19.11.17

Peran Orangtua dalam Menyikapi Dampak Media Sosial Terhadap Perkembangan kepribadian Remaja Awal

Peran Orangtua dalam Menyikapi Dampak Media Sosial 
Terhadap Perkembangan kepribadian Remaja Awal

Wahyu Relisa Ningrum
Fakultas Psikologi 
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta


Media sosial menjadi kebutuhan utama masyarakat, terutama anak atau remaja awal penggila update status. Media sosial tersebut dapat berupa Facebook, Instagram, WhatsApp, Twitter, Line, Snapchat, Path, Blog dan sebagainya (Suwandi, 2017). Para remaja menggunakan media sosial untuk mendapatkan informasi tentang gaya hidup terbaru. Fenomena menjamurnya berbagai aplikasi media sosial di masyarakat berdampak pada banyaknya remaja yang mencari popularitas, yaitu dengan memposting berbagai kegiatan agar mereka dilihat dan diakui oleh oranglain. Kegiatan remaja tersebut apabila lama kelamaan dibiarkan tanpa bimbingan dan arahan orangtua maka akan berdampak pada perkembangan kepribadian seorang remaja.
     Remaja sangat piawai memainkan jari-jarinya dalam menggunakan media sosial. Kesukaan remaja dengan media sosial terlihat pada keuntungan yang ditawarkan media sosial tersebut, yaitu kaya informasi, jangkauan luas, menghemat waktu dan mudah dalam penggunaannya. Dampak positif media sosial sendiri ialah memudahkan orang untuk berinteraksi dengan biaya yang murah dibanding memakai telepon, percepatan penyebaran informasi dan remaja dapat mengembangkan konsep dan ketrampilan intelektual yang diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat. Misalnya, remaja dapat belajar untuk memecahkan masalah yang dihadapi sesuai nilai-nilai yang terkandung dalam masyarakat. Begitu nyamannya remaja menggunakan media sosial, sehingga tidak menyadari bahwa mereka kecanduan. Kecanggihan media sosial memungkinkan orang untuk haus dan penasaran terhadap info-info yang ada di media sosial (Kompasiana.com, 2017).
Orangtua menganggap bahwa anak yang telah mengenal dan menggunakan media sosial dalam kesehariannya tidak membutuhkan lagi pendapat orangtua dalam memecahkan segala persoalan atau kesulitan yang dialami anak dalam proses belajarnya. Alasan-alasan klasik tersebut pada hakekatnya berfungsi untuk menutupi alasan sebenarnya yaitu kurang pedulinya orangtua terhadap masalah anak. Kurang pedulinya orangtua tampak jelas ketika mereka tidak ada waktu lagi untuk hanya sekedar menanyakan kabar secara lisan atau sekedar bercerita tentang peristiwa-peristiwa yang dialami dalam kesehariannya, baik di sekolah, di masyarakat maupun di rumah atau bahkan orangtua sibuk terhadap gadgetnya sendiri. 
    Solusi yang ditawarkan orangtua adalah memberikan kebebasan pada anak dalam mengkonsumsi gadget. Perangkat elektronik ini apabila tidak digunakan dengan bijak, maka lambat laun akan memberikan dampak negatif. Seperti, kecanduan karena tidak bisa terlepas dengan media sosial, semakin menurunnya komunikasi dalam keluarga, dan semakin menghilangnya sopan santun karena terbiasa dengan bahasa yang digunakan di media sosial. 
    Berdasarkan hal tersebut, diperlukan cara untuk menyikapi dampak media sosial di kalangan remaja terutama dalam perkembangan kepribadian remaja awal atau kanak-kanak akhir. Perlunya peran orangtua sebagai figur, monitor dan pengendali dalam penggunaan media sosial secara bijak dan bertanggungjawab. Peran orangtua tersebut ialah membiasakan anak untuk tidak memegang bahkan menggunakan peralatan elektronik selama hari aktif sekolah, mendampingi remaja selama menggunakan gadget, menjalin komunikasi yang efektif dengan anak, membiasakan anak untuk membaca buku, peran orangtua sebagai tempat bercerita terbaik untuk anak dan menjadi orangtua yang tanggap, melek anak, lingkungan dan digital.

(Gagasan non penelitian dalam acara Call For Paper di Universitas Aisyiyah Yogyakarta pada tanggal 18 November 2017).

0 komentar:

Posting Komentar