1.11.15

RINGKASAN ARTIKEL : INDUSTRI DALAM NEGERI SERAP PANEN


Murjiwantoro
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta


Indonesia masih mengimpor sekitar 2,2 juta ton garam dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan garam industri. Karena petani lokal rata-rata hanya menghasilkan 1,2 juta sampai 1,4 juta ton garam setiap tahun. Garam lokan hanya layak dan cukup untuk memenuhi kebutuhan garam dapur atau garam konsumsi di dalam negeri. Untuk memenuhu kebutuhan industri dan aneka pangan, garam lokal dinilai belum memenuhi syarat. Tetapi semenjak tahun 2013 indonesia mengalami peningkatan hasil panen garam di sejumlah daerah di pulau jawa.
Dari peningkatan itulah pera petani garam disejumlah derah di pulau jawa menandatangani MOU dengan pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Industri Pengguna Garam Indonesia (AIPGI), pada awal bulan juni tahun ini di kantor Bupati Cirebon, Jawa Barat. Kesepakatan dari MOU tersebut adalah mengenai penyerapan garam lokal oleh industri dalam negeri. Siapa saja yang menandatangani MOU tersebut? perwakilan petani garam tersebut menandatangani kerjasama dengan lima perusahaan dalam negeri yaitu PT Niaga Garam Cemerlang, PT Salt Indonesia Perkasa, PT Cheetham Garam Indonesia, PT Susanti Megah, dan PT Sumatraco Langgeng Makmur. Kerjasama ini diharapkan bisa memberikan jaminan bagi petani garam bahwa hasil panen mereka akan diserap oleh perusahaan dalam negeri. Apa sumbangan artikel tersebut untuk psikologi industri & organisasi? Artikel tersebut memberikan penjelasan bahwa Indonesia tidak usah mengimpor garam dari luar negeri karena petani Indonesia pada tahun 2013 sudah mengalami peningkatan panen, dan hasil panen garam lokal di Indonesia sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan garam dapur atau garam konsumsi di Indonesia. Jika Indonesia menggunakan garam lokal maka petani garam Indonesia akan sejahtera dalam segi sosial dan akan menyerap lebih banyak SDM.





Sumber tulisan : Rek, (2015), Industri Dalam Negeri Serap Panen, Kompas, 18 Juni 2015, Hal-20

0 komentar:

Posting Komentar