Terbitan
Koran Kedaulatan Rakyat tanggal 5 April 2015
Naurmi
Rojab Destiya (034)
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dari tahun
ke tahun lahan persawahan di wilayah kota Tegal menyusut. Penyebab salah
satunya banyak saluran irigasi rusak, sehingga air laut masuk ke sungai,
sehingga banyak tanaman padi mati di tengah jalan. Menyusutnya lahan pertanian tersebut berdampak pada
kelebihan stok pupuk urea di tingkat distributor. Petani berharap Pemerintah
setempat dapat mencarikan solusinya agar lahan itu dapat ditanami kembali demi
penyediaan tanaman pangan.
Lahan persawahan yang sudah berubah rawa terbanyak di
wilayah Kecamatan Margadana yang tersebar di kelurahan Krandon, Kelurahan
Cabawan, Kelurahan Kaligangsa dan Kelurahan Margadana. Luas lahan mencapai
puluhan hectare. Menurut
seseorang petani Kelurahan Cabawan, akibat berubahnya lahan persawahan
menjadi rawa, sawah tidak bisa lagi ditanami padi. Kalau dipaksakan ditanami
padi, tanaman langsung mati, karena airnya asin.
Sementara itu anggota DPRD Kota Tegal, Rofii Ali,
mengatakan lahan pertanian milik masyarakat yang sudah berubah rawa harus
segera diselamatkan. Jika tidak , selain para petani akan kehilangan mata
pencaharian juga untuk pemenuhan kebutuhan pangan local khususnya beras akan
jauh dari cukup. Selain
itu luas lahan pertanian produktif menurun drastis. Karena itulah sudah lama
beberapa pasar beras di Tegal lebih banyak dapat pasokan dari luar Tegal.
Hubungannya artikel ini dengan psikologi
lingkungan adalah
Pentingnya air bersih guna kelangsungan
kehidupan. Pentingnya kesadaran akan menjaga sungai. Jangan sampai sungai
bersih tercemar oleh air laut apalagi air limbah. Hal yang bisa dilakukan adlah
mencegah meminimalisirkan pencemaran. Dengan tetap menjaga kelestarian
lingkungan
Sumber. Anonim.2015. Lahan Persawahan Menyusut Drastis. Kedaulatan Rakyat. 5 April 2015
0 komentar:
Posting Komentar