Pamrih
Umi
Fatimah
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Pada waktu liburan tiba, Ani beserta
keluarganya liburan kepantai. Mereka sekeluarga besenang – senang dipantai
menghilangkan beban pikiran yang selama
ini membebani pikirannya. Dipantailh tempat yang mereka tuju. Sedang asyik
bermain tiba – tiba tanpa orang tua ani
sadari ada salah satu keluarganya yang menghilang, kebetulan saudara ani pun
diajak untuk berlibur. Kemudian semua
keluarga mencarinya, tetapi tidak mendapatkan hasil. Akhirnya ayah ani pun
mengumumkan berita kehingan tetapi hasilnya pun nihil, banyak yang mengabaikan
pengumuman tersebut. Orang lain tidak ada yang menghiraukan pengumuman
tersebut, hampir tidak seorang pun yang mau membantunya. Waktu demi waktu tidak
ada kabar apapun tentang saudarany yang hilang itu. Akhirnya orang tua ani
mngumumkan lagi , “ Bagi yang menemukanny akan mendapatkan suatu imbalan,
mendengar pengumuman tersebut banyak orang yang mau mambantu mencarikan anak
yang hilang itu.
Dari ilustrasi diatas bahawa seseorang
memeberikan pertolonngan pada orang lain berdasarkan imbalan, Manusia itu
selalu egois dan segala sesuatu
dipertimbangkan atas dasar pemenahan kepuasan diri sendiri. (Micener &
Delamater, 1999 : 233 dalam shinta 2002). Ketika seseorang membantu hannya
melihat dari imbalan yang akan diberikan, ini merupakan salah satu bantuan yang
bukan dari hati nurani dan ini selalu mengutamakan egonya sendiri. Sebagai
manusia sosial kita wajib membantu orang yang membutuhkan bantuan tanpa
mengharapkan imbalan.
Penulis
memprediksi seandainya manusia mau menolong hanya karena mangharapkan immbalan
dari orang yang ditolongnya itu, berarti manusia tersebut sudah mampu hidup
sendiri dan tidak membutuhkan bantuan dari orang lain, ia termasuk manusia yang individual, sebab manusia sosial itu
masih membutuhkan orang lain.
Sebaiknya
manusia membantu orag dengan hati nurani, sebab kita sendiri pun membutuhkan
orang lain. ketika kita tidak bisa mambantu dengan ikhlas paksakanlah, dengan
begitu hati kita dengan sendirinya akan merasakan nikmatnnya saling membantu
orang lain dan bisa membatu orang lain tanpa mengharapkan imbalan lagi.
Daftar
pustaka:
Shinta,
A. 2002. Penghantar psikologi sosial.
Edisi-2. Yogyakarta: Universitas proklamasi 45.
0 komentar:
Posting Komentar