Sri
Mulyaningsih
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Skizofrenia adalah gangguan jiwa
dengan gejala utama berupa waham (keyakinan salah dan tak dapat dikoreksi) dan
halusinasi (seperti mendengar dan melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada).
Skizofrenia adalah juga penyakit yang mempengaruhi wicara serta perilaku. Seseorang
yang menderita skizofrenia mungkin mengaku bahwa diri mereka adalah 'orang
besar'.
Contoh kasus yang menimpa anak muda
berumur 15 tahun dari jurusan SMK Otomotif. Dia harus dibawa ke RSJ karena mengalami
halusinasi yang kuat. Ketika marah segala yang ada di dekatnya dapat menjadi
sasaran kemarahannya. Gejala yang diperlihatkan anak ini adalah, mengalami
halusinasi pendengaran dan penglihatan, selalu merasa dirinya di suruh oleh
seekor elang yang besar untuk menghancurkan dunia yang buruk disekitarnya. Afek
tumpul, waham bizarre sisip pikir, waham kendali, dan gejala psikotik umum
halusinasi pendengaran dan penglihatan. Setelah dilakukan wawancara disimpulkan
bahwa anak ini mempunyai relasi obyek yang buruk dengan ayah dan ibunya, selain
identifikasi figure ayah yang tak terjadi karena meninggalkannya dan bercerai
dengan ibunya. Harapan ideal egonya adalah ayah ibunya hidup bersama dalam satu
rumah dan member kasih sayang. Puncak gejala ini terlihat dengan adanya
stressor dari sang kakek yang melarangnya memodifikasi motor miliknya. Sehingga
membuat iya mengamuk dan melalap semua yang ada di dekatnya.
Gejala Shizofrenia ternyata dapat
menimpa siapa saja, tidak anak – anak, remaja, bahkan dewasa. Pemicunya bisa
disebabkan karena masalah – masalah kehidupan yang membuat tekanan mental.
Untuk pencegahan sehingga masih dapat diobati, seharusnya semua lapisan
masyarakat paham benar dengan gejala – gejala yang ditimbulkan. Sehingga ketika
berhadapan langsung dengan penderita yang mengalami cirri-ciri seperti disebutkan
diatas, dapat langsung membawa ke Rumah Sakit Jiwa untuk diperiksa dan diberi
penanganan sehingga masih dapat di benahi. Lingkungan juga memiliki pengaruh
yang penting dalam mencetak diri seseorang, ciptakan lingkungan yang kondusif
dan mampu menerima segala macam perbedaan yang timbul.
Sumber : dr.
Inu Wicaksana. SpKJ, Kasus Muda Skizofrenia yang bisa dicegah, Kedaulatan
Rakyat, 27 Oktober 2014, Hal:15
0 komentar:
Posting Komentar