3.10.17

III, ARTIKEL " PSIKOLOGI KEPRIBADIAN "

MENGENAL KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DIRI ( TEORI YANG BERPUSAT PADA PRIBADI : CARL ROGERS )
Ningnurani: Psikologi '16 ( 6.310.410.1146 )
 Dosen : Fx. Wahyu Widiantoro, S. Psi., MA.
Universitas Proklamasi'45 Yogyakarta



PENDAHULUAN :

            Ketika manusia dihadapkan pada kenyataan yang tidak menyenangkan, pasti kebanyakan orang akan menyalahkan diri sendiri dan lingkungan. Kemampuan untuk mengontrol diri sendiri dan menghadapi segala kenyataan yang selalu berbanding terbalik dengan apa yang diharapkan sangat memerlukan kematangan emosi dan kecerdasan emosi. Disinilah proses pengenalan diri  sendiri sangat penting pengaruhnya bagi setiap tindakan yang kita lakukan dan yang kita ambil. Kita senantiasa harus berjuang menahan segala ego kita untuk dapat menyelaraskan pandangan kita terhadap apapun kenyataan yang kita hadapi. Terkadang kita dianggap aneh dan suka ngambek oleh orang lain, tetapi itulah kita. Diri kita , siapa sesungguhnya kita. Biarkan orang lain memandang apapun tentang diri kita, karena mereka tidak mengenali kita jauh lebih dalam. Tetapi selama kita tahu siapa diri kita sesungguhnya, dan kita tidak merugikan dan menyakiti orang lain, tetaplah jadi diri sendiri. Ketika kita mampu mengenali segala kekurangan yang ada pada diri kita, sangat kecil kemungkinan kita menjadi pribadi yang suka mencari- cari kekurangan dan kesalahan orang lain.
              Dan disaat kita mampu untuk mengetahui segala kelebihan yang ada pada diri kita, kita aan menjadi manusia yang penuh dengan kerendahan hati, tidak akan menjadi sombong dan angkuh akan semua kelebihan yang kita miliki. Kita menjadi pribadi yang penuh percaya diri, bisa mengembangkan potensi yang ada pada diri sendiri secara optimal, karena pada dasarnya setiap manusia yang mengetahui kelebihan diri akan selalu menjadi pribadi yang bergerak maju kedepan untuk mencari yang lebih baik dan mempunyai kecenderungan  untuk mewujudkan aktualisasi diri.



TEORI YANG BERUSAT PADA PRIBADI MENURUT CARL ROGERS  

ASUMSI DASAR : 1.  Kecenderungan Formatif  ==> Rogers ( 1978-1980 ) yakin bahwa terdapat kecenderungan dari setiap hal, baik organik maupun nonorganik, untuk berevolusi dari bentuk yang sederhana menjadi bentuk yang lebih komplek. Untuk alam semesta, terjadi sebuah proses kreatif ,dan bukan proses disintegrasi ( kecenderungan formatif ) dan banyak mengambil contoh - contoh dari alam.
                                 2. Kecenderungan Aktualisasi ==>  Asumsi yang saling berkaitan dan relevan adalah kecenderunganaktualisasi ( actualizing tendency ) untuk bergerak menuju keutuhan dan pemuasan dari potensi ( Rogers, 1959,1980 ). Kecenderungan untuk memelihara dan meningkatkan suatu organisme, termasuk kedalam kecenderungan aktualisasi. Kebutuhan pemeliharaan ( maintenance ) sama dengan tahap awal dalam herairki kebutuhan maslow. Walaupun manusia mempunyai keinginan untuk memelihara status quo, mereka juga mau untuk belajar dan berubah. Kebutuhan untuk menjadi lebih baik, berkembang, dan meraih perubahan disebut dengan peningkatan diri ( Enhancement ).

DIRI DAN AKTUALISASI DIRI  

1. KONSEP DIRI ( SELF CONCEPT ) ==>Seluruh aspek dalam keberadaan dan pengalaman seseorang yang disadari ( walaupun tidak selalu akurat ) oleh individu tersebut. Konsep diri tidak identik dengan diri organismik ( organismic self ).Bagian - bagian dari organismik berada diluar kesadaran seseorang atau tidak dimiliki oleh orang tersebut. Dengan demikian , saat manusia sudah membentuk konsep dirinya, ia akan menemukan kesulitan dalam menemukan perubahan dan pembelajaran yang penting. Konsep diri yang sudah terbangun tidak mungkin tidak membuat perubahan sama sekali, hanya tetap akan terasa sulit. Perubahan biasanya paling mudah terjadi ketika adanya penerimaan dari orang lain yang membantu seseorang untuk mengurangi kecemasan dan ancaman serta untuk mengakui dan menerima pengalaman - pengalaman yang sebelumnya ditolak.
2. DIRI IDEAL ==> Meliputi semua atribut, biasanya yang positif, yang ingin dimiliki oleh seseorang. Individu yang sehat secara psikologis, melihat sedikit perbedaan antara konsep dirinya denagn apa yang mereka inginkan secara ideal. 

KESADARAN 
==> Tanpa kesadaran, konsep diri dan diri ideal tidak mungkin ada ( Rogers : 1959 ) , mendefinisikan kesadaran sebagai " representasi simbolik .

TINGKAT KESADARAN 
A. Beberapa kejadian dialami dibawah batas kesadran dan biasanya diabaikan / disangkal.
B. Beberapa pengalaman akan disimbolisasikan secara akurat dan dimasukkan dengan bebas kedalam struktur diri.
C. Tingkat pengalaman yang diterima dalam bentuk yang terdistorsi.

MENJADI SEORANG MANUSIA
Rogers ( 1959 ) untuk menjadi seorang manusia seseorang harus membuat kontak - positif / negatif dengan orang lain. Kontak ini adalah pengalaman minimum yang penting untuk menjadi seorang manusia. Penghargaan positif adlah persyaratan untuk mendapatkan penghargaan diri yang positif ( posititve self- regard ) , yang didefinisikan sebagai pengalaman menghargai diri sendiri. 

INKONGRUENSI 
Inkongruensi antara konsep diri dan pengalaman organismik adalah ganguan dari psikologis.  Konsep diri yang muncul meliputi presepsi yang tidak jelas dan tidak selaras dengan pengalaman organismik kita , serta inkogruensi antara diri dan pengalaman dapat berakibat pada perilaku yang terlihat tidak konsisten dan berbeda.

SIKAP DEFENSIF
==> defensiveness adalah perlindungan terhadap konsep diri dari kecemasan dan ancaman , dengan penyangkalan atau distorsi dari pengalaman yang tidak sesuai dengan konsep diri ( Rogers , 1959 ) .

TEORI DISKREPANSI DIRI
==> Gagasan bahwa kongruensi antara bagaiman kita benar - benar melihat diri kita dan bagaimana idealnya kita ingin menjadi elemen penting dari kesehatan mental. Apabila kedua evaluasi diri ini kongruen maka seseorang biasanya dapat dikatakan sehat dan relatif berhasil dalam menyesuaikan diri. 

KESIMPULAN 

* Manusia memiliki kecenderungan aktualisasi, yaitu presdiposisi untuk bergerak maju untuk menuju keutuhan dan pemuasan.
* Aktualisasi diri berkembang setelah manusia mengembangkan sistem diri dan merujuk pada kecenderungan tersebut untuk bergerak maju menjadi manusia yang berfungsi seutuhnya.
* Inkogruensi dirasakan saat diri organismik dan diri yang dirasakan tidak selaras.
* Manusia mengalami disorganisasi saat distrorsi dan penyangkalan tidak cukup untuk menahan inkogruensi.


SUMBER 
Feist ,dkk ( 2017 ) Teories of Personality,edisi 8 Jakarta, Salemba Humanika



                                            



 

0 komentar:

Posting Komentar