Ada Risiko Serius di Balik Waktu Kerja
yang Fleksibel
Wahyu Relisa Ningrum
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Menurut
para ahli, karyawan yang bekerja dengan waktu fleksibel berpeluang mengalami
tekanan dan stress yang berkelanjutan. Hal ini dikarenakan bekerja dengan waktu
yang fleksibel menerapkan budaya siap sedia (always on) jika dibutuhkan,
sehingga hormon dalam tubuh terus meningkat secara konsisten dan menyebabkan
stress tingkat tinggi. Dan juga membuat keseimbangan hidup berkurang serta
memberikan peluang seseorang untuk terasing/tersingkirkan dari lingkungan
sosial.
Menurut Professor Gail Kinman dari
University of Bedforshire (psikolog), “Jika tidak ada batasan dalam pekerjaan,
hal paling mengkhawatirkan adalah sistem dalam tubuh anda tak pernah turun,
anda mungkin bisa tidur, tapi tidak nyenyak karena sistem imun tubuh berkurang”.
Keadaan stress dalam bekerja dengan
waktu fleksibel akan bertambah parah apabila, ponsel selalu dalam keadaan terkoneksi
dengan email pekerjaan sepanjang hari, sehingga menyebabkan seseorang terus
menerus memikirkan pekerjaan sepanjang waktu. Tetapi menurut banyak orang,
waktu bekerja yang fleksibel dianggap menguntungkan bagi karyawan yang telah
berkeluarga.
Sumber
tulisan : Kompas.com, Tribun Jogja, 11 Maret 2016.
0 komentar:
Posting Komentar