KASUS PELECEHAN SEKSUAL
SADISME DAN MASOKISME
DARI FILM PHATOLOGY
DELIANA
VICRIA NURACHYANI
153104101096
PSIKOLOGI
ABNORMAL
Sadisme adalah
kegemaran untuk memperoleh atau meningkatkan kepuasan seksual dengan
menimbulkan kesakitan atau penderitaan psikologis (misalnya mempermalukan) pada
orang lain.
Seorang sadisme akan memperoleh kepuasan seksual melalui jeritan
dan teriakan pasangannya yang menderita karena siksaan fisik yang dilakukannya
selama berhubungan seksual. Pada umumnya, penderita sadisme adalah laki-laki, sedangkan
efek perilaku sadisame secara perlahan akan berpengaruh terhadap kondisi
psikologis pasangan perempuannya. Dalam kondisi kesakitan oleh pukulan pasangan
laki-laki, sekaligus perempuan memperoleh kesempatan untuk mengalami kepuasan
atau kenikmatan seksual. Pengulangan pengalaman tersebut akan mengembangkan
perempuan pasangan laki-laki sadisme menderita masokisme.
Masokisme itu sendiri adalah kegemaran
seseorang untuk memperoleh atau meningkatkan kepuasan seksual dengan menjadikan
dirinya sebagai subyek untuk disakiti atau dipermalukan. Kedua gangguan ini
dapat ditemukan pada hubungan heteroseksual maupun homoseksual. Banyak orang
sadis yang menjalin hubungan dengan orang masokis demi memperoleh kepuasan
seksual.
Sejumlah sadisme dan masokisme sering dimainkan
dalam hubungan seksual yang sehat. Sebagai contoh, penggunaan saputangan sutra
untuk
menirukan perbudakan dan ttamparan ringan pada saat melakukan hubungan
seksual, sering dilakukan dengan persetujuan pasangannya. Tetapi sadisme dan
masokisme sampai yang tingkat yang berat, dapat mengakibatkan luka. baik fisik
maupun psikis, bahkan kematian.
Kasus
Dari film phatology, terdapat
beberapa gangguan seksual, seperti sadisme, masokisme, homoseksual, lesbian,
satyriasis, nymphomania. Tetapi dari sekian banyaknya kasus yang ada dalam film
tersebut hanya mengambil satu kasus yaitu tentang sadisme yang menimbulkan
masokisme.
Dalam film ini ada salah dua
tokoh yang melakukan hubungan seksual dengan cara yang kurang wajar, dimana
kedua tokoh tersebut melakukannya dengan cara menyakiti pasangannya satu sama
lain. Kedua tokoh tersebut kami inisialkan menjadi Mr. P untuk laki-laki dan
Ms.V untuk perempuan
Dalam film tersebut Mr.P dan Ms. V adalah
seorang ahli bedah dan pengotopsi mayat yang mana sebelum melakukan
pengotopsian tersebut mereka membunuh orang terlebih dahulu setelah itu mereka
otopsi bersama dengan sekumpulan dokter otopsi yang lain. Lalu setelah proses
otopsi selesai mereka mengisap ganja kemudian setelah itu mereka melakukan
koitus atau melakukan hubungan seksual.
Dalam melakukan koitus, Mr. P
selalu menggunakan kekerasan terhadap Ms. V sehingga secara tidak langsung Ms.
V berbuat seperti apa yang diperbuat oleh Mr. P. Yakni Mr. P memukul dan meludahi
Ms.V, Ms.V pun membalas memukul, namun Ms. V terlebih dahulu menggunakan sarung
tangan sutra dan memukul wajah Mr. P sehingga mulut Mr. P terluka dan
mengeluarkan darah. Setelah itu Ms. V menjilati darah tersebut sambil
menikmatinya.
Selain itu, Ms. V menusuk-nusukkan jarum ke dada Mr. P
dan juga menusuk puting susu Mr. P dengan jarum. Hal tersebut mereka lakukan
selama mereka melakukan koitus sehingga mereka menikmati dan akhhirnya sampai
pada puncak ejakulasi. Jika tidak melakukan hal tersebut mereka merasa kurang
mencapai kepuasan.
Analisis Kasus berdasarkan Teori
Mr. P dan Mrs. V mengidap kelainan seksual, yaitu sadisme dan
masokisme. Dimana ketika mereka melakukan koitus atau hubungan seksual, caranya
tidak wajar tidak seperti melakukan hubungan yang sebagaimana mestinya. Yakni
saling menyakiti satu sama lainnya, seperti saling tampar, saling pukul,
meludahi, dan menusukan beberapa jarum ke tubuh pasangannya.
Disini Mr. P mengidap sadisme, yaitu kegemaran untuk memperoleh atau meningkatkan
kepuasan seksual dengan menimbulkan kesakitan atau penderitaan psikologis pada
orang lain. Sedangkan Mrs. V otomatis mengidap masokisme, yaitu kegemaran
seseorang untuk memperoleh atau meningkatkan kepuasan seksual dengan menjadikan
dirinya sebagai subyek untuk disakiti atau dipermalukan. Mereka melakukan hal
tersebut kerena profesinya sebagai dokter bedah/forensik sehingga mereka
terbawa suasana untuk melakukan sadisme untuk mempraktekannya dan juga sebab
lainnya karena pengaruh ganja dan kepribadiannya yang keras
Kesimpulan
Berdasarkan analisis kasus yang telah di
jelaskan di atas, Mr. P dan Ms. V mengidap kelainan seksual yaitu sadisme dan
masokisme, dimana sadisme dan masokisme tersebut disebabkan karena
kebiasaan/faktor lingkungan dan juga karena ia merasa dapat meningkatkan gairah
seksualnya sehingga mampu mencapai orgasme dengan cara melakukan pukulan dan
siksaan yang mereka lakukan itu. Hal tersebut susah untuk dihilangkan karena
sudah terbiasanya mereka dengan saling menyakiti dalam melakukan koitus dan
mereka akan merasa kurang puas dalam berhubungan jika hal tersebut tidak mereka
lakukan.
Sumber :
Fausiah, fitri.
Julianti, Widury. 2008. Psikologi
Abnorma-Klinis Dewasa. Jakarta:Penerbit Universitas Indonesia
Sawitri
Supardi Sadarjoen, Dr. Psi. 2005. Bunga
Rampai-Kasus Gangguan Psikoseksual. Bandung:PT. Refika Aditama.
0 komentar:
Posting Komentar