12.5.24

ESSAY 4_PSIKOLOGI LINGKUNGAN OLEH AMIEN WAHYUDI

 ECOBRICK: MEMANFAATKAN BARANG BEKAS SAMBIL BERMAIN BERSAMA ANAK

Tugas Mata Kuliah Psikologi Lingkungan

Dosen Pengampu : Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA

Nama Mahasiswa Amien Wahyudi NIM 22310410190

Kelas : SP




Banyaknya barang bekas yang ada, dimasa lalu hanya menjadi sampah yang tidak memiliki nilai ekonomis. Tetapi di masa sekarang barang bekas, saat ini telah banyak dimanfaatkan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi. Sampah pelastik selain bisa dijual secara langsung juga bisa dimanfaatkan untuk mendambah nilai jualnya. Barang pelastik yang diolah kembali dapat menjadi barang berdaya guna. Diantara hasil banyak barang bekas yang dimanfaatkan kembali adalah ecobrick.

Ecobrick adalah adalah botol plastik yang diisi dengan limbah anorganik sampai memadat sehingga bisa digunakan sebagai batu bata dalam mendirikan bangunan. Ecobrick menjadi solusi pengelolaan limbah padat tanpa biaya dan dapat dimanfaatkan setiap individu, rumah tangga, sekolah, maupun masyarakat secara umum. Hasil daur ulang ini juga bisa bernilai ekonomi yang tinggi jika dimanfaatkan untuk kerajinan (https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7169965/ecobrick-adalah-sejarah-manfaat-cara-membuat-kelebihan-dan-kekurangan).

Biasanya ecobrik dibentuk mejadi bata yang keras dan bisa dimanfaatkan untuk pembuatan tempat tinggal. Selain tempat tinggal hasil dari ecobrik juga digunakan untuk dinding pembatas, bahkan ada yang dijadikan tempat duduk dan meja. Jadi dari sampah yang dimasukan pelastik ini banyak sekali yang dapat digunakan bagi kesejahtraan manusia (https://kaltimtoday.co/5-desain-ecobrick-ini-wajib-kamu-coba-bisa-untuk-bikin-panggung).  Manfaat lainya dai ecobrik ini adalah membuka lapangan pekerjaan bagi Masyarakat, ini menunjukan bila dimanfaatkan secara serius maka berpotensi untuk melahirkan interprener baru dalam bidang persampahan. Ecobrik juga dapat dilakukan dalam skala rumah tangga, karena bahan yang digunakan banyak terdapat di dalam rumah sehingga bisa dikerjakan bersama keluarga. Manfaat lainnya adalah pembuatan ecobrik merupakan sarana belajar bagi anak anak di rumah.
Ada beberapa langkah yang penulis lakukan, saat membuat ecobrik ini. Langkah langkah tersebut adalah 1) penulis mencari botol bekas untuk wadah sampah lainnya, 2) setelah mendapatkan botol bekas, penulis mengisi botol bekas terssebut dengan menggunting kecil kecil sampah pelastik dan kertas, 3) setelah penuh sampah di dalam botol tersrbut dipadatkan sehingga botol menjadi keras.


 

Hambatan dalam proses pembuatan ini adalah ketelatenan, karena butuh waktu untuk memotong sampah sampah menjadi kecil. Selain itu proses pemadatan juga membutuhkan tenaga ekstra. Untuk mengatasi masalah ini, maka diperlukan alat yang tajam yang dapat memotong sampah dalam waktu singkat. Dan untuk pemadatan memerlukan kayu yang sudah didesain sesuai ukuran botol tersebut.


Daftar Pustaka

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7169965/ecobrick-adalah-sejarah-manfaat-cara-membuat-kelebihan-dan-kekurangan).

 (https://kaltimtoday.co/5-desain-ecobrick-ini-wajib-kamu-coba-bisa-untuk-bikin-panggung)

 


ESSAY 2_PSIKOLOGI LINGKUNGAN OLEH IBRAR LANEGA PRATAMA

 

  • KEGIATAN PLOGGING

     

    Tugas Mata Kuliah Psikologi Lingkungan

    Dosen Pengampu : Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, M.A


     

     

     

     

     

    Nama : Ibrar Lanega Pratama ( 22310410138 )

    Kelas : SP

    Kegiatan Plogging 

    Hari Jumat pagi yang sepi menjadi momen yang sempurna untuk saya melakukan kegiatan plogging mandiri di sekitar lingkungan tempat tinggal saya. Dengan membawa kantong sampah, saya siap memulai petualangan kecil ini.

    Saya memutuskan untuk menjelajahi jalanan kecil di sekitar lingkungan rumah saya. Meskipun biasanya bersih, saya yakin akan menemukan beberapa sampah yang tercecer di sepanjang jalan. Dengan langkah yang mantap, saya mulai berlari perlahan sambil memperhatikan setiap sudut jalan.

      

    Tidak butuh waktu lama bagi saya untuk menemukan beberapa sampah. Daun kering, kemasan makanan, dan bahkan selembar kertas terbuang berserakan di pinggir jalan. Saya segera mengambilnya dan memasukkannya ke dalam kantong sampah saya. Meskipun hanya sejumlah kecil sampah yang saya temui, saya merasa bahwa setiap item yang saya ambil membuat perbedaan.

    Sambil saya berlari, saya juga menikmati udara segar pagi dan pemandangan sekitar yang tenang. Suara burung bernyanyi dan angin sepoi-sepoi membuat pengalaman plogging mandiri ini semakin menyenangkan dan menenangkan.

    Setelah beberapa putaran mengelilingi lingkungan saya, kantong sampah saya telah penuh dengan sampah yang saya kumpulkan. Saya merasa puas dengan hasil usaha saya dan merasa senang bahwa saya telah memberikan kontribusi kecil untuk menjaga kebersihan lingkungan saya sendiri.

    Saya kembali ke rumah dengan perasaan gembira dan bangga atas apa yang telah saya capai. Pengalaman plogging mandiri ini tidak hanya memberi saya kesempatan untuk berolahraga dan menjaga lingkungan, tetapi juga mengingatkan saya akan pentingnya tanggung jawab kita terhadap bumi tempat tinggal kita.


11.5.24

Tugas Essay 3: Psikologi Lingkungan -Before After- "Membersihkan Sampah di Sungai Sekitaran Wilayah Berbah" oleh Mardianto Tiro

Psikologi Lingkungan

Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, MA

Oleh:
Mardianto Tiro (22310410139)

Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
2024



Sampah di Sungai

Saat bangun tidur, saya teringat ada janji bersama dengan teman-teman untuk mencari tempat umum yang perlu dibersihkan. Kebetulan karena hari itu kami semua libur karena bertepatan dengan hari Buruh yang jatuh pada 1 Mei 2024 kami ke Sungai yang tak jauh dari tempat saya tinggal. Sungai yang terletak di daerah Berbah ternyata banyak menyimpan sampah yang membuat saya mengelus dada. Saya menyaksikan sampah tersebut terperangkap sehingga kelihatan bertumpuk dan sangat kotor. Siapa lagi yang akan membersihkan sampah ini kalau bukan kita sebagai makhluk hidup yang memiliki akal budi. Saya pun melirik sebentar disekitar sungai, hanya beberapa orang yang ada di sungai ini. Tanpa pikir panjang kami memutuskan untuk membersihkan sudut sungai ini.

Saat proses membersihkan, kami menemukan sejumlah sampah yang mayoritasnya terdiri dari plastik yang sudah basah dan berbau. Saya pikir sampah ini sudah terlalu lama tersangkut di pinggiran ini tanpa ada yang mencoba membersihkannya. Saya berusaha keras selama lebih dari satu jam untuk membersihkan sampah hanya di satu titik, meskipun awalnya saya mengira bahwa jumlah sampah di titik tersebut tidak begitu banyak. Namun, ketika diangkat satu per satu , saya sangat terkejut berhasil mengumpulkan 40 kilogram sampah.

Mayoritas sampah tersebut adalah plastik, tetapi ada juga sampah dedaunan seperti daun bambu, dan juga sampah seperti tali dan pakaian bekas. Rasanya menyedihkan melihat bahwa setelah kami selesai membersihkan, masih ada warga yang datang ke Sungai untuk mencuci dan anak-anak yang tetap bermain air di sana. Air yang mereka gunakan untuk mencuci dan mandi ternyata banyak sekali sampah yang tersangkut di tiap sudut sungai itu.



Saya tidak tahu apakah warga setempat mereka membuang sampah di sungai sehingga kotor sekali. Saya merasa sangat mustahil sampah ini bisa tiba-tiba ada disini tanpa ada sekumpulan orang yang dengan sengaja membuangnya di sungai.


                                                                         Before

                                                                          After


Lihatlah saya sangat bahagia setelah berhasil membersihkan aneka sampah di sungai ini. Saya sangat bangga menjadi agen perubahan untuk sekitar saya. Beberapa warga sekitar menyaksikan kegiatan kami, anak muda yang tidak ada rasa malu dan jijik mau membersihkan sungai ini dari sampah yang mungkin dari warga setempat. Rasa terkagum saya muncul karena ada seorang warga yang dengan sadarnya membantu kami, beliau yang menawarkan diri untuk membuangkan sampah yang kami kumpulkan dari sungai itu, mengingat kami kesulitan mencari akses ke TPST sekitar karena kami bukan warga setempat. Dan warga tersebut akhirnya ikut membersihkan sungai tersebut dan membuat perangkap yang terbuat dari bambu agar sampah yang lewat bisa tersangkut dan dengan mudah dipungut oleh warga.