Ringkasan
Artikel 3: dr Inu Wicaksana, Kenangan Traumatis Masa Lalu
Susanti
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Kenangan
masa lalu pada seseorang merupakan pola reaksi yang dapat dipelajari.
Pengalaman yang sudah terjadi baik itu menyenangkan maupun tidak dapat
dipelajari pola reaksi emosinya yang timbul dari pengalaman tersebut. Para ahli
psikoanalisa barat dalam psikoterapinya pada pasien memanfaatkan sebagian,
tidak semuanya, dari kegagalan di masa lalu, pengalaman tidak menyenangkan dan
menyakitkan untuk digali, diekspos dan ditelaah, dipelajari guna perubahan ke
arah ‘kematangan’ kepribadian. Pengalaman tersebut tidak akan menghambat,
justru berkontribusi pada proses pembelajaran, selama digunakan secara tepat
sebagai umpan balik negatif dan dipandang sebagai penyimpangan dari sasaran
positif yang ingin dicapai. Dengan demikian maka individu mampu melihat dan menyadari
sendiri bagaimana pola reaksi mentalnya untuk tercapainya sasaran positif di
masa depan.
Banyak
individu yang datang ke praktik psikiatri untuk meminta obat yang bisa
menghilangkan kenangan di masa lalu yang menyakitkan. Para psikiater biasanya
tersenyum dan mengatakan obat semacam itu tidak ada. Orang yang hidup dengan
kenangan masa lalunya tidak akan pernah mempunyai masa depan. Individu pada
umumnya jarang mengenang kembali ingatan waktu tentang kejadian-kejadian yang
indah dan menyenangkan. Kebanyakan dari mereka lebih banyak mengenang kejadian
masa lalu yang traumatik dan menyakitkan. Kenangan pahit masa lalu yang selalu
muncul kembali itu membuat seseorang menjadi kurang percaya diri menghadapi
banyak hal di masa sekarang karena ketakutan terhadap kegagalan di masa lalu
akan terulang kembali.
Solusi
untuk masalah tersebut adalah perlu ditanamkan kepada setiap individu bahwa
ingatan tentang kegagalan di masa lalu itu tidaklah berbahaya selama pikiran
dan perhatian sadar individu difokuskan pada sasaran positif yang akan dicapai.
Sebaiknya kenangan-kenangan traumatis itu dimasukan kembali dalam ‘album
kenangan’ hidup kita dan dilupakan setelah digunakan/dipelajari. Penelaahan
terhadap kekeliruan individu di masa lalu, kesalahan, kegagalan, sakit hati,
dan kadang keterhinaan adalah langkah-langkah yang diperlukan dalam proses
pembelajaran. Tetapi mereka dimaksudkan menjadi sarana untuk mencapai tujuan,
bukan untuk tujuan itu sendiri. Setelah menjalankan fungsinya, mereka ini
hendaknya dilupakan. Kalau kita secara sadar merenungksn kekeliruan tersebut
dan tetap menyesali diri, maka tanpa sadar kita jadikan kekeliruan atau
kegagalan itu sendiri sebagai ‘sasaran’ yang secara sadar dipegang dalam
imajinasi dan ingatan. Makadari itu segera masukkan semua ingatan masa lalu
yang menyakitkan ke dalam kotak ‘album kenangan’, tutup rapat dan katakan pada
diri sendiri: “Aku sudah melupakan dan membuang itu semua”. Maka seluruh
sel-sel syaraf di pusat otak segera mendelete
itu semua tanpa rekaman back up.
Sumber
Tulisan
Kedaulatan
Rakyat. (2012). Konsultasi Kesehatan
Jiwa: Kenangan Traumatis Masa Lalu. Kedaulatan Rakyat, 29 Januari
0 komentar:
Posting Komentar