MATERI KULIAH PENULISAN KARYA ILMIAH
I R W A N T O
NIM. 16.310.410.1125)
Fakultas
Psikologi
Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Metodologi berasal dari kata
method = cara/prosedur dan logi dari kata logos = ilmu.
Riset dari kata research, re
= kembali; search = mencari. Arti sederhana metodologi riset adalah ilmu yang mempelajari tentang
prosedur pencarian kembali sesuatu hal.
Beberapa persyaratan untuk keberhasilan suatu penelitian adalah :
1. Kesadaran pemerintah dan masyarakat
tentang pentingnya penelitian. Tidak ada negara di dunia yang tergolong maju,
termasuk Perguruan Tingginya yang penelitiannya terbelakang. Indikator kemajuan
suatu negara menurut Menristek (2004) ada 4 yaitu rasio dana penelitian, sumber
daya manusia, publikasi ilmiah dan perolehan paten,
2. Tersedia dana, sarana dan prasarana yang
cukup,
3. Hasil penelitiannya dapat segera
diterapkan,
4. Kebebasan dalam melakukan penelitian,
5. Kualifikasi peneliti memenuhi persyaratan
:
- Daya nalar tinggi,
- Ide originalitas,
- Daya ingat kuat,
- Sifat waspada,
- Tingkat pengamatan yang akurat,
- Daya konsentrasi tinggi,
- Dapat bekerja sama,
- Sehat jasmani dan rohani,
- Semangat tinggi,
- Bersifat jujur.
Tahapan proses penelitian untuk memperoleh
kebenaran ilmiah yang dirangkum dari tulisan beberapa ahli secara umum adalah
sebagai berikut :
I. Identifikasi masalah, pemilihan dan perumusan
masalah
Masalah adalah kesenjangan
antara apa yang seharusnya (das sollen) dengan kenyataan yang ada (das
sein). Banyak sekali kesenjangan yang kita dapati dalam kehidupan kita
misalnya informasi yang tersedia tidak cukup, sumber daya manusia tidak
memenuhi syarat, dll, sehingga permasalahan di sekeliling kita sangat banyak
dan peneliti tinggal mengidentifikasi, memilih dan merumuskannya.
Sumber masalah bisa
diperoleh dari :
- bacaan dari jurnal, laporan hasil penelitian, skripsi, tesis, disertasi, buku teks dan internet,
- pertemuan ilmiah melalui seminar, semiloka, lokakarya, diskusi, dan lain-lain,
- pernyataan pemegang otoritas,
- pengamatan,
- pengalaman,
- intuisi.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih masalah adalah :
- masalah harus memberi sumbangan kepada pengembangan ilmu atau untuk kepentingan praktis,
- biaya, waktu, sarana dan prasarana yang tersedia,
- bekal kemampuan teoritis,
- penguasaan metode yang diperlukan.
Setelah masalah diidentifikasi selanjutnya dibuat
perumusan masalah sebagai penuntun untuk langkah selanjutnya. Perumusan masalah
hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- dalam bentuk kalimat tanya,
- informatif dalam arti padat makna,
- memberi petunjuk untuk pengumpulan datanya.
II. Penelaahan kepustakaan.
Bertujuan untuk mencari
landasan teoritik dan empirik untuk penelitian yang akan dikerjakan. Hal ini
bisa dicari dari berbagai sumber seperti halnya pada sumber masalah di atas.
Sistematika penulisan dalam teks digunakan nama dan tahun, jangan dgunakan
nomor atau catatan kaki, Nama penulis digunakan nama akhir dan dihindari
penggunaan gelar. Bila penulisnya 2 orang ditulis semua dan bila penulisnya
lebih dari 2 orang ditulis nama penulis pertama diikuti dkk untuk orang
Indonesia dan et al. untuk orang asing. Bila karya ilmiah tidak ada nama
penulisnya digunakan nama lembaganya, jangan anonim. Bila mengambil gambar atau
tabel disebutkan sumbernya. Judul tabel atau gambar hendaknya seinformatif
mungkin. Judul tabel diletakkan di atas tabel dan judul gambar diletakkan di
bawah gambarnya. Jangan lupa menuliskan satuan, dan keterangan pada tabel dan
gambar.
III. Penyusunan kerangka konseptual
Kerangka konseptual adalah
kerangka teori yang diperoleh dari penelaahan studi kepustakaan yang manfaatnya
dapat digunakan untuk memudahkan dalam memahami hipotesis yang diajukan, berisi
tentang variabel yang diteliti menunjukkan pengaruh, hubungan atau perbedaan
antar variabel.
IV. Penyusunan hipotesis penelitian
Hipotesis adalah
pernyataan atau jawaban terhadap rumusan masalah yang masih lemah karena belum
diuji kebenarannya. Tidak semua riset memerlukan adanya hipotesis, jenis
penelitian inferensial memerlukan adanya hipotesis, sedangkan untuk penelitian
deskriptif dan kualitatif tidak memerlukan adanya hipotesis, sebagai gantinya berupa
tujuan penelitian.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan hipotesis adalah :
1. disusun dalam kalimat pernyataan,
2. informatif (padat makna),
3. dapat diuji kebenarannya,
4. menyatakan pengaruh, hubungan atau
perbedaan di antara 2 variabel,
5. jangan digunakan H0 dan H1,
6. jangan diawali dengan kata dugaan karena
hipotesis = dugaan.
V. Klasifikasi dan definisi operasional variabel
Variabel adalah konsep yang bisa diukur dan hasil
pengukurannya bervariasi.Variabel dalam penelitian perlu ditentukan dan
selanjutnya diklasifikasi. Berdasarkan fungsinya, variabel dibagi menjadi
variabel sebab, variabel penghubung (intervening) dan variabel akibat
(tergantung). Variabel sebab terdiri atas variabel bebas, moderator, random,
dan kendali. Variabel penelitian yang tidak bisa diukur disebut variabel laten
(variabel kualitatif). Pembagian variabel lain berdasarkan fungsinya yaitu
variabel eksogen (bebas) dan endogen (variabel antara dan variabel terikat).
Setelah diklasifikasikan, variabel tersebut
didefinisi operasionalkan, sehingga bisa diuji.
VI. Pemilihan instrumen dan pengumpulan data.
Instrumen penelitian harus
memenuhi syarat yaitu valid dan reliabel. Valid artinya instrumen tersebut bisa
mengukur tentang apa yang diukur. Reliabel artinya bersifat ajeg dalam arti
pengukuran yang berulang-ulang hasilnya adalah sama. Validitas terdiri atas validitas konstruk,
validitas isi, validitas prediktif, validitas eksternal, validitas budaya, dan validitas
rupa. Pengujian validitas lazimnya digunakan korelasi Pearson (r), nomor
pertanyaan berperan sebagai variabel bebas, skor total pertanyaan sebagai
variabel tergantung, selanjutnya setiap nomor pertanyaan dikorelasikan dengan
skor total. Untuk menguji kemaknaan koefisien korelasi digunakan uji t atau
dengan cara membandingkan r yang diperoleh dengan r tabel. Bila r yang diperoleh minimal sama dengan
r tabel berarti korelasi tersebut bermakna. Bila digunakan uji t, asalkan t
hitung minimal sama dengan t tabel berarti korelasi tersebut bermakna dan
berarti pula nomor pertanyaan tersebut adalah valid (sahih).
Untuk uji reliabilitas
lazimnya digunakan teknik genap gasal dan teknik belah tengah. Uji reliabilitas
genap gasal, metodenya semua nomo pertanyaan dikelompokkan menjadi 2 yaitu
kelompok genap dan gasal, selanjutnya antara skor kelompok gasal dikorelasikan
dengan kelompok genap. Untuk metode belah tengah nomor pertanyaan dibagi
menjadi 2 tanpa melihat genap gasal. Selanjutnya skor kelompok I dikorelasikan
dengan skor kelompok II. Hasil pengujian reliabel (handal) jika korelasi yang
diperoleh bermakna.
Metode lain untuk uji
validitas dan reliabilitas digunakan analisis faktor konfirmatori. Hasil
analisis faktor bila faktor loading yang diperoleh setelah uji t hasilnya
signifikan berarti valid dan reliabel bila minus residunya juga signifikan.
VII. Jenis dan rancangan penelitian
Penelitian berdasarkan ada
tidaknya perlakuan yang diberikan dibagi menjadi 2 jenis yaitu penelitian
eksperimental (ada perlakuan) dan noneksperimental (tidak ada perlakuan).
Penelitian eksperimental dibagi menjadi 2 yaitu eksperimental sungguhan (true
experimental) bila variabel pengaruh selain perlakuan yang diberikan dapat
dikendalikan, biasanya digunakan hewan coba untuk penelitiannya dan
eksperimental semu (quasy experimental) bila variabel pengaruh selain
perlakuan yang diberikan tidak dapat dikendalikan, biasanya digunakan manusia
untuk penelitiannya.
Jenis penelitian noneksperimental dibedakan
menjadi penelitian survei dan penelitian observasional. Berdasarkan waktunya
dibedakan menjadi penelitian longitudinal dan cross sectional.
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dibedakan menjadi penelitian deskriptif
dan inferensial.
Rancangan penelitian non eksperimental dibedakan menjadi :
- Rancangan penelitian historis,
- Rancangan penelitian korelasional,
- Rancangan penelitian kasus,
- Rancangan penelitian eksplanatori,
- Rancangan penelitian case control,
- Rancangan penelitian cohort.
Rancangan penelitian eksperimental dibedakan menjadi :
- Rancangan acak lengkap,
- Rancangan acak kelompok,
- Rancangan sama subyek,
- Rancangan bujur sangkar latin,
- Rancangan faktorial,
- Rancangan petak terpisah.
VIII. Penentuan sampel
Untuk generalisasi hasil
penelitian, perlu ditetapkan besar sampel yang dipergunakan. Besar sampel yang
dipergunakan tergantung dari banyak faktor antara lain biaya, tenaga, waktu,
ketelitian dan apakah penelitiannya menyebabkan kerusakan pada unit yang
diteliti atau tidak. Pendekatan secara ilmiah besar sampel tergantung kepada apakah
populasinya terbatas (finit) atau tidak terbatas (infinit), tergantung pula
pada harga alfa, simpangan baku, proporsi, perbedaan antara kelompok yang
diteliti dan rancangan penelitiannya.
Proses pengambilan sampel
dari populasinya disebut sampling, bila seluruh populasi diambil disebut
sensus. Sampling dibagi menjadi 2 macam yaitu probability sampling apabila
semua unsur atau unit dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk
dijadikan sampel dan nonprobability sampling. Probability sampling lebih baik
daripada nonprobability sampling karena hasilnya bisa digeneralisasikan.
Sampling dengan probability sampling macamnya :
- Sampling acak sederhana,
- Sampling sistematik,
- Sampling acak bersrata,
- Sampling wilayah.
Sampling acak sederhana (simple random sampling)
dilakukan apabila populasinya relatif homogen, bisa dilakukan dengan cara
undian, tabel bilangan random, atau menggunakan kalkulator.
Sampling sistematik (systematic sampling)
adalah sampling yang prosesnya berdasarkan interval tertentu, misalnyakaryawan
ke-10, atau ke-15 atau ke-n. Disebut sampling sistematik karena mengikuti
sistematika tertentu. Sampling sistematik termasuk propability sampling karena
penentuan nomor pertama dilakukan secara random. Beberapa buku memasukkan
sampling sistematik dalam kelompok sampling nonprobability karena penentuan
setelah nomor pertama dilakukan tidak dangan random.
Sampling acak berstrata (Stratified random
sampling) dilakukan bila populasinya bersifat heterogen misalnya pegawai
negeri, pejabat struktural, dll. Dibedakan menjadi 2 yaitu proportional
stratified random sampling dan nonproportional stratified random
sampling. Proporsional apabila pengambilan setiap strata prosentasenya
sama, sedang nonproporsional apabila prosentase tiap strata tidak sama.
Sampling wilayah (area atau cluster random
sampling)adalah sampling dengan populasi tersebar di suatu daerah, misalnya
Propinsi, Pemerintah Kota, Kabupaten, Kecamatan, dll.
Sampling nonprobabilitas adalah sampling dengan
semua unsur atau unit dalam populasi tdak mempunyai peluang yang sama untuk
dijadikan sampel. Sampling nonprobabilitas hasilnya tidak dapat
digeneralisasikan, lebih cocok untuk jenis penelitian kualitatif.
Sampling nonprobabilitas terdiri atas :
- Sampling kuota,
- Sampling aksidental,
- Sampling purposiv,
- Sampling jenuh,
- Sampling bola salju.
Sampling kuota (quota sampling) adalah
sampling yang mendasarkan pada ciri-ciri tertentu dalam jumlah yang diinginkan.
Sampling aksidental (accidental sampling)
adalah sampling dengan cara menentukan siapa saja yang ketemu saat itu,
misalnya nasabah Bank, pasien dokter, pengunjung supermarket, dll.
Sampling purposiv (purposive sampling) adalah
sampling yang dilakukan berdasarkan pertimbangan
tertentu,misalnya seseorang dengan pendapatan tertentu, pekerjaan tertentu,
dll.
Sampling jenuh (saturation sampling) adalah
sampling yang mendasarkan kepada jenuh atau tidaknya sampel, dikatakan jenuh
apabila besar sampelnya lebih dari setengah populasi.
Sampling bola salju (snowball sampling)
adalah sampling yang diawali dengan cara menentukan kelompok kecil yang diminta
untuk menunjukkan kawan masing-masing, kemudian kawan-kawan itu menunjuk kawan
lainnya sehingga terbentuk bola salju.
IX. Pengumpulan data
Metode pengumpulan data
secara garis besar dibedakan menjadi metode observasi, interview, metode
angket, dan metode dokumenter. Metode observasi (pengamatan) dibedakan menjadi
metode observasi dengan partisipasi dan nonpartisipasi. Metode observasi dengan
partisipasi artinya pengumpul data berperan sebagai responden, sedangkan
nonpartisipasi pengumpul data tidak harus berperan sebagai responden. Metode
interview (wawancara) dibedakan menjadi metode interview terstruktur dan tak
terstruktur. Wawancara terstruktur artinya pertanyaan pada waktu wawancara
telah disiapkan sebelumnya dan tidak boleh menyimpang, sedang metode tak
terstruktur pertanyaannya bebas. Metode angket adalah metode pengumpulan adata
dengan menggunakan daftar pertanyaan. Metode angket dibedakan menjadi metode
angket tertutup, terbuka dan kombinasi keduanya. Angket tertutup adalah angket
yang telah menyediakan jawaban pertanyaan dan responden tinggal memilihnya.
Angket terbuka adalah angket yang tidak menyediakan jawaban pertanyaan. Angket
kombinasi terbuka dan tertutup, sebagian jawaban telah tersedia dan sebagian
tidak. Dari segi administrasinya, metode angket bisa dikirim lewat pos atau
diberikan secara langsung. Keempat macam metode pengumpulan data tersebut
mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Dalam penelitian bisa saja metode pengumpulan
datanya lebih dari satu macam. Dalam penelitian sering digunakan studi
kepustakaan dalam pengumpulan data, padahal metode ini salah. Studi kepustakaan
bukan metode pengumpulan data melainkan membahas kajian teoritik dan empirik
yang menjadi landasan penelitian itu dilaksanakan.
X. Analisis data
Analisis data bertujuan
untuk menguji apakah hipotesis penelitian yang diajukan diterima atau ditolak. Uji statistika yang dipergunakan
untuk analisis data yang telah terkumpul tergantung kepada skala data,
hipotesis dan rancangan penelitiannya. Secara ringkas uji statistika yang
sering dipergunakan dalam penelitian tertera dalam lampiran 2.
XI. Interpretasi hasil penelitian
Berdasarkan hasil uji
statistika yang dipergunakan, hasilnya diinterpretasikan apakah hipotesisnya
diterima atau ditolak dengan menggunakan harga alfa tertentu. Dalam penelitian
tidak semua hipotesis penelitian yang diajukan harus diterima, yang penting
dijelaskan mengapa hipotesis penelitian yang diajukan tersebut ditolak.
XII. Membuat kesimpulan
Kesimpulan harus berdasar
kepada hasil yang telah diuji kebenarannya, harus sinkron dengan rumusan
masalah yang diajukan, tujuan penelitian dan hipotesis penelitiannya.
XIII. Membuat laporan penelitian
Langkah terakhir dari
seluruh proses penelitian adalah penyusunan laporan penelitian. Banyak
sistematika penulisan laporan penelitian namun secara garis besar tertera pada
Lampiran 1.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi R. 2005. Memahami
Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan I. Penerbit UM Press. Malang.
Hadi S. 1979. Statistika.
Cetakan ke-5. Gajah Mada Press. Yogyakarta
Kementrian Ristek, 2004.
Kinerja Pembangunan Riset, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 2001-2004, Jakarta.
Pratiknya A.W., 1993.
Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Edisi I. Cetakan
ke-2. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sarmanu, 2006. Metodologi
Penelitian dalam Materi Pelatihan SEM (Structural Equation Modeling) Angkatan
XI. LPPM Universitas Airlangga.
Siegel S. 1994. Statistik Non
Parametrik. Cetakan ke-6. PT Gramedia. Jakarta.
Lampiran 1. Sistematika Penulisan Laporan Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penelitian
1.4. Manfaat Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teoritik
2.2. Landasan Empirik
2.3. Kerangka Konseptual
2.4. Hipotesis
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian
3.2. Klasifikasi dan Definisi
Operasional Variabel
3.3. Populasi, Sampel dan Sampling
3.4. Pengumpulan Data
3.5. Analisis Data
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.2. Pembahasan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
|
Lampiran 2. Statistika
parametrik dan nonparametrik yang lazim digunakan dalam penelitian
No
|
Statistika Parametrik
|
No
|
Statistika Nonparametrik
|
1
|
Uji t
|
1
|
Uji Tanda
Uji Wilcoxon
Uji Mann Whitney
|
2
|
Anova (uji F)
|
2
|
Uji Kruskal Wallis
Uji Friedman
|
3
|
Regreasi Linier
-Berganda
-Sederhana
|
3
|
Regreasi Ordinal dan Logistik
-Berganda
-Sederhana
|
4
|
Korelasi Pearson
|
4
|
Korelasi Spearman
|
5
|
Korelasi Berganda
Korelasi Parsial
|
5
|
Korelasi Kendall
-W
-T
|
|
|
6
|
Uji X2
-Koefisien phi
-Koefisien Cramer C.
|
0 komentar:
Posting Komentar