PERSAINGAN STRATEGI NEGARA BESAR
Nama
: Meissy Bella Sari
Nim
: 163104101143
Situasi
geopolitik keamana di kawasan Asia-Pasifik memang meningkat menjadi persaingan
yang berbahaya yang bisa memicu konflik terbuka, baik karena kecelakaab maupun
insiden, khususnya di Laut Selatan di antara Negara-negara besar yang saling
berebut pengaruh. Ini antara lain disebabkan perilaku diplomasi dan pertahanan
RRT yang semakin asertif mengejawantahkan kepentingan dan strategi nasionalnya.
Ada
beberapa faktor yang perlu disimak terkait perubahan strategi geopolitik di
kawasan Asia Tenggara, baik secara pertahanan maupun pertumbuhan ekonomi.
Pertama, jumlah kekuatan angakat laut RRT sudah mencapai pada titik yang
mengkhawatirkan, bersamaan dengan mendekatnya perampungan pembuatan dengan kemampuan
sendiri kapal induk keduanya.
Kedua,
seluruh kekuatan politik, ekonomi, perdagangan dan pertahanan dikendalikan
Beijing secara komando. Ketidakpuasan hubungan kerja sama dengan berbagai
entitas, mulai dari Taiwan, Hongkong, hingga Singapura menunjukkan ini .
Maka
pada artikel ini yang dapat di pahami bahwa, Presiden Jokowi harus jeli dalam
mengelola hubungan dengan Australia yang total nilai perdagangannya dengan
Indonesia pada 2015 sekitar 8,5 miliar dollar AS, menurun dari 10,5 miliar
dolar AS pada tahun sebelumnya. Dan tidak mudah bergerak dalam persaingan dan
strategis Negara-negara besar sehingga terlihat menyandar pada salah satu
kepentingan akan di lihat Beijing sebagai ancaman kepentingan dan strategi
nasionalnya.
Sumber,
Kompas 25 November 2017
0 komentar:
Posting Komentar