15.10.17

REVIEW PSIKOLOGI KEPRIBADIAN 2 CARL ROGERS

REVIEW PSIKOLOGI KEPRIBADIAN 2 CARL ROGERS




Oleh  :
Yusuf Wardana ( 163104101130)
Makul Psikologi Kepribadian 2
Fakultas Psikologi  UP45

Dosen pengampu :
Fx. Wahyu Widiantoro,S.Psi, MA


         Teori kepribadian yang dikemukakan oleh Carl Rogers psikologi humanistic lebih penuh harapan dan optimistic tentang manusia. Ia yakin bahwa dalam diri setiap orang terdapar potensi-potensi untuk menjadi sehat dan tumbuh secara kreatif. Kegagalan dalam mewujudkan potensi-potensi ini disebabkan oleh pengaruh yang bersifat menjerat dan keliru dari latihan yang diberikan oleh orang tua serta, pengaruh-pengruh social lainya. Namun pengaruh-pengaruh yang merugikan ini dapat diatasi apabila individu mau menerima tanggung jawab untuk hidupnya sendiri. Rogers yakin apabila tanggung jawab ini diterima maka kita segera akan melihat- kalau saja represi dan perbudakan pribadi baru” yang penih kesadaran, mengarahkan dirinya sendiri, seoramg penjelajahh dunia batin lebih dari pada dunia luar, yang memandang rendah sikap sikap serba tunduk pada kebiasaan-kebiasaan dan dogma tentang autoritas” (Rogers 1974) . dapat disimpulkan dari penjelasan Rogers tersebut bahwa rogers memandang teori tersebut dengan kesadaran diri sendiri atau yang dikenal dengan self theory yang tidak terpengaruh oleh factor-faktor dari luar diri seseorang.
       Dalam struktur kepribadian terdapat dua konstruk yang penting menurut Rogers yaitu organisme dan diri (self). Orgnisme merupakan lokus atau tempat dari seluruh pengalaman. Pengalaman meliputi segala sesuatu yang secara potensial terdapat dalam kesadaran organisme pada setiap saat keseluruhan pengalaman ini merupakan medan fenomenal. Medan fenomenal adalah “frame of reference” dari individu yang hanya diketahui oleh orang itu sendiri. “medan fenomenal tidak dapat diketahui oleh orang lain kecuali melalui infrensi empatis dan selanjutnya tidak pernah dapat diketahui dengan sempurna” (Rogers, 1959, hlm 210).  Diri atau konsep diri merupakan gestalt konseptual yang terorganisasi dan konsisten yang terdiri dari persepsi-persepsi tentang sifat-sifat dari ‘diri subjek’ atau ‘diri objek’ dan persepsi-persepsi tentang hubungan-hubungan antara ‘diri subjek’ atau ‘diri objek’ dengan orang-orang lain dan dengan aspek berbagai kehidupan beserta nilai-nilai yang melekat pada persepsi-persepsi ini. Gestaltlah yang ada dalam kesadaran meskipun tidak harus disadari. Gestalt tersebut bersifat lentur dan berubah-ubah, suatu proses, tetepi pada setiap saat merupakan suatu entitas spesifik. (Rogers, 1959, hlm.200). jadi dapat disimpulkan bahwa dalam struktur kepribadian menurut Rogers diri merupakan pencerminan dari pengalaman-pengalaman yang terdapat dalam organisme sehingga individu yang menerima pengalaman-pengalaman dapat berpikir realistis yang sesuai dengan penemapatan dirinya.
      Dinamika kepribadian menurut Rogers “oragnisme mempunyai satu kecenderungan dan kerinduan dasar- yakni mengaktualisasikan, mempertahankan, dan mengembangkan organisme yang mengalami” (1951, hal.487). Organisme mengaktualisasikan dirinya menurut garis-garis yang diletakan oleh hederitas. Ketika organisme itu matang, maka ia makin berdeferensiasi, makin luas, makin otonom, dan makin tersosialisasikan. Tendnsi dasar pertumbuhan ini- mengaktualisasikan dan mengekspansikan diri-sendiri- tampak paling jelas sekali bila individu diamati dalam suatu jangka waktu yang lama. Kesimpulan dari teori tersebut individu yang telah menerima pengalamn akan mengembangkan dan mengaplikasikan untuk memaksimalkan kemanfaatan dirinya.
     Perkembangan kepribadian menurut Rogers “apabila individu hanya mengalami penghargaan positif tanpa syarat, maka tidak ada syarat-syarat penghargaan, harga diri akan menjadi tanpa syarat, kebutuhan-kebutuhan akan penghargaan positif dan harga diri tidak akan berbeda dengan penilain organismic. Dan individu akan terus berpenyesuaian baik secara psikologis dan akan berfungsi sepenuhnya“(1959, hlm.224). kesimpulan dari teori tersebut bisa dikatakan positif regard membuat individu sadar akan apa perbuatan positif (kebermanfaatan dirinya)  yang harus dilakukan oleh dirinya untuk mencapai aktualisasi diri tanpa harus mengacu pada penghargaan.


Reference :  Hall Calvin s & lindzey Gardner. 1993. Teori-Teori Holistik (organismic-fenomenologis).Yogyakarta: Kansius


0 komentar:

Posting Komentar