9.1.16

RINGKASAN ARTIKEL : MANUSIA "SELESAI"


 MANUSIA “SELESAI”


Murjiwantoro
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta




Manusia “Selesai” adalah manusia yang peduli pada kemuliaan hidup dan menghasilkan karya besar kebudayaan demi memperkuat nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan. Manusia yang memiliki rasa cukup secara material layak disebut manusia “selesai” atau manusia yang sukses gemilang mengatasi segala godaan duniawi sehingga mampu lahir jadi manusia baru yang memiliki potensi berupa etika, logika, saintika, estetika, dan keterampilan teknis. Berbasis integritas, komitmen, dan dedikasi, semua potensi itu diaktualisasi dalam kehidupan sosial.
            Keterpurukan negeri ini secara kebudayaan dan peradaban salah satunya disebabkan sedikitnya kehadiran manusia “selesai” dalam berbagai lini dan bidang kehidupan, terutaman penyelenggara negara, politisi, dan pengusaha. Kebanyakan yang ada dikalangan masyarakat adalah insan yang masih digelayuti sikap mental “tak merasa cukup” secara serius. Akhirnya peran sosial, politik, dan ekonomi dipahami hanya sebatas wahana perburuan kepentingan dan untung yang berjuang pada terpenuhinya obsesi material. Penghayatan perasaan selalu “miskin” (selalu merasa kurang) mendorong mereka bergerak liar, menyerudug ke segala arah, membobol kantong kekayaan negara.
            Kekuasaan adalah godaan paling manis sekaligus jahat, hanya manusia berkarakter “selalu merasa kurang” yang tergilas menjadi korban, dan rakyatpun ikut menjadi korban. Indonesia yang selamat dan sehat butuh surplus manusia “selesai” yang mampu melampaui kepentingan personalnya.








Sumber Tulisan : Indra Tranggono, (2015), Manusia “Selesai”, Kompas, 11 Juni 2015, Hal.6

0 komentar:

Posting Komentar