13.10.15

MENGETAHUI POTENSI DIRI DALAM BEKERJA

Naurmi Rojab Destiya
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Dalam masa penerimaan  karyawan baru tentunya banyak tahap yang harus dilalui untuk menjadi karyawan tetap. Hal ini juga dialami oleh “Kasih” seorang wanita lulusan SMK jurusan Pemasaran. Ia telah melalui berbagai tahap hingga ke tahap Training sampai ke tahap Mentoring selama 3 bulan. Kasih ditempatkan di sebuah toko Baju ternama di mall besar Yogyakarta.
Pada saat masa training ia dijelaskan bagaimana tatacara melayani pelanggan dengan baik dan benar. Pelatihan ini juga untuk mengatasi hambatan, dan mengenalkan dengan peraturan perusahaan, tujuan perusahaan, hingga kebijakan perusahaan (King, 2010).
Pada saat masa mentoring, karyawan yang lebih senior memberikan nasehat dan banyak pelajaran kepada kasih tentang melayani dan memberikan rekomendasi kepada pelanggan. Namun setelah 2 bulan berlangsung ia masih mendapatkan kesulitan, pada saat memberikan rekomendasi kepada pelanggan. Ia tidak sepandai karyawan baru yang lain. Pelanggan merasa kecewa dan complain kepada Manajer toko. Kasih akhirnya mendapat teguran, ia diminta lebih banyak belajar lagi, karena masa training tinggal 1 bulan. Kalau dia tidak mengalami perkembangan yang baik, pihak toko tidak bisa melanjutkan ketahap tanda tanggan kontrak. Kasih merasa binggung, karena ia merasa sudah banyak belajar namun tetap sulit untuk memberikan rekomendasi kepada para pelanggan.
  • Menurut saya, memang tidak mudah menemukan pekerjaan yang sesuai dengan idaman. Apalagi jika kita tidak mengetahui potensi apa yang ada didalam diri. Setiap individu memiliki keunikan sendiri, mungkin dari sisi pemasaran yang mba kasih lakukan belum maksimal. Tapi mungkin bisa maksimal dibidang yang lain. Banyak pekerjaan yang dilakukan oleh seorang marketing. Dibagian kantor, dibagian sales tapi untuk menawarkan barang yang lain selain baju. Karena jika ditoko baju memang biasanya ditanyai oleh para pelanggan, bagusnya saya memakai baju yang mana yah mba, warna apa. Kalau untuk barang kebutuhan atau kosmetik dan yang lain, kan tidak memerlukan banyak belajar tetang mencocokan antara baju dan tubuh seseorang. Mba kasih harus lebih banyak lagi menggali informasi dari berbagai kalangan karena bidang yang mba kasih geluti dekat dengan trend yang semakin berkembang.
Perbanyak dan perluaslah jaringan sosial. Semakin banyak teman yang dikenal, semakin luas pula kemungkinan kita untuk menjadi orang yang beruntung dalam mencari pekerjaan maupun ide-ide untuk kerjaan anda (Shinta, 2012). Orang yang senang bergaul cenderung menerima banyak informasi, sehingga pengetahuannya akan lebih luas dari pada orang yang kurang senang bergaul. Oleh karena informasinya luas, maka orang-orang yang ekstrovert tersebut juga memiliki peluang keberuntungan yang lebih luas (Wiseman, 2003).

Daftar Pustaka
·         King, L. A (2010). The Science of Psychology. Jakarta: Salemba Humanika.

·         Wiseman, R. (2003). The luck factor: The four essential principles. New York: Miramax Books, Hyperion.

0 komentar:

Posting Komentar