28.12.15

Kota Mebel di Pantura

Ringkasan Artikel : Kota Mebel di Pantura


Antoni Firdaus
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta


Mebel kota Pasuruan menyuplai kebutuhan mebel hingga ke timur Nusantara. Dari industry dan perdagangan mebel ini, roda perekonomian kota pun berputar.
Lilik Suciati, juragan mebel di Pasar Bukir, baru menerima pesanan dua container kursi tamu dan lemari dari Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat.Kiriman itu menjadi awal penjualan besarnya menjelang puasa.“Setiap menjelang puasa, penjualan mebel meningkat hingga 50 persen.Orang suka ganti atau membeli perabot baru untuk Idul Fitri,” kata Lilik yang juga Ketua Paguyuban Pedagang Mebel Bukir.

Industri mebel di Pasuruan tumbuh tahun 1970-an, sebagai kepanjangan dari mebel ukir Jepara, Jawa Tengah.Saat itu sebagian warga Pasuruan yang pernah belajar memproduksi mebel Jepara memilih pulang kampong dan berusaha di kotanya sendiri.
Seiring waktu, industri mebel Pasuruan kian berkembang dan meluas hingga ke 10 kelurahan, yakni Purworejo, Purutrejo, Pohjentrek, Gadingrejo, Krapyak, Bukir, Petahunan, Gentong, Gadingrejo, dan Randusari. Industri ini menjelma menjadi tulang punggung perekonomian di Kota Pasuruan.Sekitar 4.000 orang menggantungkan hidup dari industry dan perdagangan mebel secara langsung.


Untuk mendorong peningkatan perdagangan mebel, Pemerintah Kota Pasuruan tahun ini membuat pasar mebel baru di kawasan Bukir.Pasar itu dijadikan area pamer mebel andalan Pasuruan.Pembangunan pasar juga berpadu dengan pembangunan jalur lingkar selatan yang menghubungkan Pasar Bukir.
Sumber : NIT, Kota Mebel di Pantura. Kompas, 28 April 2015. Hal 22

0 komentar:

Posting Komentar