13.9.15

RINGKASAN ARTIKEL: Petani Diajak Pakai Pupuk Organik



Juni Wulan Ningsih
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45



Yogyakarta Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Bantul, Partogi Dame Pakpahan mengatakan bahwa tanah pertanian di Bantul sudah memasuki grade 2 atau mendekati lampu merah untuk penggunaan pupuk kimia. Efek dari penggunaan pupuk kimia bertahun-tahun ini akan menyebabkan tanah rusak. Oleh karena itu para petani di Bantul dihimbau untuk kembali menggunakan pupuk organik.

Efek penggunaan pupuk organik memang tidak akan langsung terlihat seperti halnya pupuk kimia, tetapi pupuk organik ini akan membuat tanah semakin subur sehingga baik bagi hasil pertanian. Untuk mendorong pemakaian pupuk organik ini sendiri, pihak pemerintah telah memberikan subsidi 45% sehingga harganya menjadi lebih murah. Satu kilogram pupuk dijual dengan harga Rp 500, meskipun harga produksinya lebih dari Rp 1.000. Selain itu pemerintah juga memberikan bantuan berupa hewan ternak sehingga kotorannya dapat dimanfaatkan untuk membuat pupuk organik.


Produksi pupuk organik sendiri disetiap kecamatan ada, kecuali kecamatan Dlingo dan Pajangan karena kedua daerah tersebut bukan persawahan.  Produksi pupuk organik pertahun mencapai 1.800 ton dari total lahan 15.000 hektare. Jumlah lahan tersebut masih dibagi atas 13.000 hektare sawah irigasi teknis dan 2.000 hektare sawah tegalan. Semua upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Bantul ini diharapkan mampu mengembalikan kesuburan tanah di Bantul.

Hubungan artikel diatas dengan psikologi lingkungan yakni kita harus menggunakan produk-produk yang pro terhadap lingkungan agar kelestarian lingkungan tetap terjaga.


Sumber:
Say.(2015). Petani Diajak Pakai Pupuk Organik. Tribun Jogja, 23 Maret, hal. 9

0 komentar:

Posting Komentar