10.6.24

Tugas Essay 6: Psikologi Lingkungan - Belajar di TPST - Oleh Fatien Muthmainnah Azzahra

DOSEN PENGAMPU : Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA MA

NAMA : Fatien Muthmainnah Azzahra

NIM : 22310410185

KELAS : SJ

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

Pada tanggal 4 Mei 2024, Dosen Psikologi Lingkungnan, Bu Dr., Dra. Arundati Shinta MA mengajak mahasiswa psikologi Semester 3 untuk berkunjung ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Randu Alas yang berada di daerah Ngaglik, Sleman. Pada kesempatan itu, bapak Sujono, selaku wakil pengurus dari TPST Randu Alas mengedukasi kita bagaimana pentingnya pengelolaan sampah yang baik dan bagaimana dampaknya terhadap lingkungan sekitar jika tidak dikelola dengan baik.  Sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber masalah serius jika sudah berbau dan menumpuk. Tumpukan sampah menimbulkan bau yang tidak sedap, gas metana yang terkumpul dibawah tumpukan sampah dapat meledak, mengganggu pemandangan dan sangat mencemari lingkungan. 

Solusi yang diberikan oleh Pak Sujono adalah dengan membuat inovasi untuk mengelola residu, memperlakukan sampah sesuai dengan spesifikasinya. Setiap hari, masyarakat dapat menghasilkan sekitar 0,7 gram sampah perorangnya. Oleh karena itu, pentingnya edukasi untuk masyarakat tentang pentingnya memilah sampah sesuai jenisnya. Sampah organik berasal dari alam dan dapat menjadi sumber bau jika tidak dikelola dengan baik. Lalu, sampah anorganik yang merupakan hasil olaha pabrik dan tidak bisa diurai perlu didaur ulang melalui konsep 3R (Reduce, Reuse dan Recycle). 

Salah satu kendala utama dalam pengelolaan sampah di TPST Alas Randu adalah kurangnya alat yang mendukung untuk pengelolaan sampah seperti mesin pencacah plastik, mesin pemilah sampah, atau mesin penbuat konpos organik. Juga kurangnya sumber daya manusia membuat TPST Randu Alas kekurangan karyawan untuk mengelola sampah, seperti magwot yang sudah tidak ada yang mengelola. TPST Randu Alas memiliki tanggungjawab untuk mengelola sampah dari padukuhan dengan sekitar 350 pelanggan. Pengambilan sampah dilakukan 2 kali seminggu menggunakan dump truck atau motor viar atau tossa. 

Permasalahan lain yang dihadapi adalah adalah konsumsi berlebih oleh masyarakat. Penggunaan produk yang berlebihan dan pembuangan yang cepat meningkatkan jumlah sampah yagn dihasilkan . TPST Randu Alas, meskipun sudah berupaya keras, masih memerlukan dukungan dari pemerintah dan peningkatan kesadaran masyarakat untuk mengurangi sampah sejak dari sumbernya.  Dengan kerja sama yang baik dari semua pihak, masalah sampah yang berkelanjytan bisa diatasi, menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat bagi semua makhluk hidup.

0 komentar:

Posting Komentar