ARTIKEL:
KONSEP DASAR PSIKOLOGI SOSIAL DALAM
KEHIDUPAN
BERMASYARAKAT
NAMA:
IRWANTO
NIM. 16.310.410.1125)
MATA
KULIAH: PSIKOLOGI SOSIAL 1
Fakultas
Psikologi
Universitas
Proklamasi 45
Yogyakarta
Sebagaimana ilmu-ilmu sosial, objek pembahasan psikologi
sosial adalah terpusat kepada kehidupan manusia. Manusia adalah salah satu
ciptaan Tuhan yang memiliki kecerdasan, kesadaran, dan kemauan yanbg tinggi
dibandingkan dengan makhluk-makhluk-Nya yang lain Myers, 1999: 38).
Kelebihan inilah yang mendorong manusia mampu menguasai alam, menakklukkan
makhluk yang lebih kuat dan menciptakan segala sesuatu yang dapat
menyempurnakan dirinya (Baron & Byrne, 1994: 45). Hal ini
bisa tercapai karena dalam diri manusia terdapat potensi yang selalu mengalami
proses perkembangan setelah individu tersebut berinteraksi dengan
lingkungannya.
Dalam setiap masalah atau kasus yang terjadi di masyarakat pada
umumnya disebabkan adanya ketidakseimbangan perhatian atau pembinaan terhadap
kedua aspek yang ada di dalam diri manusia, yakni aspek jasmani (raga) dan
aspek rohani (jiwa) (John, 1991: 23). Keseimbangan kedua aspek tersebut sangat berpengaruh
terhadap setiap perilaku individu ketika menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi dalam berinteraksi dengan masyarakat.
Teori Psikoanalisa, tokoh dan teori ini adalah Freud. Alasan
teori ini dipakai untuk menelaah tingkah laku sosial adalah adanya pendapat dan
Freud bahwa terdapat pertentangan yang mendasar antara pemuasan
keinginan-keinginan dan kebutuhan-kebutuhan individual dengan kesiapan
masyarakat dalam memenuhi semua kebutuhan tersebut (Sarlito, 1999). Menurut teori ini pula
perkembangan individu menuju kedewasaan adalah melalui serangkaian tahapan
yaitu tahap oral, anal, phallic dan genital.
Terkait hal di atas dapat dicontohkan dalam kasus sebagai
berikut: seorang remaja yang berusia 8 tahun yang sedang duduk di bangku SMA
memiliki sifat introvert. Lingkungan
yang keras dan minimnya pengetahuan tentang keagamaan telah membesarkannya
menjadi orang yang mudah terpengaruh pada situasi dan kondisi di lingkungan
sekitarnya. Selain dari lingkungan sekitarnya, kasus yang terjadi pada anak ini
juga dilatarbelakangi oleh keadaan keluarganya yang broken home sehingga mengakibatkan pengaruh-pengaruh yang buruk
dari lingkunagn keluarga juga dengan mudah memasuki kehidupannya. Hampir tiap
malam anak ini bergaul dengan teman di lingkungannya yang sering berjudi dan
mabuk-mabukan sehingga proses pendidikannya terganggu (Sears, Freedman &
Peplau, 1991).
Terkait dengan kasus kenakalan remaja di atas maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa pengaruh lingkungan yang buruk dan kurangnya perhatian
orang tua (broken home) sangat
berpengaruh terhadap perkembangan jiwa keagamaan dan kerohanian pada diri anak.
Dalam hal ini yang paling utama adalah penanaman jiwa keagamaan anak sejak
dini. Jadi, peranan keagamaan pada diri anak sangat penting dalam kehidupannya,
karena dengan pendidikan agama diharapkan dapat menyaring segala sesuatu yang
bersifat negatif dalam kehidupan bermasyarakat.
Studi pada kasus di atas memberikan ilustrasi bahwa betapa besarnya
pengaruh lingkungan terhadap perilaku individu dalam kelompok sosial. Psikologi
Sosial dalam hal ini membantu memberikan pemecahan persoalannya dengan upaya
pendidikan keagamaan (Sarwono, 1999).
Perangsang sosial yang berupa pendidikan keagamaan dan lingkungan sosial yang penuh
dengan kekeluargaan diharapkan mampu merubah perilaku individu menjadi lebih
baik, sehingga secara bertahap persoalan mendasar dari pengaruh buruk
lingkungan akan terkikis dan tergantikan dengan pengaruh yang baik dari pendidikan
keagamaan.
Kesimpulan: Banyak ilmuwan, psikolog
sosial seperti menggunakan metode empiris untuk melakukan penelitian di
bidang mereka. Metode ini sering melibatkan eksperimen yang dapat membawa
isu-isu etis yang kompleks. Salah satu percobaan paling terkenal psikologi
sosial adalah Stanford Penjara Percobaan,
yang akhirnya ditutup karena keluar kendali. Psikolog Sosial
mengandalkan upaya komite etika dan panel review
untuk memastikan bahwa pekerjaan mereka secara etis diijinkan, dengan harapan menghindari
pengulangan percobaan dipertanyakan.
Daftar
Pustaka
Baron, R. A. & Byrne, D. 1994. Social
Psychology: Understanding Human Interaction (7nd ed.). Boston:
Allyn Bacon, Inc.
John C. B. 1991. Social
Psychology 2nd ed. USA: Harper Collins Publishers.
Myers, D. G. 1999. Social Psychology 6th edition. Boston:
McGraw-Hill College.
Sarlito W. S. 1999. Psikologi Sosial. Psikologi Kelompok dan
Psikologi Terapan. Jakarta: Balai Pustaka.
Sarwono, S, W. 1999. Psikologi Sosial: Individu dan Teori-teori
Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka.
Sears, D. O, Freedman J. L., & Peplau, L. A. 1991. Psikologi
Sosial (Terjemahan). Edisi Bahasa Indonesia. Edisi kelima. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
0 komentar:
Posting Komentar