MENGENAL FANTASI DALAM PSIKOLOGI
MENGETAHUI SISI POSITIF DAN NEGATIF
DARI FANTASI
NAMA: NURUL WIDIASTONI
NIM: 163104101152
MATA KULIAH: PSIKOLOGI UMUM II
FAKULTAS PSIKOLOGI UP 45 YOGYAKARTA
Dalam kehidupan sehari-hari seseorang
akan selalu berfantasi atau berkhayal. Membayangkan hal-hal yang akan dilakukan
atau di rencanakan di kemudian hari. Dengan berfantasi seseorang akan bisa
melepaskan diri sejenak dari keadaan yang di hadapinya (dunia nyata) dan mampu
menjangkau ke depan. Berfantasi adalah salah satu gejala pengenalan (kognisi)
yang terdapat dalam jiwa seseorang. Berfantasi dapat meningkatkan daya
imajinasi dalam menciptakan sesuatu yang baru. Fantasi juga bisa membantu
seseorang menyusun cara atau strategi
menghadapi suatu hal yang akan datang.
Menurut Yanto
Subianto (1980), fantasi adalah kemampuan jiwa untuk membentuk
tanggapan-tanggapan atau bayangan-bayangan baru. Bimo walgito (1983) juga
menjelaskan, dengan fantasi manusia dapat melepaskan diri dari keadaan yang di
hadapinya dan menjangkau ke depan menuju ke keadaan yang akan datang.
Fantasi pada
umunya adalah aktivitas yang menciptakan, fantasi di bedakan menjadi fantasi
yang menciptakan dan fantasi yang terpimpin. Fantasi yang menciptakan yaitu
jenis fantasi yang membentuk sesuatu, seperti seorang pelukis menciptakan lukisan
berdasarkan daya fantasinya. Fantasi yang di pimpin yaitu, fantasi yang di
tuntun oleh pihak lain,misalnya orang melihat film, orang ini bisa mengikuti
apa yang di lihatnya dan dapat berfantasi tentang keadaan atau tempat-tempat
yang lain dengan perantaraan film itu.
Seseorang berfantasi dapat di
pengaruhi oleh kurang efektifnya waktu kosong (melamun), mempunyai harapan atau
cita-cita yang tinggi, kesulitan dalam memecahkan masalah, adanya kelemahan
pribadi, dan adanya perasan pesimis terhadap masa depan. Di samping itu fantasi
yang dilakukan seseoramg mempunyai dampak positif dan negatif. Di antaranya
,dampak positifnya yaitu, seseorang mampu membuat karya yang kreatif, daya
fantasi bisa menyebabkan masuk ke dunia imajiner, fantasi pasif (melamun)
seseorang dapat menghibur dirinya sejenak (asal tak terus menerus ). Dampak
negatifnya, yaitu melamun tidak begitu merugikan asal dilakukan sebentar dan
tidak sering terjadi, karena jika melamun di jadikan kebiasaan seseorang akan
menghadapi kesulitan menghadapi masalah di dunia nyata,bukan dunia imajiner.
Dari uraian di atas dapat di
simpulkan bahwa fantasi adalah sesuatu yang berhubungan dengan khayalan atau
dengan sesuatu yang benar-benar tidak ada (nyata) yang masih berada di benak
atau pikiran seseorang. Dengan fantasi aktif seseorang di harapkan mampu
melakukan tindakan sebagai wujud hasil dari fantasinya. Jadi tidak hanya di
fantasikan atau di bayangkan saja. Selain itu seseorang di harapkan mampu
membuat strategi atau rancangan yang baik dan efektif untuk menunjang
kehidupannya dalam merealisasikan cita-citanya. Berfantasi memungkinkan
seseorang dapat memahami orang lain,bisa melepaskan diri dari keterikatan
terhadap tempat dan waktu, dan membantu seseorang bercita-cita.
DAFTAR PUSTAKA :
Walgito, Bimo. (1983). Pengantar
Psikologi Umum, Yogyakarta :Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM
Subiyanto, Yanto dan Dedi
Suryadi. (1980). Tanya Jawab Pengantar Psikologi. Bandung: Armico
Sumanto. (2014). Psikologi Umum
Untuk Mahasiswa,Dosen Dan Masyarakat Umum .Yogyakarta :CAPS (Center of Academic
Publishing Service)
0 komentar:
Posting Komentar