30.10.15

Perbudakan Dalam Suatu Pekerjaan







 Ana Prihatini
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta

Diera globalisasi sekarang ini masih banyak perbudakan dilingkungan pekerjaan. Banyak faktor yang mempengaruhinya, baik itu dari pekerja yang kurang konsisten dalam bekerja, ataupun dari pemimpin itu sendiri yang kurang memahami arti dari kepedulian atau belas kasihan. Salah satu kasus yang sering terjadi di kalangan masyarakat adalah pekerja rumah tangga yang sering diperlakukan tidak adil,baik itu dari pekerjaannya ataupun dari penerimaan gajihnya. Pekerjaan rumah tangga mungkin sebagian orang atau perempuan yang sudah berumah tangga telah menjalaninya,seperti memasak, menyapu,mencuci dll. Saat diperlakukan tidak kemanusiaan kebanyakan dari mereka hanya diam dan mengikuti apa yang dikatakan majikannya. Salah satu pekerja rumah tangga sebut saja namanya melati(nama samaran). Menjadi Pekerja Rumah Tangga (PRT) bukanlah impian dari melati . Melati menjadi PRT karena tidak ada pilihan lain. Pekerjaan sebagai PRT tidak memerlukan keahlian khusus, modal yang besar ataupun pendidikan yang tinggi sehingga mudah untuk dimasuki.
Melati sudah menekuni pekerjaannya sebagai PRT selama satu tahun,gajih yang diterimanya tidak sebanding dengan apa yang dikerjakannya,begitu juga dengan pemberian gajih terkadang tidak tepat waktu atau tidak rutin diterimannya .Gitosudarmo (1995) memberikan pengertian gaji  sebagai imbalan yang diberikan oleh pemberi kerja kepada pekerjanya, yang penerimaannya bersifat rutin dan tetap setiap bulan walaupun tidak masuk kerja maka gaji akan tetap diterima secara penuh. Pekerjaan yang dilakukannyapun tidak sesuai perjanjian yang dibuat, ia harus menambah pekerjaan yaitu mengurus anaknya yang masih balita,padahal sewaktu perjanjian tidak ada pekerjaan mengurus anaknya.Melati juga sering mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan seperti dikunci saat majikan keluar rumah, tidak diperbolehkan keluar apabila tidak ada kepentingan yang terlalu mendesak.Hal seperti ini pastinya sangat mempengaruhi kondisi kejiwaanya,ditambah lagi kondisi fisiknya yang selalu lemah karena pekerjaannya yang terlalu berat ,menurut Suratman(1975) kesegaran jasmani adalah suatu aspek fisik dari kesegaran menyeluruh (total fitness) yang memberi kesanggupan kepada seseorang untuk menjalankan hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan pada tiap pembebanan atau stres fisik yang layak. .Kasus seperti ini seharusnya diperhatikan oleh pemerintah, karena walaupun sebagai pekerja rumah tangga, mereka mempunyai hak asasi manusia yang perlu mereka dapatkan. Dan perlu ditindak tegaskan apabila kejadian atau perilaku yang melanggar hukum.

Daftar pustaka

Wahjoedi. Landasan Evaluasi Pendidikan Jasmani. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2001

Gitosudarmo Indriyo dan Mulyono Agus. 1999. Prinsip Dasar Manajemen. Edisi Ketiga.Yogyakarta : BPFE

0 komentar:

Posting Komentar