Murjiwantoro
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Skripsi adalah istilah yang digunakan di
Indonesia untuk mengilustrasikan suatu karya tulis ilmiah berupa paparan
tulisan hasil penelitian sarjana S1 yang membahas suatu permasalahan/fenomena
dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku. Skripsi
bertujuan agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sesuai
dengan bidang ilmunya. Mahasiswa yang mampu menulis skripsi dianggap mampu
memadukan pengetahuan dan keterampilannya dalam memahami, menganalisis,
menggambarkan, dan menjelaskan masalah yang berhubungan dengan bidang keilmuan
yang diambilnya. Skripsi merupakan persyaratan untuk mendapatkan status sarjana
(S1) di setiap Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta
(PTS) yang ada di Indonesia.
Apa yang menyebabkan Rusaknya Tatanan
Akademis? Penyebab Rusaknya Tatanan Akademis adalah Jual-Beli jasa pembuatan
Skripsi, jasa itu seolah membantu tetapi sebenarnya merusak tatanan akademis
nasional. Joki Sekripsi yang sangat mudah dijumpai membuat mahasiswa yang malas
mengerjakan sekripsi lebih memilih menggunakan jasa pembuat sekripsi.
Berapakah joki sekripsi mematok harga
pembuatan sekripsi? Joki sekripsi mematok harga 3 Juta untuk pembuatan sekripsi
biasa sedangkan sekripsi yang membutuhkan keahlian penerjemah dipatok dengan
harga 10 juta – 12 Juta, tarifnya lebih mahal dikarenakan jasa penerjemah
dibayar mulai Rp.30.000 – Rp. 35.000 per lembar.
Bagaimana Perguruan Tinggi mendeteksi
Sekripsi tersebut apakah dikerjakan sendiri atau menggunakan jasa joki sekripsi?
Tidak mudah bagi perguruan tinggi mendeteksi tugas akhir mahasiswa yang
dikerjakan joki. Langkah yang dilakukan antara lain mengharuskan karya ilmiah
itu diunggah ke internet sehingga jika terjadi plagiarism, masyarakat bisa
menemukannya.
Kesimpulan dari ringkasan artikel tersebut
adalah fenomena jasa joki tak lepas dari pandangan meremehkan pendidikan tinggi
dikalangan mahasiswa, permasalahan joki karya ilmiah itu berkaitan dengan
kemerosotan mental masyarakat. Jika dibiarkan, pendidikan tinggi tidak akan
maju dan generasi berkualitas sulit muncul. Perlu revolusi mental dikalangan
mahasiswa dan dosen agar kembali menghargai nilai-nilai kejujuran serta kerja
keras, terutama di kalangan pendidikan tinggi.
Sumber
tulisan :
Dene, (2015), Joki Sekripsi Rusak Tatanan Akademis, Kompas, 21 Mei 2015, Hal-12
0 komentar:
Posting Komentar