21.12.16

inovasi : wisata salak di lereng gunung

Fiki Fatimah
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

            Lereng merapi di daerah Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah yang cocok untuk bercocok tanam salak. Lahir disana dalam  sebuah keluarga petani membuat Agung memiliki jiwa petani yang kuat. Kejayaan keluarga petaninya di rasakan di tahun 1980-an dimana harga salak setara 1 liter beras. Namun seiring banyaknya petani salak yang membuat harga salak turun dan mengalami fluktuasi harga. Dan perekonomian keluarganyapun ikut terkena imbasnya.
            Saat lulus kuliah ia mulai belajar menjual salak dari took buah satu ke yang lain. Darisana ia belajar bagaimana mendapat pemasukan lebih banyak lagi. Akhirnya terciptalah ide membuat obyek wisata kebun salak di kebun ayahnya seluas 2.000 persegi di desa Bangunkerto. Awalnya ia menawarkan wisata ke sekolah-sekolah dan Himpunan Perhotelan Yogyakarta. Karna minimnya media promosi dan teknologi yang baik  pada waktu itu. Agung hanya mulai mengirim melalui faks.
            Agung mulai berinovasi dengan manajemen dan pengelolaan yang berubah-ubah disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan obyek wisatanya. Sampai ia berhasil meluaskan lahan salaknya 2.000m persegi lagi. Selain itu Agung juga menciptakan beberapa produk makanan olahan terbuat dari salak. Agung mendorong petani-petani salak yang lain untuk terus berinovasi karna baginya, setiap petani harus kreatif untuk meningkatkan kesejahteraan hidup.

Sumber:
Rukmorini, R. (2016). Wisata Salak Di Lereng Merapi. Kompas, 21 Desember 2016, hal 16

0 komentar:

Posting Komentar