Ringkasan
Artikel : Suara Dua Pengunjuk Rasa di Istana
Antoni Firdaus
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Aidil Afdan Pananarang, asal
Makasar, Sulawesi Selatan kuliah semester ketujuh di Universitas Telkom
Bandung, Jawa Barat. Dalam tiga bulan terakhir, ia telah dua kali memimpin aksi
unjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakata.
Ardan Yusuf, asal Ternate,
Maluku Utara, Lulusan Universitas Muhammadiyah Ternate itu kini menjadi salah
satu pemimpin di Dewan Pemimpin daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
Maluku Utara, Kamis 29 Oktober 2015, di Balai Diklat Departemen Agama Sulut, ia
melintarkan kritik terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil
Presiden Jusuf Kalla.
Salah satu kritik yang
dilontarkan terhadap Pemerintahan Jokowi-Kala berkaitan soal asap, janji
swasembada beras, perbaikan dunia sepakbola di Indonesia dan sebagainya.
“Memperbaiki persepakbolaan di Indonesia jangan hanya seremonial saja,”
tuturnya.
Ardan sempat lupa nama
presiden RI saat ini ketika bicara di muka forum tanwir IMM. “Saking keselnya,
saya lupa nama presiden sekarang. Saya jengkel karena dalam menghadapi tragedy
asap dan kebakaran huta, Pak Joko malah ditampilkan oleh beberapa media massa
sedang duduk-duduk dengan beberapa orang dari suku tertentu di Sumatra. Ini,
kan, pencitraan,” ucapnya.
Sumber : J Osdar,
Suara Dua Pengunjuk Rasa di Istana. Kompas, 18 November. Hal 2
0 komentar:
Posting Komentar