Daya Tarik Individu
Umi Fatimah
Fakultas Psikologi Universitas
Proklamasi 45
Yogyakarta
Manusia
adalah mahkluk sosial , sehingga manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa orang
lain. Salah satunya ketika seorang pria berpacaran dengan seorang wanita. Ini merupakan
bukti bahwa manusia makhluk sosial, karena hidup bersosialisasi (berhubungan
dengan orang lain) dan merupakan salah satu kebutuhan manusia. Dalam psikologi
sosial, salah satu contoh terpenting dari hidup bersosialisasi ialah hubungan
dyadic (hubungan anatara 2 orang), Shinta 2002.
Ketika
seseorang sudah merasakan kenyamanan diluar rumah, karena ia sudah menemukan
ketertarikan dengan sesuatu yang membuatnya nyaman. Sebut saja namanya arka, ia
sudah berumur 19 tahun dan lulus SMA tahun kemarin, Kemudian ia melanjutkan
kesalah satu universitas disemarang. Pertama masuk kuliah, ia mulai tertarik
dengan salah satu teman barunya dikampus sebut saja namanya dara. Arka mulai
menyukai dara sejak pertama kali arka melihatnya, Arka merasa ada caimistri
saat melihat darah, Akhirnya arka pun mulai mendekati dara. Setelah
mengenalinya, Arka merasa nyaman dengan dara, sehingga ia menjalin hubungan
dengan dara. Menurut arka, dara itu anaknya pintar, baik, pintar, lemah lembut
pokoknya semua kebaikan ada pada dara.
Anderson
mengemukakan bahwa Individu akan lebih menaruh perhatian (terpaku) pada
informasi – informasi yang diterimanya pada saat ia bertemu pertama kali dengan
orang lain atau pada saat individu membentuk kesan pertama tentang orang lain
tersebut.(shinta, 2002). Setelah lama menjalin hubungan hubungan dengan dara ,
Arka mulai mengetahui kelemahan/ kekurangan dara, tetapi arka bisa menerimanya
dengan tulus, karena arka arka mencintai dara apa adanya. Walaupun awalnya arka
mencintai dara hanya melihat sisi baiknya saj, tetapi kini arka berfikir bahwa
setiap makhluk hidup tidak ada yang sempurna, hingga akhirnya arka memutuskan
untuk melanjutkan hubungannya dengan dara.
Ketika
seorang pria mencintai lawan jenisnya dengan apa adanya, seberat apapun cobaan
yang dihadapi pasti bisa terselesaikan tanpa ada rasa saling menyakiti, tetapi
ketika pria tersebut hanya menyukai kelebihannya saja, suatu saat pasti akan
menyesal ketika megetahui pasangannya mempuyai kekurangan yang si pri tersebut
tidak menyukainya.
Setiap
manua tidak ada yang sempurna, pasti ada kelebihan maupun kekurangannya. Ketika
kita tertarik dengan lawan jenis/ orang lain sebaiknya jangan melihat dari
kelebihannya saja, tetapi harus bisa menyukai kekurngannya. Andai tidak bisa
mencintai kekurangan dari orang tersebut
sebaiknya jangan memberi peluang / harapan dalam hidup kita, karena bisa
membuat orang lain tersakiti.
Daftar
Pustaka:
Shinta,
A. (2002). Penghantar psikologi sosial.
Edisi ke – 2. Yogyakarta: Universitas proklamasi 45.
0 komentar:
Posting Komentar