TOLERANSI UMAT
BERAGAMA BERDASARKAN SILA PERTAMA PANCASILA
Susanti
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Bulan ini tepatnya dimulai tanggal 18 Juni
2015 umat islam di Indonesia melakukan puasa ramadhan. Puasa merupakan suatu
kegiatan wajib bagi para umat muslim untuk menahan diri terhadap sesuatu.
Diantaranya yaitu menahan lapar dan haus. Karena dilaksanakan saat bulan
ramadhan maka disebut Puasa Ramadhan.
Pada saat bulan puasa kebanyakan warung
makan dan tempat berjualan makanan tidak membuka tokonya. Mereka mulai membuka
tokonya ketika menjelang waktu maghrib. Sebenarnya tidak ada larangan pasti
bagi para penjual makanan untuk menutup warung atau tokonya ketika siang hari.
Kalaupun ada larangan yang demikian, saya adalah salah satu orang yang kurang
setuju dengan larangan tersebut. Bukan berarti saya menyuruh para penjual
makanan itu tetap buka di bulan puasa, melainkan justru ingin tahu seberapa
besar dan tinggi orang Indonesia memahami arti toleransi antar umat beragama.
Sesuai dengan pernyataan di atas, makna
kenegaraan bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila adalah kesatuan integral
dalam kehidupan bangsa dan negara yang memiliki sifat kebersamaan, kekeluargaan
dan religiusitas (Ensiklopedia Pancasila dalam Kaelan, 2010).
Sila pertama Pancasila sebagai dasar
filsafat negara adalah Ketuhanan yang Maha Esa. Sila ini berhubungan dengan
bagaimana perilaku masyarakat Indonesia kepada Tuhannya. Negara tidak memaksa
dan tidak memaksakan agama tertentu kepada masyarakat Indonesia. Kebebasan
beragama dan kebebasan agama bagi masyarakatpun telah diatur dalam
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 29 ayat (2). Indonesia merupakan negara
kebangsaan yang berketuhanan yang Maha Esa. Hal tersebut menrupakan bentuk
penjelmaan dari hakikat kodrat manusia sebagai mahluk individu dan mahluk
sosial yang berpribadi sebagai mahluk Tuhan yang Maha Esa. Sebagai mahluk
sosial tentunya harus menghargai manusia lainnya. Denga adanya perbedaan
sebagai bentuk multikulturalisme bangsa Indonesia maka masyarakat dituntut
untuk bersedia bertoleransi dengan sesama masyarakat Indonesia. Dalam Pancasila
sila pertama mengandung nilai-nilai keagamaan. Contoh sikap berdasarkan sila
pertama tersebut yaitu:
a.
Saling
menghormati antar umat beragama
b.
Menjalankan
perintah agama sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing
c.
Melaksanakan
kewajiban dan keyakinan terhadap Tuhan yang Maha Esa
d.
Membina
kerja sama dan tolong menolong antar umat bergama
Berdasarkan hal tersebut di atas bagi
bangsa Indonesia yang memiliki masyarakat dari berbagai agama maka toleransi
amatlah penting. Keanekaragaman bangsa tentunya membutuhkan suatu toleransi
antar umat beragama untuk menjaga kedamaian dalam masyarakat.
Contoh sederhana toleransi umat beragama
yang saya alami yaitu ketika saya menjalankan ibadah puasa. Teman saya yang
kebetulan adalah non muslim jika akan makan dia menghindari saya. Bahkan
menjauh dari saya karena tahu saya sedang puasa. Bentuk toleransi yang
dilakukan teman saya tersebut merupakan bentuk toleransi yang sederhana. Saya
melihat di beberapa daerah ketika memasuki bulan puasa banyak penjual makanan
termasuk di warung dan restoran yang menutup tokonya. Menurut saya, sebenarnya
bukan masalah mereka tetap bisa buka warung atau tokonya seperti biasanya.
Bukankah jika seseorang itu sudah niat untuk berpuasa maka hal tersebut tidak
akan mengganggunya. Orang tidak akan dengan mudahnya tergiur melihat makanan
yang dipajang di warung makan jika sudah berniat untuk berpuasa. Tetapi jika
dengan adanya toleransi mungkin para penjual makanan tersebut bisa membuka
warung atau restorannya dengan menutup etalasenya dengan kain. Karena
bagaimanapun juga masyarakat yang tidak menjalankan puasa untuk masyarakat yang
non muslim, mereka tetap ingin makan. Bagi masyarakat muslim juga tentunya
harus memiliki toleransi terhadap umat lainnya.
Daftar Pustaka
Kaelan.2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta:
PARADIGMA
0 komentar:
Posting Komentar