15.4.17

BELAJAR KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN ODGJ



BELAJAR KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN ODGJ


NURUL WIDIASTONI
163104101152
PSIKOLOGI UMUM II
FAKULTAS PSIKOLOGI UP 45

ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) begitulah kita di haruskan menyebutnya, kita tidak boleh mengatakan gila atau edan kepada mereka. Di karenakan manusia adalah satu-satunya mahluk yang mempunyai harkat dan martabat yang tinggi. Begitu banyak orang-orang di sekitar kita yang sakit secara fisik seperti struk, kanker, diabetes dan penyakit lainnya, akan tetapi juga banyak pula orang-orang yang sakit secara jiwa yaitu gangguan pada kejiwaan seperti waham, gangguan persepsi dsbnya.  Gangguan itu tidak hanya membahayakan dirinya saja tetapi juga membahayakan terhadap orang lain. Sehingga terjadi ketidak keseimbangan hidup yang mereka jalani. Di saat seperti itu sudah terjadi Maka Rumah Sakit Jiwa lah menjadi tempat rujukan bagi mereka. Rumah Sakit Jiwa merupakan tempat untuk menyembuhkan minimal mengurangi gangguan jiwa tesebut.
Pada hari kamis , tepatnya 13 April 2017 mahasiswa UP 45 dari fakultas Psikologi melakukan kujungan ke RSJ GRHASIA. Ini merupakan peluang yang bagus bagi mahasiswa untuk menerapkan ilmunya yang telah di dapat ketika di kampus. Tidak hanya itu mahasiswa juga bisa mengenal lebih jauh tentang ODGJ. RSJ GRHASIA terletak di Jl Kaliurang KM 17,5 Pakembinangun, Pakem. Rumah sakit ini telah berdiri sejak zaman kolonial Belanda dan telah mengalami beberapa kali penggantian nama.
Ketika melakukan kunjungan ke bangsal, khususnya Wisma Nakula. Ada salah satu ODGJ yang menarik perhatian saya adalah Bpk Rohman,beliau adalah pasien yang berasal dari Bantul. Beliau mengalami waham. Menurut pengamatan saya beliau sangatlah baik, ramah, dan sopan. Yang namanya ODGJ tentunya juga tidak sadar akan yang di ucapkanya. Beliau banyak cerita tentang arti kehidupan meskipun tidak realistik. Beliau orangnya mudah akrab dengan orang baru dan suka senyum. Kata-kata beliau yang masih saya ingat adalah 5 S yang berarti, senyum, sapa,salam, sopan, dan santun. Hal ini membuat saya lebih tergerak untuk menjalani kehidupan yang lebih baik.
Dari kunjungan tersebut begitu banyak pengalaman baru yang saya dapatkan. Pengalaman berharga yang tak akan bisa terlupakan. Saya mendapatkan banyak ilmu baru, yang meliputi keyakinan akan ilmu yang sudah saya peroleh. Saya bisa mengetahui peran Psikolog di Rumah Sakit Jiwa, intervensi psikologis, anamnesis, gangguan waham , ilusi dsbnya termasuk istilah-istilah psikologis lainnya. Saya juga bisa lebih mengenal lebih dekat ODGJ yang selama ini banyak orang yang memandang mereka sebelah mata. Berdasarkan pengalaman saya di desa saya yang banyak ODGJ yang di sebabkan oleh memang murni gangguan jiwa atau karena belajar ilmu ghoib. Kebanyakan masyarakat umum membenci mereka dan menjadikan mereka bahan ejekan sana-sini. Dan kurangnya pelayanan kesehatan jiwa di desa-desa.
Saya beranggapan bahwa mereka (ODGJ) adalah orang yang membutuhkan kita semua. Mereka tidaklah bersalah dan mengapa kita biarkan mereka begitu saja. Kita menjauh dan menjaga jarak dari mereka. Mereka sama dengan orang yang sakit secara fisik butuh pertolongan dan dukungan. Kita harus memperlakukan mereka sama dengan orang yang sakit secara fisik. Jangan ada diskriminasi di antara mereka.
Dari pemberian materi mengenai ODGJ sampai melakukan kunjungan ke bangsal-bangsal, hingga di akhiri dengan diskusi dan sampai saat ini.  Saya sangat merasa kasihan dan empati terhadap mereka. Saya mendapatkan sebuah makna yang besar dalam menjalani kehidupan. Di dalam menjalani kehidupan ini memang sangat berat sekali. Banyak rintangan dan hambatan yang menghadang. Siapa yang kuat maka dialah yang  akan menang. Saya masih terbayang-bayang wajah mereka, yang di perlihatkan dengan tingkah laku yang aneh,gak jelas,dan omongan-omongan mereka yang ngelantur. Oleh kerena itu marilah kita syukuri hidup ini agar Yang Maha Kuasa memberikan kesehatan fisik dan jiwa kepada kita. amin yra.
Keinginan saya selanjutnya adalah adanya pelayanan kesehatan jiwa atau RSJ yang ada di pelosok-pelosok desa. Karena saat ini banyak ODGJ yang ada di desa, yang jauh dari fasilitas perkotaan yang cukup memadai. ODGJ di desa cenderung di biarkan begitu saja oleh keluarga mereka entah karena kekurangan biaya atau karena pemahaman yang sedikit akan penyakit jiwa. Mereka di biarkan begitu saja hingga bertahun-tahun tanpa ada upaya penyembuhan. Dari hal ini juga di perlukan sekali sosialisai kepada masyarakat desa mengenai pentingnya penyembuhan terhadap ODGJ. Sehingga ODGJ akan semakin berkurang.
               

0 komentar:

Posting Komentar