Lingkungan
Pemprov Jabar Gandeng TNI Bersihkan Citarum
Psikologi Lingkungan
Fiki Fatimah
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
29 Maret 2016
BANDUNG, KOMPAS —
Pemerintah Daerah Jawa Barat menggandeng Tentara Nasional Indonesia mengatasi
persoalan sampah di Sungai Citarum. Kondisi Citarum dinilai sudah sangat kritis
sehingga membutuhkan kerja sama dari sejumlah pihak untuk menanganinya.
Dalam pertemuan yang
membahas penanganan Citarum di Markas Komando Daerah Militer III Siliwangi,
Kota Bandung, Senin (28/3), Gubernur Jabar Ahmad Heryawan menginginkan
permasalahan Citarum dapat diselesaikan secara tuntas. Pertemuan tersebut juga
dihadiri Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar, Kepala Badan Pengendalian
Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jabar Anang Sudharna, dan Kepala Staf Daerah
Militer III Siliwangi Brigadir Jenderal TNI Wuryanto.
Heryawan mengatakan,
penanganan Citarum yang saat ini tercemar oleh sampah dan limbah pabrik
dilakukan dalam jangka pendek dan jangka panjang. Penanganan jangka pendek
melalui tindakan preventif dengan mengimbau warga agar tidak membuang sampah ke
Citarum, sekaligus mengangkut sampah yang berada di sungai.
Penanganan jangka
panjang meliputi mengubah gaya hidup warga agar membuang sampah pada tempatnya.
Selain itu melakukan rehabilitasi atau penghijauan kawasan di sekitar Citarum.
Sungai Citarum juga tercemar kotoran ternak yang dibuang warga di hulu sungai.
Berikut cara kreatif
untukmembersihkan sampah disungai besar dikota :
Melihat persoalan sampah
hal ini membuat ide kreatif untuk menyerahkan persoalan sampah ke pemulung pun
muncul. " pemulung saja tiap hari kerjanya gitu mau kok. Kalau kamu kasih
gaji ke pemulung tawarin mereka, pemulung senang,"
Jika pekerjaan itu diberikan kepada pemulung, masalah sampah bisa lebih cepat diatasi dan menghemat biaya. Menurut Ahok, kalau dikerjakan oleh 2.000 orang saja dengan gaji Rp 2 juta per bulan, hanya butuh anggaran Rp 48 miliar dalam setahun. Biaya ini lebih murah dibandingkan dengan anggaran Rp 90 miliar per tahun--seperti selama ini---untuk membersihkan sampah namun tak berhasil.
Jika pekerjaan itu diberikan kepada pemulung, masalah sampah bisa lebih cepat diatasi dan menghemat biaya. Menurut Ahok, kalau dikerjakan oleh 2.000 orang saja dengan gaji Rp 2 juta per bulan, hanya butuh anggaran Rp 48 miliar dalam setahun. Biaya ini lebih murah dibandingkan dengan anggaran Rp 90 miliar per tahun--seperti selama ini---untuk membersihkan sampah namun tak berhasil.
Sistemnya adalah per
satu kilometer sungai akan dibersihkan oleh dua pemulung. Pengawasan pun lebih
mudah. "Kita komplainnya gampang, kilometer ini sampai ini siapa yang
membersihkan dan wilayah siapa. Ini jelas. Kalau sekarang belumterlalu jelas
masalah sampah diibu kota”.
Dengan cara ini, diyakini sungai di Jakarta akan bersih.
Dengan cara ini, diyakini sungai di Jakarta akan bersih.
0 komentar:
Posting Komentar