RESENSI ARTIKEL :MERINDUKAN KETELADANAN ETIS PEMIMPIN
OLEH :PAULINUS YAN OLLA
NURUL WIDIASTONI
16 310 410 1152
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
Pernyataan Presiden Joko Widodo mengenai demokrasi di Indonesia
yang kebablasan menuai reaksi dariberbagai kalangan. Alih-alih menjernikan
praktik demokrasi ruang publik malah semakin di taburi suasana saling
menyudutkan. Tanpa disertai label pernyataan dari pengamat tertentu. Praktik
penyelewengan demokrasi memang terjadi di indonesia yang menjadikan indonesia
di nobatkan sebagai the economist,negara yang cacat demokrasinya (baca: flawed
democracy).
Wacana demokrasi kebablasan sejatinya mengungkapkan situasi keterpurukan
niai-nilai publik yang telah di derita secara akut oleh bangsa ini. Di negeri
ini semakin jarang di temukan pengorbanan pribadi demi kepentingan-kepentingan
bangsa yang lebih besar bagi kesejahtraan bangsa. Kepentingan bangsa dan rakyat
sering di blenggu oleh kepentingan kelompok melalui mobilisasi kekuatan masa
yang berbaju SARA.
Kelebihan dari artikel ini adalah memberitahukan kepada masyarakat
umum tentang kondisi negara yang krisis akan pemimpin-pemimpin yang memberikan
keteladanan yang baik. Pemimpin yang menjadi pemersatu bangsa dan panutan
rakyat, bukan pemecah belah bangsa. Adanya keberanian mengkritik pemerintah
dengan suatu kritikan yang membangun. Dan kata-kata yang di gunakan sangat baik
sekali. Di dalam mengutarakan ide atau opini penulis menyertahinya dengan
teory-teory.
Kelemahan dari artikel ini adalah terlalu mengkritik pemimpin
padahal pemimpin di negeri ini juga banyak yang sesuai dengan demokrasi dan
nilai-nilai etis. Bukan hanya mengkritik tetapi harus di butuhkan kerja sama semua pihak yang saling berkaitan.
Mendukung pemerintah demi majunya negara tercinta ini.
Sumber : Kompas, Senin, 13 Maret 2017, hal 7
0 komentar:
Posting Komentar