11.10.24

ESSAY 1- MERINGKAS JURNAL PENGELOLAAN SAMPAH

ESSAY 1 MERINGKAS JURNAL PENGELOLAAN SAMPAH

 Meringkas Jurnal Pengelolaan Sampah

Aminatu Zakia  (21310410066)

Dosen Pengampu: Dra. Arundati Shinta, M.A

Psikologi Lingkungan

Fakultas Psikologi

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

YOGYAKARTA


Topik

Solusi Pengelolaan Sampah Kota

Sumber

Purnomo, Chandra Wahyu. (2021), solusi pengelolaan sampah kota, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, Anggota IKAPI dan APPTI

Permasalahan

Sampah di Indonesia merupakan masalah yang sering dihadapi di Indonesia. Khusus nya diberbagai daerah yang ada di Indonesia. Sejak lama pemerintah telah melakukan banyak proses dan program untuk mengatasi masalah sampah di setiap daerah/kota. Sumber sampah di Indonesia terdiri dari berbagai sumber utama yaitu sampah rumah tangga, plastik, kain, kaca dsb.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini agar dapat mengetahui ssolusi dari pengelolaan sampah kota

Isi

Sampah pada dasarnya adalah bahan padat yang tertinggal dari aktivitas manusia atau proses alam. Saat ini, perkiraan jumlah total limbah yang dihasilkan di seluruh dunia adalah 2 miliar ton per tahun, yang berarti sekitar 7-10 miliar ton jika limbah industri dan konstruksi dimasukkan (Modak et.al., 2015). Jika dipecah menurut negara, jumlah sampah yang dihasilkan per orang per hari sangat bervariasi antara 0,11 dan 4,54 kg, dengan rata-rata 0,74 kg (Kaza et al. 2018). Secara umum, negara maju menghasilkan lebih banyak sampah dibandingkan negara berkembang. Namun, tren global saat ini adalah produksi sampah stabil atau menurun di negara-negara berpendapatan tinggi, sementara produksi sampah terus meningkat di negara-negara berpendapatan menengah dan rendah  seiring dengan pertumbuhan dan kesejahteraan ekonomi mereka. Tentu saja, peningkatan timbulan sampah di suatu wilayah juga sangat bergantung pada laju pertumbuhan penduduk dan tingkat urbanisasi. Karena jumlah penduduk Indonesia  yang besar dan laju pertumbuhan yang tinggi, timbulan sampah terus meningkat setiap tahunnya. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Indonesia menghasilkan 175.000 ton sampah per hari pada tahun 2018, atau sekitar 64 juta ton sampah per tahun (Badan Pusat Statistik, 2018). Produksi tahunan terus meningkat  pesat pada tahun 2019, mencapai 67,8 juta ton, meningkat hampir 4 juta ton dalam satu tahun saja (KLHK, 2020). Lalu, komposisi sampah dunia juga sangat bergantung pada situasi perekonomian negara tersebut. Negara dengan pendapatan per kapita rendah (negara miskin) cenderung memiliki proporsi sampah organik tertinggi (50-70%). Di negara-negara berpenghasilan tinggi (negara-negara kaya), hanya  20-40%  dari total sampah yang dihasilkan merupakan komposisi organik. Dalam hal pangsa kertas, negara-negara kaya mempunyai pangsa sekitar 23%, negara-negara menengah mempunyai pangsa sekitar 9-11%, sementara negara-negara miskin hanya mempunyai pangsa sekitar 7%. Di sisi lain, komposisi plastik umumnya tidak bergantung pada situasi perekonomian suatu negara dan berkisar antara 8–12% (Modak et.al. 2015). Komposisi sampah  Indonesia juga mencerminkan keadaan perekonomian Indonesia, yaitu tingkat kelas menengahnya. Kandungan organiknya masih di atas 50%, namun selebihnya tidak  jauh dari data dunia di atas untuk  sampah khas negara berkembang. Di Indonesia, meningkatnya urbanisasi dan konsentrasi penduduk di  perkotaan seringkali menyebabkan memburuknya kondisi sanitasi di perkotaan. Pengelolaan sampah merupakan salah satu permasalahan pengelolaan perkotaan yang terbesar, khususnya di kota-kota besar. Pertumbuhan penduduk dan aktivitas yang terus meningkat di kota-kota besar mengakibatkan meningkatnya timbulan sampah dan segala dampak yang terkait. Diperkirakan paling banyak  sekitar 60-70% dari seluruh sampah yang dihasilkan dibuang ke pembuangan akhir oleh lembaga yang bertanggung jawab atas pengolahan dan kebersihan sampah. Sisa sampah akan dibuang sendiri oleh masyarakat.

Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi terhadap beberapa kota dan daerah yang ada di Indonesia, termasuk survei lapangan. Survei dilakukan minimal satu minggu agar bisa terlihat fluktuasi harian timbulan sampah di kota tersebut.

Hasil

Ketergantungan pada tempat pembuangan akhir (TPA) untuk menyelesaikan permasalahan sampah kota harus segera diakhiri. Penumpukan sampah tidak hanya menimbulkan banyak pencemaran lingkungan, tetapi juga menurunkan pemahaman masyarakat terhadap sampah  karena semua sampah langsung dibuang ke tempat pembuangan akhir. Rekomendasinya tentu saja adalah segera mengurangi sampah yang dikirim ke TPA dengan mengoptimalkan pengolahan/pemrosesan antara menggunakan metode berbeda di tingkat terbaik rumah tangga, komunal, maupun kota.

Diskusi

     - Perunya diskusi dan kolaborasi antar daerah/kota. Karena sudah ada beberapa kota yang sudah melek teknologi untuk mengelola sampah

       -  Pentingnya memiliki kesadaran terhadap diri sendiri bahwa pengelolaan sampah sangat berpengaruh bagi lingkungan.

     - Pemerintah harus sedikit lebih tegas seperti Jepang atau negara negera maju untuk masyarakat memilah sampah sampah organik dan non organik.

0 komentar:

Posting Komentar