ARTIKEL : PRASANGKA SOSIAL
Oleh :
NIKEN
LARASATI
16.310.410.1135
PSIKOLOGI
SOSIAL I
Dalam kehidupan sehari-hari kita
tidak bisa dipisahkan dari suatu hal yang disebut interaksi sosial. Hal ini
dapat terjadi karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial. Di antara
banyak hal yang memberikan makna di dalam kehidupan manusia, orang lain
merupakan suatu hal yang terlihat sepele namun justru merupakan yang paling
banyak berperan dalam hidup kita. Manusia tidak dapat hidup sendiri dan pasti
membutuhkan manusia lainnya dalam kehidupannya. Suatu ketergantungan yang
mewarnai kehidupan manusia inilah yang kemudian disebut sebagai interaksi
sosial.
Dalam berinteraksi sosial di
kehidupan sehari-hari tentulah kita dihadapkan pada keberagaman aspek-aspek
sosial dimana didalamnya mencakup pola kebiasaan, pemahaman kepribadian, dan
pengalaman manusia. Pemahaman terhadap kepribadian orang lain bisa menjadi
salah satu komponen penting yang diperlukan saat bergaul atau menjalin relasi
dengan orang-orang di sekitar. Relasi merupakan hal yang penting dalam
bersosialisasi karena kelak di masa mendatang atau di saat dibutuhkan sedikit
banyak kita akan terbantu dengan keberadaan para relasi tersebut.
Sebagai
contoh misalnya adalah ekspresi emosional wajah. Sebagai manusia kita cenderung
memberi penilaian pada seseorang melalui ekspresi wajah. Secara sederhana
ekspresi senyum atau tertawa biasa diartikan sebagai suatu kegembiraan, dan
ekspresi cemberut atau murung biasa diartikan sebagai suatu kesedihan. Namun
hal ini tidak berlaku mutlak, dan disinilah peran psikologi sosial dalam
menganalisis suatu tanda-tanda personal dan tanda-tanda sosial yang ada di
masyarakat.
Sering
pula dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan suatu prasangka terhadap suatu
hal atau terhadap orang lain. Kita sering sekali memberikan penilaian secara
singkat dan tanpa dasar terhadap suatu hal yang nampak di sekitar kita. Hal ini
yang menjadikan pemahaman sementara kita terhadap suatu hal tersebut menjadi
dugaan awal atau penilaian awal dan berpengaruh besar dalam pemikiran kita.
Namun sebenarnya apa itu prasangka ?. Menurut Jones (dalam Liliweri, 2005)
prasangka adalah sikap antipati yang berlandaskan pada cara menggeneralisasi
yang salah dan tidak fleksibel. Kesalahan itu mungkin saja diungkapkan secara
langsung kepada orang yang menjadi anggota kelompok tertentu. Prasangka
dibatasi sebagai sikap negatif yang tidak dapat dibenarkan terhadap suatu
kelompok atau individu anggotanya (Worchel, dkk, 2000). Prasangka merupakan
sikap negatif yang diarahkan kepada seseorang atas dasar perbandingan dengan
kelompok sendiri.
Dari
definisi prasangka menurut jones tersebut dapat kita lihat bahwa pemikiran
Jones tersebut mengarah pada pengertian prasangka dari sudut pandang negatif.
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa di masyarakat kita dan mungkin di dunia,
prasangka sering dianalogikan dengan hal-hal yang cenderung negatif. Namun
sebenarnya prasangka tak selalu bersifat negatif, prasangka juga bisa bersifat
positif.
Seperti
yang diungkapkan Johnson (dalam Liliweri, 2005) bahwa prasangka adalah sikap
positif atau negatif berdasarkan keyakinan stereotip kita tentang anggota dari
kelompok tertentu . seperti halnya sikap, prasangka meliputi keyakinan untuk
menggambarkan jenis pembedaan terhadap orang lain sesuai dengan peringkat nilai
yang kita berikan.
Dari
ketiga definisi diatas dapat dipahami bahwa prasangka tidak hanya bersifat
negatif saja, namun prasangka juga bisa bersifat positif. Namun yang sering
terjadi di masyarakat khususnya di Indonesia, makna prasangka telah bergeser
dari makna umum menuju ke arah makna khusus yang mengkhususkan pada sifat
negatif. Padahal pemahaman tersebut kurang tepat.
Secara
umum kita dapat melihat bahwa prasangka mengandung tiga tipe yaitu afektif,
kognitif, dan behavioral. Afektif berkaitan dengan perasaan yang negatif.
Sedangkan kognitif berkaitan dengan pemikiran tentang sebuah stereotip.
Maksudnya adalah kognitif lebih menjurus kepada pemikiran-pemikiran singkat dan
dangkal akan suatu gejala-gejala yang ada. Kemudian yang terakhir adalah
behavioral. Behavioral disini dimaksudkan pada kegiatan-kegiatan atau pola
perilaku yang biasa dilakukan masyarakat dan bisa jadi telah menjadi suatu
kebiasaan dalam masyarakat tersebut.
SUMBER :
Hudaniah Tri
Dayakisni. 2003. Psikologi Sosial. Malang:
UMM Press
Gerungan.
1996. Psikologi sosial. Bandung: PT
ERESCO
0 komentar:
Posting Komentar