ESSAY 1
MERINGKAS JURNAL PENGELOLAAN SAMPAH
Meringkas Jurnal Pengelolaan Sampah
Aminatu Zakia
(21310410066)
Dosen Pengampu: Dra. Arundati Shinta, M.A
Psikologi Lingkungan
Fakultas Psikologi
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
Topik |
Solusi Pengelolaan Sampah
Kota |
Sumber |
Purnomo, Chandra Wahyu.
(2021), solusi pengelolaan sampah kota, Yogyakarta, Gadjah Mada
University Press, Anggota IKAPI dan APPTI |
Permasalahan |
Sampah di Indonesia merupakan
masalah yang sering dihadapi di Indonesia. Khusus nya diberbagai daerah yang
ada di Indonesia. Sejak lama pemerintah telah melakukan banyak proses dan program
untuk mengatasi masalah sampah di setiap daerah/kota. Sumber sampah di
Indonesia terdiri dari berbagai sumber utama yaitu sampah rumah tangga, plastik,
kain, kaca dsb. |
Tujuan Penelitian |
Tujuan dari penelitian ini
agar dapat mengetahui ssolusi dari pengelolaan sampah kota |
Isi |
Sampah pada dasarnya
adalah bahan padat yang tertinggal dari aktivitas manusia atau proses alam. Saat
ini, perkiraan jumlah total limbah yang dihasilkan di seluruh dunia adalah 2
miliar ton per tahun, yang berarti sekitar 7-10 miliar ton jika limbah
industri dan konstruksi dimasukkan (Modak et.al., 2015). Jika dipecah menurut
negara, jumlah sampah yang dihasilkan per orang per hari sangat bervariasi
antara 0,11 dan 4,54 kg, dengan rata-rata 0,74 kg (Kaza et al. 2018). Secara
umum, negara maju menghasilkan lebih banyak sampah dibandingkan negara
berkembang. Namun, tren global saat ini adalah produksi sampah stabil atau
menurun di negara-negara berpendapatan tinggi, sementara produksi sampah
terus meningkat di negara-negara berpendapatan menengah dan rendah seiring dengan pertumbuhan dan
kesejahteraan ekonomi mereka. Tentu saja, peningkatan timbulan sampah di
suatu wilayah juga sangat bergantung pada laju pertumbuhan penduduk dan
tingkat urbanisasi. Karena jumlah penduduk Indonesia yang besar dan laju pertumbuhan yang
tinggi, timbulan sampah terus meningkat setiap tahunnya. Menurut Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Indonesia menghasilkan 175.000 ton sampah per
hari pada tahun 2018, atau sekitar 64 juta ton sampah per tahun (Badan Pusat
Statistik, 2018). Produksi tahunan terus meningkat pesat pada tahun 2019, mencapai 67,8 juta
ton, meningkat hampir 4 juta ton dalam satu tahun saja (KLHK, 2020). Lalu,
komposisi sampah dunia juga sangat bergantung pada situasi perekonomian
negara tersebut. Negara dengan pendapatan per kapita rendah (negara miskin)
cenderung memiliki proporsi sampah organik tertinggi (50-70%). Di
negara-negara berpenghasilan tinggi (negara-negara kaya), hanya 20-40%
dari total sampah yang dihasilkan merupakan komposisi organik. Dalam
hal pangsa kertas, negara-negara kaya mempunyai pangsa sekitar 23%,
negara-negara menengah mempunyai pangsa sekitar 9-11%, sementara
negara-negara miskin hanya mempunyai pangsa sekitar 7%. Di sisi lain,
komposisi plastik umumnya tidak bergantung pada situasi perekonomian suatu
negara dan berkisar antara 8–12% (Modak et.al. 2015). Komposisi sampah Indonesia juga mencerminkan keadaan
perekonomian Indonesia, yaitu tingkat kelas menengahnya. Kandungan organiknya
masih di atas 50%, namun selebihnya tidak
jauh dari data dunia di atas untuk
sampah khas negara berkembang. Di Indonesia, meningkatnya urbanisasi
dan konsentrasi penduduk di perkotaan
seringkali menyebabkan memburuknya kondisi sanitasi di perkotaan. Pengelolaan
sampah merupakan salah satu permasalahan pengelolaan perkotaan yang terbesar,
khususnya di kota-kota besar. Pertumbuhan penduduk dan aktivitas yang terus
meningkat di kota-kota besar mengakibatkan meningkatnya timbulan sampah dan
segala dampak yang terkait. Diperkirakan paling banyak sekitar 60-70% dari seluruh sampah yang
dihasilkan dibuang ke pembuangan akhir oleh lembaga yang bertanggung jawab
atas pengolahan dan kebersihan sampah. Sisa sampah akan dibuang sendiri oleh
masyarakat. |
Metode |
Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah observasi terhadap beberapa kota dan daerah yang
ada di Indonesia, termasuk survei lapangan. Survei dilakukan minimal satu
minggu agar bisa terlihat fluktuasi harian timbulan sampah di kota tersebut. |
Hasil |
Ketergantungan pada tempat
pembuangan akhir (TPA) untuk menyelesaikan permasalahan sampah kota harus
segera diakhiri. Penumpukan sampah tidak hanya menimbulkan banyak pencemaran
lingkungan, tetapi juga menurunkan pemahaman masyarakat terhadap sampah karena semua sampah langsung dibuang ke
tempat pembuangan akhir. Rekomendasinya tentu saja adalah segera mengurangi
sampah yang dikirim ke TPA dengan mengoptimalkan pengolahan/pemrosesan antara
menggunakan metode berbeda di tingkat terbaik rumah tangga, komunal, maupun
kota. |
Diskusi |
- Perunya
diskusi dan kolaborasi antar daerah/kota. Karena sudah ada beberapa kota yang
sudah melek teknologi untuk mengelola sampah - Pentingnya
memiliki kesadaran terhadap diri sendiri bahwa pengelolaan sampah sangat
berpengaruh bagi lingkungan. - Pemerintah
harus sedikit lebih tegas seperti Jepang atau negara negera maju untuk masyarakat
memilah sampah sampah organik dan non organik. |
0 komentar:
Posting Komentar