22.6.24

Tugas Essay 6: Psikologi Lingkungan - Belajar di TPST Oleh : EMILIA SINTA MAHARANI

DOSEN PENGAMPU : Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA MA

NAMA : EMILIA SINTA MAHARANI

NIM : 22310410180

KELAS : SJ

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

Pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) merupakan salah satu aspek penting dalam lingkungan hidup. Manajemen pengelolaan sampah di TPST memiliki banyak permasalahan yang harus diatasi untuk dapat memastikan keberlangsungan lingkungan hidup yang sehat dan berkelanjutan.

Pada tanggal 4 Mei 2024, saya dan teman-teman dari Prodi Psikologi Universitas Proklamasi 45 berkesempatan untuk belajar mengelola sampah di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Randu Alas yang beralamat di Candi Karang Sardonoharjo Ngaglik Sleman Yogyakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk memahami lebih dalam tentang manajemen sampah dan bagaimana kita bisa berkontribusi pada kelestarian lingkungan.

Saat tiba di TPST Randu Alas, kami disambut oleh bapak Sudjono selaku pengelola di TPST Randu Alas dan kami di dampingi oleh dosen kami Dr.,Dra Arundati Shinta MA. Setelah dijelaskan sejarah berdirinya TPST Randu Alas dilanjutkan dengan tur keliling, di mana kami diperkenalkan dengan berbagai jenis sampah yang masuk ke TPST ini, mulai dari sampah organik, anorganik, hingga sampah berbahaya. Penjelasan mengenai proses pemilahan sampah sangat membuka mata saya tentang pentingnya memisahkan sampah sejak dari rumah untuk memudahkan proses daur ulang.

TPST Randu Alas pertama kali dibuka pada tanggal 16 Februari 2016 yang berawal dari beberapa relawan setempat telah mengajukan proposal untuk pengelolaan sampah ke Dinas Lingkungan Hidup setempat pada tahun 2015. Setelah mendapat persetujuan para pengelola melaksanakan sosialisasi terhadap masyarakat setempat. Setelah itu mulailah para warga bergabung untuk menjadi konsumen TPST Randu Alas sekitar 25 KK. Seiring berjalannya waktu, sekarang TPST Randu Alas mengelola sekitar 370 KK sampah rumah tangga dan sampah industri.

Dalam pengelolaan sampah yang dilakukan TPST Randu Alas sangat terbatas karena kurangnya tenaga kerja yang ada, untuk saat ini TPST Randu Alas hanya memiliki 6 orang anggota yang berperan aktif dalam pengelolaan tersebut. Beberapa upaya telah dilakukan untuk menambah tenga kerja namun banyak orang yang tidak mau karena memandang rendah pekerjaan tersebut. Kendala lain yang dialami adalah belum adanya teknologi yang mampu mengelola sampah secara efisien dan ekonomis untuk di terapkan di TPST.

Aspek sosial juga menjadi permasalahan dalam manajemen pengelolaan sampah di TPST. Terkadang, masyarakat sekitar tidak terlibat dalam pengelolaan sampah secara berkelanjutan, sehingga membuang sampah sembarangan dan mengabaikan pentingnya daur ulang dan pengelolaan sampah yang benar.

Selama kegiatan ini, saya juga diajarkan tentang teknik pengomposan yang efektif. Petugas TPST menjelaskan langkah-langkah dalam membuat kompos dari sampah organik, seperti sisa makanan dan daun kering. Kami diajak melihat langsung proses penguraian sampah organik di komposter, yang akhirnya menghasilkan kompos berkualitas tinggi untuk digunakan sebagai pupuk alami. Melihat proses ini secara langsung memberi saya pemahaman yang lebih mendalam tentang siklus hidup sampah organik dan bagaimana kita bisa memanfaatkannya kembali.

Selain pengomposan, saya juga belajar tentang upcycling atau pemanfaatan kembali barang-barang yang dianggap tidak berharga. Di TPST Randu Alas, banyak barang yang diolah kembali menjadi produk yang berguna dan bernilai jual tinggi, seperti gallon bekas menjadi pot untuk tanaman. Kegiatan ini tidak hanya mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPA, tetapi juga memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Kegiatan belajar mengelola sampah di TPST Randu Alas ini sangat bermanfaat dan memberikan banyak wawasan baru. Saya tidak hanya belajar tentang teknik dan proses pengelolaan sampah, tetapi juga tentang pentingnya peran individu dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Pengalaman ini mendorong saya untuk lebih aktif dalam mengelola sampah di rumah dan menyebarkan kesadaran tentang pentingnya pengelolaan sampah kepada orang-orang di sekitar saya.

0 komentar:

Posting Komentar