16.4.17

KUNJUNGAN KE RSJ GRHASIA



KUNJUNGAN KE RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA
NAMA  : GACITA PURYO SAFITRI
NIM      : 16.310.410.1144
PSIKOLOGI UMUM II
            Kesehatan jiwa merupakan suatu sikap positif terhadap diri sendiri, tumbuh berkembang, memiliki aktualisasi diri, keutuhan,kebebasan diri,memiliki persepsi sesuai kenyataan dan kecakapan dalam beradaptasi dengan lingkungan.
            Gangguan jiwa sesungguhnya sama dengan gangguan jasmaniah lainnya, hanya saja gangguan jiwa bersifat lebih kompleks, mulai dari yang ringan seperti rasa cemas,takut hingga yang tingkat berat berupa sakit jiwa. (menurut WHO dalam Yunus,2014) ,masalah gangguan jiwa di seluruh dunia sudah menjadi masalah yang serius,paling tidak ada 1 dari 4 mengalami masalah mental,diperkirakan ada sekitar 450juta orang di dunia yang mengalami gangguan jiwa.
            Pada tanggal 13 April 2017 ,universitas proklamasi 45 fakultas psikologi melakukan kunjungan ke RSJ Grhasia yang beralamatkan Jl. Kaliurang KM.17 Pakem Sleman DIY yang bertujuan untuk mengetahui gambaran yang realistis mengenai kegiatan di Rsj ,mengetahui beberapa kondisi pasien yang memiliki perilaku yang berbeda-beda,menambah pengetahuan dan informasi tentang ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) serta untuk memenuhi tugas psikologi umum II dan Psikologi Kepribadian. Pada waktu memasuki bangsal, ada salah satu ibu yang ada di bangsal tersebut seperti layaknya orang normal, ia menyambut kami dengan baik dan seperti tidak terlihat jika sedang sakit. Kami mendapatkan Observasi terhadap perilaku pasien yang ada di dalam bangsal tersebut, seperti cemas, kecurigaan yang terlalu tinggi, berhalusinasi, berbicara sendiri, tidak bisa berbicara, tempramen, tertawa sendiri,skizofrenia dan lain sebagainya.
            Skizofrenia merupakan suatu penyakit otak persisten yang dapat mengakibatkan timbulnya pikiran emosi, gerakan,perilaku psikotik sehingga mengalami kesulitan dalam memproses informasi. Skizofrenia masih menjadi masalah kesehatan yang cukup banyak dijumpai di Indonesia. Kondisi yang lebih dari 80% penderita skizofrenia di indonesia tidak di obati dan tidak di tangani secara optimal dari keluarga(susanto,2009). Pasien yang menderita skizofrenia di biarkan berada di jalan-jalan bahkan ada pula yang dipasung oleh keluarganya. Kondisi seperti ini memungkinkan terjadinya peningkatan jumlah penderita gangguan jiwa dari waktu ke waktu.
            Pasien gangguan jiwa dalam masyarakat sering di gambarkan sebagai individu yang bodoh,aneh,berbahaya, hal ini merupakan aib keluarga. Karena pandangan gangguan jiwa yang salah dari masyarakat, pasien sering di sembunyikan, dikucilkan, tidak dibawa berobat ke rumah sakit karena keluarga malu dan karena di anggap berbahaya.
 
DAFTAR PUSTAKA
Taufik,Y.(2014). Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kekambuhan pada pasien skizofrenia dipoliklinik RSJ Grhasia. NASKAH PUBLIKASI. Yogyakarta.

0 komentar:

Posting Komentar