Nunuk
Priyati
Fakultas
Psikologi
Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Ironi. Itulah satu kata yang
menggambarkan keadaan masyarakat Indonesia yang mulai kehilangan rasa
nasionalisme. Pada saat pelaksanakan upacara bendera setiap hari senin di
sekolah dasar, kita berseragam lengkap, baju rapi ditambah dasi dan topi. Saat
bendera dikibarkan dengan hikmat kita menatap bendera dan menyanyikan lagu
Indonesia Raya dengan mantap dan tegas. Tidak ada keluhan panas maupun gojegan disela-sela upacara. Kita sangat
menghargai upacara waktu itu. Memasuki sekolah menengah pertama, kita masih
berpanas-panas, dan dehidrasi saat melaksanakan upacara. Belum lagi dengan
pidato inspektur upacara yang terkadang terlalu panjang, membuat kita
seringkali merasa bosan, terkadang ngobrol kanan kiri dan menggerutu kepanasan
menjadi hal biasa yang dapat dilihat di setiap upacara bendera. Naik ke tingkat
sekolah menengah atas, upacara bendera yang seharusnya berjalan hikmat justru dilakukan
tanpa semangat. Bahkan saat ini banyak yang mengikuti upacara bendera hanya sekedar
kewajiban untuk mengisi absensi. Lain
lagi upacara bendera di kalangan mahasiswa. Mungkin mahasiswa sekarang akan
melaksanakan upacara bendera satu kali dalam setahun bahkan tidak sama sekali.
Bagaimana tidak, di universitas tidak ada kebijakan tentang adanya upacara
bendera hari senin yang biasa diadakan di jenjang sekolah sebelumnya. Kalaupun
ada mungkin hanya upacara kemerdekaan pada 17 Agustus. Hal ini mengakibatkan
semakin lemahnya semangat nasionalisme yang terdapat di lingkungan Universitas.
Tujuan diadakan upacara bendera,
selain sebagai tolok ukur pengamalan Pancasila dan nasionalisme warga
negaranya, juga sebagai sarana pembentukan karakter. Karakter positif yang akan
membangun generasi muda menjadi generasi positif, memiliki pandangan positif
dan kinerja yang juga positif. Agar negara ini dibangun oleh anak-anak negeri
yang berkepribadian positif.
Upacara
bendera, tatkala Indonesia baru saja menikmati masa-masa kemerdekaan, tidak ada
satu warga negara yang tidak mau melaksanakan upacara bendera ini. Mereka
beralasan sebagai wujud rasa cinta kepada negaranya dan bentuk loyalitas bagi
terjaganya bendera merah putih dari ancaman penjajah. Tentu saja dengan
semangat nasionalisme yang dibangun. Nasionalisme yang tidak hanya sebatas
kata-kata namun lebih dari itu wujud kecintaan kepada negerinya dan sikap yang
gigih dalam mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa.
Seiring
perjalanan waktu, saat ini, upacara bendera dianggap sebagai kegiatan yang
bersifat formalitas dan dianggap tidak penting. Alasannya di antara warga
negara ini memandang upacara bendera dianggap sebagai sesuatu yang tidak
penting. Hanya berdiri di lapangan, berbaris dan menghormati bendera merah
putih saja. Padahal makna yang tersirat maupun tersurat dari pelaksananaan
upacara bendera tidak sekedar sebagai acara rutin semata. Namun lebih dari itu,
wujud dari semangat ke-Indonesiaan dan kebangsaan yang muncul dari karakter
positif dari anak negeri. Bukan formalitas dan sikap meniru dari para
pendahulunya, apalagi hanya dianggap sebagai melaksanakan kewajiban sebagai
seorang siswa atau pegawai negeri saja.
Sebenarnya,
nasionalisme telah menjadi kata yang wajib diingat oleh setiap warga negara.
Terlepas dari apa dan bagaimana makna dari nasionalisme itu setiap warga negara
dari lubuk hatinya pasti mempunyai rasa peduli dan cinta kepada negaranya.
Tidak dapat disangkal lagi nasionalisme dan rasa cinta tanah air telah menjadi
keyakinan kedua yang harus dijalani dan diamalkan oleh warga negara setelah
agama. Begitu dalamnya makna nasionalisme sehingga sangat penting untuk dipupuk
dan dikembangkan agar sesuai dengan cita-cita suatu Negara.
Telah
kita alami bersama bagaimana sedari kecil rasa nasionalisme itu dimunculkan dan
dirawat agar dapat tertanam kuat dalam sanubari kita. Dalam lingkup keluarga
misalnya, kita sudah dikenalkan tentang apa itu Indonesia, apa itu bendera
merah putih, apa itu Pancasila. Saat kanak-kanak kita diajak untuk merayakan
kemerdekaan dengan berbagai perlombaan agar kita selalu senang dan gembira
dalam menyambut kemerdekaan Indonesia. Semakin dewasa kita mulai mengerti apa
itu nasionalisme, apa itu rasa cinta
tanah air. Nasionalisme itu berkembang, nasionalisme itu bergerak sejajar
dengan kemajuan cara berpikir dan pandangan kita dalam menyikapi sesuatu.
Nasionalisme
itu sendiri adalah suatu gejala yang timbul pada diri seorang atau bangsa, yang
diwujudkan oleh semangat dan keyakinan serta menimbulkan kesadaran berupa perasaan
cinta pada tanah air, bangsa, dan negara. Nasionalisme adalah wujud dari
kebanggaan sebagai bagian dari suatu bangsa yang pernah mengalami kejayaan atau
sedang membangkitkan kejayaan tanah air. Nasionalisme mempunyai tujuan yang
jelas, yaitu kejayaan, kecintaan, kemakmuran, dan keadilan dan persatuan serta
kesatuan bangsa. Nasionalisme menjadi bagian terpenting bagi sebuah bangsa
untuk tetap mempertahankan kedaulatan tanah airnya. Atau dalam arti lain, nasionalisme
adalah wujud kesetiaan untuk mengabdi pada bangsa dan negara. Nasionalisme juga
merupakan penentu berlangsungnya eksisitas suatu bangsa. Tidak dapat
dipungkiri, jika nasionalisme runtuh otomatis jati diri bangsa juga hilang dan
tentunya ini akan mengakhiri kehidupan berbangsa dan negara dengan kata lain
hancurnya atau pecah belahnya suatu negara. Jadi penting sekali untuk
mempertahankan rasa nasionalisme dalam diri sendiri, Karena dengan menanamkan
rasa nasionalisme pada diri sendiri maka akan timbul perasaan baru yang lebih
kuat dari nasionalisme, perasaan ini merupakan perkembangan selanjutnya dari
nasionalisme atau dapat dikatakan sebagai wujud dan praktek dari perasaan
nasionalisme yaitu perasaan patriotisme. Jika perasaan patriotisme telah
tertanam kuat pada diri, maka akan muncul perasaan baru yang merupakan suatu
bentuk terkuat dari nasionalisme, yaitu Fasisme.
Berdasarkan
ulasan di atas bisa kita simpulkan bahwa nasionalisme tidak cukup hanya
diwujudkan dalam bentuk upacara bendera. Entah itu di upacara bendera setiap
hari senin pada saat sekolah dasar sampai sekolah menengah maupun upacara
bendera pada hari-hari besar seperti upacara kemerdekaan dan upacara hari
sumpah pemuda. Adapun rasa nasionalisme bisa ditanamkan dengan saling
hormat-menghormati, berorganisasi, menumbuhkan pendidikan moral yang bisa
dilakukan menggunakan dongeng, dan karya sastra lain seperti novel sehingga
tidak membosankan.
Upacara bendera hakekatnya tidak hanya
pekerjaan yang sia-sia atau formalitas belaka. Karena di dalamnya mempunyai
manfaat yang cukup kompleks. Namun manfaat tersebut dapat dirasakan apabila
bangsa ini benar-benar memahami hakekat upacara bendaera sebagai bagian
pembentukan karakter (character building) bagi tumbuh kembangnya nasionalisme
dan generasi muda yang tangguh, disiplin, jujur dan bertanggung jawab.
Daftar
Pustaka:
0 komentar:
Posting Komentar