Ana Prihatini
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Diera globalisasi sekarang ini masih banyak perbudakan
dilingkungan pekerjaan. Banyak faktor yang mempengaruhinya, baik itu dari
pekerja yang kurang konsisten dalam bekerja, ataupun dari pemimpin itu sendiri
yang kurang memahami arti dari kepedulian atau belas kasihan. Salah satu kasus
yang sering terjadi di kalangan masyarakat adalah pekerja rumah tangga yang
sering diperlakukan tidak adil,baik itu dari pekerjaannya ataupun dari
penerimaan gajihnya. Pekerjaan rumah tangga mungkin sebagian orang atau
perempuan yang sudah berumah tangga telah menjalaninya,seperti memasak,
menyapu,mencuci dll. Saat diperlakukan tidak kemanusiaan kebanyakan dari mereka
hanya diam dan mengikuti apa yang dikatakan majikannya. Salah satu pekerja
rumah tangga sebut saja namanya melati(nama samaran). Menjadi
Pekerja Rumah Tangga (PRT) bukanlah impian dari melati . Melati menjadi PRT
karena tidak ada pilihan lain. Pekerjaan sebagai PRT tidak memerlukan keahlian
khusus, modal yang besar ataupun pendidikan yang tinggi sehingga mudah untuk dimasuki.
Melati sudah menekuni pekerjaannya sebagai PRT selama
satu tahun,gajih yang diterimanya tidak sebanding dengan apa yang dikerjakannya,begitu
juga dengan pemberian gajih terkadang tidak tepat waktu atau tidak rutin
diterimannya .Gitosudarmo (1995) memberikan pengertian gaji sebagai imbalan yang diberikan oleh pemberi
kerja kepada pekerjanya, yang penerimaannya bersifat rutin dan tetap setiap
bulan walaupun tidak masuk kerja maka gaji akan tetap diterima secara penuh. Pekerjaan yang dilakukannyapun tidak sesuai perjanjian
yang dibuat, ia harus menambah pekerjaan yaitu mengurus anaknya yang masih
balita,padahal sewaktu perjanjian tidak ada pekerjaan mengurus anaknya.Melati
juga sering mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan seperti dikunci saat
majikan keluar rumah, tidak diperbolehkan keluar apabila tidak ada kepentingan
yang terlalu mendesak.Hal seperti ini pastinya sangat mempengaruhi kondisi
kejiwaanya,ditambah lagi kondisi fisiknya yang selalu lemah karena pekerjaannya
yang terlalu berat ,menurut Suratman(1975)
kesegaran
jasmani adalah suatu aspek fisik dari kesegaran menyeluruh (total fitness) yang
memberi kesanggupan kepada seseorang untuk menjalankan hidup yang produktif dan
dapat menyesuaikan pada tiap pembebanan atau stres fisik yang layak. .Kasus seperti ini seharusnya diperhatikan oleh pemerintah, karena walaupun
sebagai pekerja rumah tangga, mereka mempunyai hak asasi manusia yang perlu
mereka dapatkan. Dan perlu ditindak tegaskan apabila kejadian atau perilaku
yang melanggar hukum.
Daftar
pustaka
Wahjoedi. Landasan Evaluasi
Pendidikan Jasmani. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2001
Gitosudarmo Indriyo dan Mulyono
Agus. 1999. Prinsip Dasar Manajemen. Edisi Ketiga.Yogyakarta : BPFE
0 komentar:
Posting Komentar