Pendidikan Seks Dalam
Meningkatkan Pengetahuan Perilaku Seksual Sehat
Murjiwantoro
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Dewasa ini kita sering
mendengar istilah pendidikan seks baik melalui koran, majalah radio, buku,
maupun televisi. Banyaknya pendapat mengenai pendidikan seks itu membuat
pengertianya menjadi kabur. Hal itu memunculkan banyak argumen mengenai makna
pendidikan seks. Akibatnya tidak sedikit pula yang memahami bahwa pendidikan seks
itu sebagai suatu yang tabu. “Masa
remaja yang berorientasi pada kelompok, mudah terpengaruh dengan lingkungan.
Pendidikan dan pengawasan dari keluarga sangat diperlukan agar remaja tidak
terjerumus kedalam pergaulan bebas yang berakibat fatal misal kehamilan diluar
nikah, stress dan labeling dari lingkungan”, demikian dipaparkan Hartosujono.,SE.,S.Psi.,M.Si.,
Dosen UST sebagai pemateri Pendidikan
Seks Dalam Meningkatkan Pengetahuan Perilaku Seksual Sehat.
Gambaran mengenai
banyaknya seks bebas maupun seks di bawah umur diduga antara lain karena mereka
kurang memahami perilaku seks yang sehat. Hal ini tentunya berkaitan dengan
kurang terbukanya informasi mengenai seks yang benar dan sehat dalam
masyarakat, bahkan muncul kecenderungan membiarkan seks dianggap tidak bermoral
dan tabu jika dibicarakan secara terbuka. Media informasi yang tersebar dalam
masyarakat, baik melalui media masa maupun media elektronika menjadi referensi
remaja tentang seks.
Pendidikan seksual
merupakan suatu upaya mendidik dan mengarahkan perilaku seksual secara baik dan
benar. Artinya, perilaku seks yang menekankan aspek fisik maupun psikis akan
menimbulkan atau mengakibatkan seks yang sehat baik bagi diri maupun orang lain.
Selain itu juga diberikan masalah kesehatan seksual yang sering dikaitkan
dengan berbagai penyakit akibat hubungan seksual atau lazim disebut penyakit
hubungan seksual (PHS). Berbagai PHS misalnya gonorhoea, syphilis chlamydial
infections, chancroid, genital herpes, viral hepatitis, genital warts,
molluscum contagiosum, public lice, dan vagina infections. Dengan diketahui
berbagai PHS diharapkan setiap orang mampu mengelola libido seksualnya secara
tepat dan benar sesuai dengan nilai dan budaya. Salah satu cara menuju perilaku
seksual sehat adalah dengan melakukan tindakan pencegahan yaitu mengendalikan
perilaku seksual, mencari informasi tentang PHS, selektif terhadap
pasangan/teman kencan, berhati-hati dalam berkencan, melakukan tes laboratorium
jika ada perubahan genetalia, penanganan dini dan tepat, dan waspada terhadap
perubahan yang terjadi pada tubuh khususnya yang berkaitan dengan genetalia.
Permasalahannya adalah
bagaimana informasi perilaku seks yang sehat dapat dimiliki oleh orang tua dan
mahasiswa...? Informasi mempunyai peranan dan dampak besar dalam kehidupan
seseorang. Informasi dapat digunakan untuk mengubah perilaku seseorang sesuai
dengan apa yang diinginkan oleh pemberi informasi. Melalui informasi dapat
mengarahkan seseorang pada perilaku pencapaian tujuan seperti yang diinginkan
seseorang. Selain itu, informasi dapat membantu seseorang dalam mengatasi
sejumlah masalah yang dihadapi dan membuat seseorang lebih siap menghadapi
situasi yang belum dikenal.
0 komentar:
Posting Komentar