31.10.16

RESENSI ARTIKEL : Dari Tesaurus ke Tesamoko

RESENSI ARTIKEL : Dari Tesaurus ke Tesamoko
Chusnul Rizatul Untsa
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

                Tesaurus berasal dari kosakata Yunani yang artinya gudang. Istilah ini yang kemudian disematkan oleh penyair Sitok Srengenge untuk judul buku Eko Endarmoko. Tesamoko akronim dari Tesaurus Endramoko. Menurut Eko Endarmoko, penyusunnya di Jakarta, kehadiran Tesaurus bahasa Indonesia diawali dengan niatnya membantu penulis, pengarang, dan pengguna bahasa menemukan kata yang bisa tepat mengekspresikan konsep mereka. Eko bekerja tidak bersandar pada leksigrafi, tetapi pada kebutuhan pengguna. Di banyak bahasa di dunia sudah banyak kamus tesaurust tetapi di Indonesia inilah yang pertama. Tesaurus lebih peduli dengan menyajikan serencengan kata yang bisa dipilih oleh pengguna (memilih mengandaikan pengertian). Maksud tesaurus dan kamus berbeda. Tesaurus menawarkan kosakata yang menampung makna, kamus menawarkan pengertian kosakata. Kamus dan tesaurus saling mengisi.
                Eko atau akrab disapa Moko dipertemukan dengan 18 teman yang terdiri dari dosen, penulis, editor, pengarang, bersama sejumlah konsultan ahli, melakukan kerja kroyokan. Beragamnya latar belakang pengeroyok sangat menguntungkan Eko. Setiap pertemuan memperkaya sesuai dengan latar belakang masing – masing. Kehadiran proses penyusunan tesaurus selain disemangati ingin memberi dukungan para pencipta kata – kata-jantungnya bahasa-juga bermanfaat sebagai upaya merekam sejarah. Bahasa Indonesia perlu dicemaskan, rusak oleh bahasa digital. Namun Moko menegaskan jika ia tidak cemas masa depan bahasa Indonesia akan tetap, tidak rusak. Akan tetapi yang dicemaskan adalah pola pikir manusia.

Sumber:

Ichwan, A,. (2016), Dari Tesaurus ke Tesamoko, Kompas 25 Oktober 2016, hal 16

0 komentar:

Posting Komentar