8.6.24

Tugas Essay 7: Psikologi Lingkungan - Nasabah Bank Sampah Oleh : Nadi Asmara W

DOSEN PENGAMPU : Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA MA

NAMA :  Nadi Asmara W

NIM : 22310410156

KELAS : SJ

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

Pada sore hari yang cerah, saya dan teman-teman memutuskan untuk berkunjung ke Bank Sampah Sawo Kecik di RW 63 Perumahan Candi Gebang Permai. Kami tiba di lokasi tepat pukul 16.00, membawa dua kardus besar berisi kertas bekas, botol plastik, dan beberapa jenis sampah anorganik lainnya. Tujuan kami adalah untuk berpartisipasi dalam pengelolaan sampah yang lebih bertanggung jawab serta mendukung program daur ulang yang diinisiasi oleh bank sampah ini.

Setibanya di lokasi, kami disambut oleh pengurus bank sampah yang ramah dan penuh semangat. Langkah pertama yang kami lakukan adalah mendaftarkan diri sebagai nasabah. Proses pendaftaran cukup sederhana: kami hanya perlu mengisi formulir dengan data diri dan menandatangani beberapa pernyataan terkait komitmen untuk memilah sampah sesuai kategori yang telah ditetapkan.


Setelah proses administrasi selesai, kami diajak untuk menimbang sampah yang kami bawa. Bank Sampah Sawo Kecik memiliki timbangan digital yang akurat, dan petugas dengan cekatan membantu menimbang kardus-kardus kami. Sampah yang kami bawa kemudian dipilah sesuai jenisnya. Kertas bekas dimasukkan ke dalam kategori kertas, sementara botol plastik dan sampah anorganik lainnya dimasukkan ke dalam kategori masing-masing.


Selama proses pemilahan, petugas menjelaskan tentang pentingnya memisahkan sampah sejak dari rumah. Kertas, misalnya, harus dijaga agar tetap kering dan bersih, sedangkan botol plastik sebaiknya dibilas terlebih dahulu sebelum disetorkan ke bank sampah. Ini bertujuan untuk memudahkan proses daur ulang dan meningkatkan nilai jual sampah tersebut.


Setelah semua sampah kami dipilah, kami diberi buku tabungan nasabah. Buku ini mencatat jumlah sampah yang kami setorkan dan nilai ekonomis yang kami dapatkan dari sampah tersebut. Setiap jenis sampah memiliki nilai yang berbeda, misalnya kertas bekas dihargai Rp1.000 per kilogram, sedangkan botol plastik dihargai Rp2.000 per kilogram. Jumlah yang tercatat dalam buku tabungan kami dapat diuangkan atau ditukarkan dengan barang kebutuhan sehari-hari yang disediakan oleh bank sampah.

Kunjungan kami ke Bank Sampah Sawo Kecik diakhiri dengan sesi diskusi bersama pengurus dan beberapa nasabah lain. Mereka berbagi pengalaman tentang bagaimana mengelola sampah di rumah masing-masing dan manfaat yang mereka rasakan setelah bergabung dengan bank sampah. Diskusi ini sangat bermanfaat dan memberikan banyak wawasan baru bagi kami tentang pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.


Secara keseluruhan, kunjungan kami ke Bank Sampah Sawo Kecik memberikan pengalaman berharga dan memperkuat komitmen kami untuk terus mendukung program daur ulang. Kami berharap, dengan semakin banyaknya masyarakat yang berpartisipasi, lingkungan di sekitar kita akan menjadi lebih bersih dan sehat. Bank Sampah Sawo Kecik telah membuktikan bahwa langkah kecil dari setiap individu dapat membawa perubahan besar bagi kelestarian lingkungan.

0 komentar:

Posting Komentar