seminar, semiloka, lokakarya, diskusi, dan lain-lain,
  3. pernyataan pemegang otoritas,
  4. pengamatan,
  5. pengalaman,
  6. intuisi.

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih masalah adalah :
  1. masalah harus memberi sumbangan kepada pengembangan ilmu atau untuk kepentingan praktis,
  2. biaya, waktu, sarana dan prasarana yang tersedia,
  3. bekal kemampuan teoritis,
  4. penguasaan metode yang diperlukan.

Setelah masalah diidentifikasi selanjutnya dibuat perumusan masalah sebagai penuntun untuk langkah selanjutnya. Perumusan masalah hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
  1. dalam bentuk kalimat tanya,
  2. informatif dalam arti padat makna,
  3. memberi petunjuk untuk pengumpulan datanya.

II. Penelaahan kepustakaan.
            Bertujuan untuk mencari landasan teoritik dan empirik untuk penelitian yang akan dikerjakan. Hal ini bisa dicari dari berbagai sumber seperti halnya pada sumber masalah di atas. Sistematika penulisan dalam teks digunakan nama dan tahun, jangan dgunakan nomor atau catatan kaki, Nama penulis digunakan nama akhir dan dihindari penggunaan gelar. Bila penulisnya 2 orang ditulis semua dan bila penulisnya lebih dari 2 orang ditulis nama penulis pertama diikuti dkk untuk orang Indonesia dan et al. untuk orang asing. Bila karya ilmiah tidak ada nama penulisnya digunakan nama lembaganya, jangan anonim. Bila mengambil gambar atau tabel disebutkan sumbernya. Judul tabel atau gambar hendaknya seinformatif mungkin. Judul tabel diletakkan di atas tabel dan judul gambar diletakkan di bawah gambarnya. Jangan lupa menuliskan satuan, dan keterangan pada tabel dan gambar.

III. Penyusunan kerangka konseptual
            Kerangka konseptual adalah kerangka teori yang diperoleh dari penelaahan studi kepustakaan yang manfaatnya dapat digunakan untuk memudahkan dalam memahami hipotesis yang diajukan, berisi tentang variabel yang diteliti menunjukkan pengaruh, hubungan atau perbedaan antar variabel.

IV. Penyusunan hipotesis penelitian
            Hipotesis adalah pernyataan atau jawaban terhadap rumusan masalah yang masih lemah karena belum diuji kebenarannya. Tidak semua riset memerlukan adanya hipotesis, jenis penelitian inferensial memerlukan adanya hipotesis, sedangkan untuk penelitian deskriptif dan kualitatif tidak memerlukan adanya hipotesis, sebagai gantinya berupa tujuan penelitian.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan hipotesis adalah :
1.      disusun dalam kalimat pernyataan,
2.      informatif (padat makna),
3.      dapat diuji kebenarannya,
4.      menyatakan pengaruh, hubungan atau perbedaan di antara 2 variabel,
5.      jangan digunakan H0 dan H1,
6.      jangan diawali dengan kata dugaan karena hipotesis = dugaan.



V. Klasifikasi dan definisi operasional variabel
Variabel adalah konsep yang bisa diukur dan hasil pengukurannya bervariasi.Variabel dalam penelitian perlu ditentukan dan selanjutnya diklasifikasi. Berdasarkan fungsinya, variabel dibagi menjadi variabel sebab, variabel penghubung (intervening) dan variabel akibat (tergantung). Variabel sebab terdiri atas variabel bebas, moderator, random, dan kendali. Variabel penelitian yang tidak bisa diukur disebut variabel laten (variabel kualitatif). Pembagian variabel lain berdasarkan fungsinya yaitu variabel eksogen (bebas) dan endogen (variabel antara dan variabel terikat).
Setelah diklasifikasikan, variabel tersebut didefinisi operasionalkan, sehingga bisa diuji.

VI. Pemilihan instrumen dan pengumpulan data.
            Instrumen penelitian harus memenuhi syarat yaitu valid dan reliabel. Valid artinya instrumen tersebut bisa mengukur tentang apa yang diukur. Reliabel artinya bersifat ajeg dalam arti pengukuran yang berulang-ulang hasilnya adalah sama. Validitas terdiri atas validitas konstruk, validitas isi, validitas prediktif, validitas eksternal, validitas budaya, dan validitas rupa. Pengujian validitas lazimnya digunakan korelasi Pearson (r), nomor pertanyaan berperan sebagai variabel bebas, skor total pertanyaan sebagai variabel tergantung, selanjutnya setiap nomor pertanyaan dikorelasikan dengan skor total. Untuk menguji kemaknaan koefisien korelasi digunakan uji t atau dengan cara membandingkan r yang diperoleh dengan r tabel. Bila r yang diperoleh minimal sama dengan r tabel berarti korelasi tersebut bermakna. Bila digunakan uji t, asalkan t hitung minimal sama dengan t tabel berarti korelasi tersebut bermakna dan berarti pula nomor pertanyaan tersebut adalah valid (sahih).
            Untuk uji reliabilitas lazimnya digunakan teknik genap gasal dan teknik belah tengah. Uji reliabilitas genap gasal, metodenya semua nomo pertanyaan dikelompokkan menjadi 2 yaitu kelompok genap dan gasal, selanjutnya antara skor kelompok gasal dikorelasikan dengan kelompok genap. Untuk metode belah tengah nomor pertanyaan dibagi menjadi 2 tanpa melihat genap gasal. Selanjutnya skor kelompok I dikorelasikan dengan skor kelompok II. Hasil pengujian reliabel (handal) jika korelasi yang diperoleh bermakna.
            Metode lain untuk uji validitas dan reliabilitas digunakan analisis faktor konfirmatori. Hasil analisis faktor bila faktor loading yang diperoleh setelah uji t hasilnya signifikan berarti valid dan reliabel bila minus residunya juga signifikan.

VII. Jenis dan rancangan penelitian
            Penelitian berdasarkan ada tidaknya perlakuan yang diberikan dibagi menjadi 2 jenis yaitu penelitian eksperimental (ada perlakuan) dan noneksperimental (tidak ada perlakuan). Penelitian eksperimental dibagi menjadi 2 yaitu eksperimental sungguhan (true experimental) bila variabel pengaruh selain perlakuan yang diberikan dapat dikendalikan, biasanya digunakan hewan coba untuk penelitiannya dan eksperimental semu (quasy experimental) bila variabel pengaruh selain perlakuan yang diberikan tidak dapat dikendalikan, biasanya digunakan manusia untuk penelitiannya.
Jenis penelitian noneksperimental dibedakan menjadi penelitian survei dan penelitian observasional. Berdasarkan waktunya dibedakan menjadi penelitian longitudinal dan cross sectional. Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dibedakan menjadi penelitian deskriptif dan inferensial.



Rancangan penelitian non eksperimental dibedakan menjadi :
  1. Rancangan penelitian historis,
  2. Rancangan penelitian korelasional,
  3. Rancangan penelitian kasus,
  4. Rancangan penelitian eksplanatori,
  5. Rancangan penelitian case control,
  6. Rancangan penelitian cohort.
Rancangan penelitian eksperimental dibedakan menjadi :
  1. Rancangan acak lengkap,
  2. Rancangan acak kelompok,
  3. Rancangan sama subyek,
  4. Rancangan bujur sangkar latin,
  5. Rancangan faktorial,
  6. Rancangan petak terpisah.

VIII. Penentuan sampel
            Untuk generalisasi hasil penelitian, perlu ditetapkan besar sampel yang dipergunakan. Besar sampel yang dipergunakan tergantung dari banyak faktor antara lain biaya, tenaga, waktu, ketelitian dan apakah penelitiannya menyebabkan kerusakan pada unit yang diteliti atau tidak. Pendekatan secara ilmiah besar sampel tergantung kepada apakah populasinya terbatas (finit) atau tidak terbatas (infinit), tergantung pula pada harga alfa, simpangan baku, proporsi, perbedaan antara kelompok yang diteliti dan rancangan penelitiannya.
            Proses pengambilan sampel dari populasinya disebut sampling, bila seluruh populasi diambil disebut sensus. Sampling dibagi menjadi 2 macam yaitu probability sampling apabila semua unsur atau unit dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel dan nonprobability sampling. Probability sampling lebih baik daripada nonprobability sampling karena hasilnya bisa digeneralisasikan.
Sampling dengan probability sampling macamnya :
    1. Sampling acak sederhana,
    2. Sampling sistematik,
    3. Sampling acak bersrata,
    4. Sampling wilayah.
Sampling acak sederhana (simple random sampling) dilakukan apabila populasinya relatif homogen, bisa dilakukan dengan cara undian, tabel bilangan random, atau menggunakan kalkulator.
Sampling sistematik (systematic sampling) adalah sampling yang prosesnya berdasarkan interval tertentu, misalnyakaryawan ke-10, atau ke-15 atau ke-n. Disebut sampling sistematik karena mengikuti sistematika tertentu. Sampling sistematik termasuk propability sampling karena penentuan nomor pertama dilakukan secara random. Beberapa buku memasukkan sampling sistematik dalam kelompok sampling nonprobability karena penentuan setelah nomor pertama dilakukan tidak dangan random.
Sampling acak berstrata (Stratified random sampling) dilakukan bila populasinya bersifat heterogen misalnya pegawai negeri, pejabat struktural, dll. Dibedakan menjadi 2 yaitu proportional stratified random sampling dan nonproportional stratified random sampling. Proporsional apabila pengambilan setiap strata prosentasenya sama, sedang nonproporsional apabila prosentase tiap strata tidak sama.

Sampling wilayah (area atau cluster random sampling)adalah sampling dengan populasi tersebar di suatu daerah, misalnya Propinsi, Pemerintah Kota, Kabupaten, Kecamatan, dll.
Sampling nonprobabilitas adalah sampling dengan semua unsur atau unit dalam populasi tdak mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Sampling nonprobabilitas hasilnya tidak dapat digeneralisasikan, lebih cocok untuk jenis penelitian kualitatif.
Sampling nonprobabilitas terdiri atas :
    1. Sampling kuota,
    2. Sampling aksidental,
    3. Sampling purposiv,
    4. Sampling jenuh,
    5. Sampling bola salju.
Sampling kuota (quota sampling) adalah sampling yang mendasarkan pada ciri-ciri tertentu dalam jumlah yang diinginkan.
Sampling aksidental (accidental sampling) adalah sampling dengan cara menentukan siapa saja yang ketemu saat itu, misalnya nasabah Bank, pasien dokter, pengunjung supermarket, dll.
Sampling purposiv (purposive sampling) adalah sampling yang dilakukan berdasarkan  pertimbangan tertentu,misalnya seseorang dengan pendapatan tertentu, pekerjaan tertentu, dll.
Sampling jenuh (saturation sampling) adalah sampling yang mendasarkan kepada jenuh atau tidaknya sampel, dikatakan jenuh apabila besar sampelnya lebih dari setengah populasi.
Sampling bola salju (snowball sampling) adalah sampling yang diawali dengan cara menentukan kelompok kecil yang diminta untuk menunjukkan kawan masing-masing, kemudian kawan-kawan itu menunjuk kawan lainnya sehingga terbentuk bola salju.

IX. Pengumpulan data
            Metode pengumpulan data secara garis besar dibedakan menjadi metode observasi, interview, metode angket, dan metode dokumenter. Metode observasi (pengamatan) dibedakan menjadi metode observasi dengan partisipasi dan nonpartisipasi. Metode observasi dengan partisipasi artinya pengumpul data berperan sebagai responden, sedangkan nonpartisipasi pengumpul data tidak harus berperan sebagai responden. Metode interview (wawancara) dibedakan menjadi metode interview terstruktur dan tak terstruktur. Wawancara terstruktur artinya pertanyaan pada waktu wawancara telah disiapkan sebelumnya dan tidak boleh menyimpang, sedang metode tak terstruktur pertanyaannya bebas. Metode angket adalah metode pengumpulan adata dengan menggunakan daftar pertanyaan. Metode angket dibedakan menjadi metode angket tertutup, terbuka dan kombinasi keduanya. Angket tertutup adalah angket yang telah menyediakan jawaban pertanyaan dan responden tinggal memilihnya. Angket terbuka adalah angket yang tidak menyediakan jawaban pertanyaan. Angket kombinasi terbuka dan tertutup, sebagian jawaban telah tersedia dan sebagian tidak. Dari segi administrasinya, metode angket bisa dikirim lewat pos atau diberikan secara langsung. Keempat macam metode pengumpulan data tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Dalam penelitian bisa saja metode pengumpulan datanya lebih dari satu macam. Dalam penelitian sering digunakan studi kepustakaan dalam pengumpulan data, padahal metode ini salah. Studi kepustakaan bukan metode pengumpulan data melainkan membahas kajian teoritik dan empirik yang menjadi landasan penelitian itu dilaksanakan.



X. Analisis data
            Analisis data bertujuan untuk menguji apakah hipotesis penelitian yang diajukan diterima atau  ditolak. Uji statistika yang dipergunakan untuk analisis data yang telah terkumpul tergantung kepada skala data, hipotesis dan rancangan penelitiannya. Secara ringkas uji statistika yang sering dipergunakan dalam penelitian tertera dalam lampiran 2.

XI. Interpretasi hasil penelitian
            Berdasarkan hasil uji statistika yang dipergunakan, hasilnya diinterpretasikan apakah hipotesisnya diterima atau ditolak dengan menggunakan harga alfa tertentu. Dalam penelitian tidak semua hipotesis penelitian yang diajukan harus diterima, yang penting dijelaskan mengapa hipotesis penelitian yang diajukan tersebut ditolak.

XII. Membuat kesimpulan
            Kesimpulan harus berdasar kepada hasil yang telah diuji kebenarannya, harus sinkron dengan rumusan masalah yang diajukan, tujuan penelitian dan hipotesis penelitiannya.

XIII. Membuat laporan penelitian
            Langkah terakhir dari seluruh proses penelitian adalah penyusunan laporan penelitian. Banyak sistematika penulisan laporan penelitian namun secara garis besar tertera pada Lampiran 1.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi R. 2005. Memahami Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan I. Penerbit UM Press. Malang.

Hadi S. 1979. Statistika. Cetakan ke-5. Gajah Mada Press. Yogyakarta

Kementrian Ristek, 2004. Kinerja Pembangunan Riset, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 2001-2004, Jakarta.

Pratiknya A.W., 1993. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Edisi I. Cetakan ke-2. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sarmanu, 2006. Metodologi Penelitian dalam Materi Pelatihan SEM (Structural Equation Modeling) Angkatan XI. LPPM Universitas Airlangga.

Siegel S.  1994. Statistik Non Parametrik. Cetakan ke-6. PT Gramedia. Jakarta.

Lampiran 1. Sistematika Penulisan Laporan Penelitian


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
1.2.  Rumusan Masalah
1.3.  Tujuan Penelitian
1.4.  Manfaat Penelitian

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teoritik
2.2. Landasan Empirik
2.3. Kerangka Konseptual
2.4. Hipotesis

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian
3.2. Klasifikasi dan Definisi Operasional Variabel
3.3. Populasi, Sampel dan Sampling
3.4. Pengumpulan Data
3.5. Analisis Data

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
4.2. Pembahasan

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
5.2. Saran








Lampiran 2. Statistika parametrik dan nonparametrik yang lazim digunakan dalam penelitian

No
Statistika Parametrik
No
Statistika Nonparametrik
1
Uji t
1
Uji Tanda
Uji Wilcoxon
Uji Mann Whitney
2
Anova (uji F)
2
Uji Kruskal Wallis
Uji Friedman
3
Regreasi Linier
-Berganda
-Sederhana
3
Regreasi Ordinal dan Logistik
-Berganda
-Sederhana
4
Korelasi Pearson
4
Korelasi Spearman
5
Korelasi Berganda
Korelasi Parsial
5
Korelasi Kendall
-W
-T


6
Uji X2
-Koefisien phi
-Koefisien Cramer C.

0 komentar:

Posting Komentar