Ringkasan
Artikel 2: dr Inu Wicaksana, Citra Tubuh yang ‘Buruk’
Susanti
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Body image
atau citra tubuh adalah gambaran mental seseorang terhadap bentuk dan ukuran
tubuhnya sendiri, bagaimana dia mempersepsikan dan menilai atau apa yang dia
pikir dan rasakan terhadap bentuk dan ukuran tubuhnya, dan bagaimana menurut
dia penilaian orang lain terhdapa dirinya. Citra tubuh kebanyakan merujuk pada
estetika atau kecantikan, dan sexual
attractiveness. Sesungguhnya pa yang mereka pikirkan dan rasakan itu belum
tentu benar-benar mempresentasikan keadaan yang objektif aktual, tetapi hanya
penilaian diri yang subjektif.
Contoh
kasus body image, seorang mahasiswa
dari Magelang menyatakan dirinya secara fisik terlalu buruk untuk tampil bicara
di depan teman-temannya sendiri pada ujian pendadaran, sehingga dia tidak
berani maju mengikuti ujian. Untuk kerja praktik di lapangan tidak menjadi
masalah, demikian juga praktikum di laboratorium. Tetapi berbicara di depan
publik merupakan hambatan besar baginya. Ia juga tidak berani mendekati
teman-teman perempuannya karena merasa dirinya terlalu buruk sebagai laki-laki.
Ia mempunyai body image yang sangat
buruk pada dirinya sendiri.
Solusi
untuk masalah tersebut yaitu kita harus mempunyai citra tubuh yang positif,
yang langsung berhubungan dengan harga diri dan kepercayaan diri. Citra tubuh
mempengaruhi perilaku, harga diri dan mental seseorang. Untuk membuat citra
diri yang positif antara lain adalah:
1. Sejak
kecil harus dididik bahwa anak itu adalah anak yang baik (cantik, bagus) dengan
pujian dan kasih sayang. Jangan pernah mengatakan kepada anak buruk rupa,
jelek, cacat, dan sebagainya.
2. Bentuk
tubuh dan bagian-bagiannya meski itu genetis dari orang tua, tapi kesemuanya
itu adalah karunia Tuhan yang harus diterima dengan senang hati (ikhlas),
meyakini bahwa Tuhan memberikan kekurangan dan keburukan maka Tuhan punpasti
memberikan kebaikan-kebaikan.
3. Meyakini
bahwa orang banyak melihat seseorang bukan pada detail atau bagian-bagian tubuh
tetepai penampilan tubuh dan perilaku secara keseluruhan.
4. Tidak
perlu terus menerus membandingkan tubuh kita dengan citra tubuh ideal di
masyarakat, karena hal tersebut adalah relatif dan tidak menjamin kebahagiaan.
5. Rajin
merawat diri sampai tua secara serasi karena hal tersebut mampu memberika kesan
baik bagi orang lain yang melihat dan memberikan kepuasan bagi kita.
6. Rajin
berolahraga teratur kerena kesegaran fisik akan memancarkan semangat,
kegembiaraan dan kegairahan hidup dan tentu saja penilaian positif orang lain
terhadap penampilan fisik kita yang berakibat citra tubuh yang positif bagi
kita.
Sumber
Tulisan
Kedaulatan
Rakyat. (2012). Konsultasi Kesehatan
Jiwa: Citra Tubuh yang ‘Buruk’. Kompas, 8 Januari
0 komentar:
Posting Komentar